O2. Wonder Woman

154 38 8
                                    

Ini emang work lama yang aku repub, tp gw berharap ttp ramai dgn antusias kalian❤

"Aku liat kok dia yang ambil mobil-mobilan Iky!"

Gadis berumur tujuh tahun itu melotot dengan mulut terbuka lebar, agaknya sedikit tidak percaya atas bualan yang baru saja diucapkan oleh bocah laki-laki yang kini mengarahkan telunjuk pada sosok di sebelahnya.

"Wah nih anak bener-bener ngajak ribut. Lo tuh udah bauk ingus mending diem deh. Berisik! polusi suara aja!" gadis kecil itu menggulung kedua lengan bajunya—tanda bahwa ia sedang mengibarkan bendera perang.

"Yang bau ingus sama belisik itu kamu!. Mentang-mentang megan temen kamu jadi kamu bela dia kan?. Hahaha kalau udah nyolong ya nyolong aja, gak usah pake dibela! Lagian papa dia juga penculi uang negara. Buah jauh tidak jatuh dari pohonnya" ucap bocah laki-laki itu, lagi. Tentunya masih dengan dasar bualan yang semakin memancing amarah gadis yang saat ini sudah berjalan mendekat, mengepalkan tangannya lalu mengangkatnya tinggi-tinggi hingga tepat di hadapan wajah bocah itu, satu panggilan menginterupsinya.

"Lana udah. Aku gak apa-apa kok" yang membuat si empu nama menoleh. Serautnya tidak santai, mengartikan bahwa ia tidak sependapat dengan ucapannya.

"Mana ada orang yang gak apa-apa setelah dikatain!. Megan lo gak usah sok kuat ya, kemaren abis kepeleset di got aja lo nangis!" kekeuh sang gadis masih hendak melanjutkan aksinya. Namun sayangnya, kini suara tangisan benar-benar menghentikkannya.

Kelana, gadis itu segera mendekat ke arah Megan yang sedang sibuk mengusapkan mata basahnya. Air mata terus menerus mengalir tanpa di pinta. "Please...La-lana, ak-u seriusan gak apa-apa..." mohonnya membuat Kelana mendengus. Menatap Megan dan kedua bocah laki-laki lainnya secara bergantian.

"Bersyukur lo berdua gak dapet tonjokan maut gue. Denger, jangan berani lo deket-deket Megan lagi kalau lo gak mau gue tonjok sekaligus tendang titit lo atu-atu" Kelana menarik tangan Megan pelan hendak membawanya pergi, namun sebelum itu Kelana sempatkan untuk kembali menoleh menghadap dua bocah tersebut. "Gak usah sok ngomongin pencuri uang negara deh kalau nyebut pepatah aja masih remidi. Lagian gue tau kalau mobil-mobilan lo itu juga hasil colongan di toko di komplek sebelah. Cih, najis!".

🌻🌻🌻

Menjalani hidup yang warna-warni dan tidak monokrom memang seperti mimpi indah di malam hari, tetapi bagaimana bila sosok Kelana terlibat di dalam warna-warni tersebut?.

"Sial banget gue" batin Megan yang kini menatap sebal ke arah Kelana yang asik berbincang dengan sosok teman baru yang baru saja gadis itu kenal lima menit lalu.

Statusnya saja memang 'teman baru', tetapi melihat bagaimana Kelana yang melontarkan banyolan yang biasanya gadis itu lontarkan kepada anak komplek hingga terbahak kencang sembari memukul gemas lengan laki-laki—iya, teman baru Kelana berwujud adam dengan perawakan sedikit tampan menurut Megan—justru menunjukkan mereka seperti teman lama yang sempat dipisahkan oleh waktu namun dipertemukan kembali lewat takdir.

Bahkan kini eksistensi Megan seperti tembus pandang di mata Kelana. Tidak diacuhkan bahkan agaknya tidak dianggap.

Megan menarik ransel Kelana yang sempat merosot di pundaknya dengan kasar. Dirinya saat ini lebih terlihat seperti seorang kacung yang ditugaskan  untuk membawa barang bawaan sang bos, sedangkan sang bos malah asik bersantai.

"Ck. Lana" panggil Megan mengharapkan respon dari si empu nama. Tapi tida juga dihiraukan.

"Lana" sekali lagi. Namun, hasilnya tetap sama.

Sampai pada akhirnya sebuah panggilan dari pengurus OSIS yang menyuruh calon murid baru untuk berkumpul di lapangan tengah, barulah gadis itu menoleh. Memandangi Megan dengan satu alis menukik, "Ngapain lo berdiri kayak patung disana?. Cepetan baris, ayo" ajaknya berjalan lebih dulu, meninggalkan Megan yang hanya bisa menghela napas kasar.

2gether ; Jisoo ft. BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang