Sebuah ruangan yang hangat itu mereka terus menunggu. Menunggu kabar dari seseorang berbaju putih yang sejak 30 menit lalu tidak kunjung selesai melakukan suatu hal.
"Eomma kenapa lama sekali?"
Anak kecil berumur 13 tahun itu bertanya sambil mendongakkan kepalanya kearah sang ibu yang juga masih fokus memerhatikan.
Wanita itu menoleh dan berjongkok menyamakan posisi mereka.
"Taehyung sabar ya.."
"Tch. Aku ingin pulang eomma."
Rengeknya. Anak kecil berumur 13 tahun itu memang tidak sabaran apalagi soal menunggu sang kakak.
"Kita tunggu Hyungmu dulu. Kasihan dia kalau kita pulang siapa yang jaga?"
"Aku akan pulang sendiri saja!"
rasa kesal terlihat kentara ia tunjukkan. Ini bukan pertama kali ia menghadapi situasi ini namun tetap rasanya jengkel. Langkahnya ia tekankan supaya sang Eomma sadar bahwa ia telah merajuk, namun sayang wanita itu lebih memilih menunggu si anak sulung.
Hal itu tidak pernah ia lupakan. Bagaimana sang Eomma yang selalu lebih memerhatikan Hyungnya. Sampai ia beranjak usia 17. Sementara Hyungnya, Seokjin sudah kuliah di usia 21 tahun.
Hari ini tepat ulang tahunnya. Sengaja Taehyung masih terjaga tengah malam untuk menanti detik jam berganti pada hari kelahirannya.
Ia duduk bersender dengan laptop di paha nya menunjukkan jam yang beberapa detik lagi akan habis.
Ia tersenyum miris.
"Taehyungie.."
Suara dari luat pintu yang diiringi ketukan halus itu menghapus senyumannya. Dengan malas ia beranjak bangun.
"Selalu saja dia itu," gumamnya kesal.
Cklek
Sosok Seokjin berdiri tegap disana dengan kue kecil diatas kotak berbungkus kertas kado yang lucu.
Taehyung melihatnya dari ujung kaki keatas. Tidak ada guratan bahagia ia tunjukkan.
"Saengil chukkae Uri Taehyungie," ucapnya diiringi dengan senyuman manis.
Taehyung hanya diam menatap Seokjin.
"Ayo tiup lilinnya."
"Kau pikir dengan ini aku akan menerimamu, begitu?"
"Urusan itu nanti saja. Aku juga tidak meminta. Tiup lilinnya sekarang kalau tidak biar aku saja--"
Fyuuuh
Taehyung langsung meniup lilin diatas kye brownies cantik itu.
"Puas?"
"Hehe.. ini ambil kue dan hadiahnya. Eomma kelelahan jadi ia tidak sempat memberikanmu kejutan."
"Kau pikir Eomma lelah karena mengurus siapa? Coba saja kau tidak lemah pasti Eomma akan memerhatikanku."
Mendengar hal itu bahu Seokjin turun. Ia memunduk dan mengambil napasnya dalam.
"Maafkan aku Taehyung-ah.." sesalnya.
"Percuma saja. Maafmu tidak akan merubah apapun."
"Tapi t-tolong terima ini!"
Seokjin langsung memberikan benda yang ada digenggamannya pada Taehyung.
Hampir saja kue itu terjatuh terpaksa ia menerimanya walau ada perasaan malas menyelimuti.
"Sudah. Ini hari spesialku. Aku tidak mau diganggu."
Blam
Dorongan pintu yang kencang membuat Seokjin sedikit terlonjak. Ia mengelus dadanya yang ikut terkejut dengan suara itu.
"Kapan kau akan berhenti bekerja hm?"
Bersambung...
Hei saya mau tes ombak dulu kalo suka saya lanjut hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA (Taejin Brothership)
FanfictionKim Seokjin menyebalkan. Selalu saja dia yang mendapat perhatian Eomma -Taehyung Waktu yang ia punya lebih singkat, nak. Tolong mengerti -Eomma