Bagian 5 (END)

66 5 1
                                    

Kelap-kelip lampu yang berputar mulai menghilang dilahap gedung-gedung besar. Mobil hitam yang dinaiki mereka, biasa digunakan Alice dan Lena saat pulang dari bar. Begitu memuaskan setelah meminum wine, dan alkohol untuk mendinginkan pikiran.

Lena menyandarkan bahu ke kursi mobil, hari yang melelahkan. "Gimana? Asyik juga, kan?"

Alice mengangguk tak menyangka akan semenyenangkan ini. "Asik banget gila!"

Kedua gadis itu berjalan ke kiri ke kanan tak nentu arah setelah menuruni mobil. Menaiki elevator apartemen yang sangat mewah, dan mahal.

Pintu ruangan terbuka, Lena dan Alice langsung berpencar ke kamar mereka masing-masing tanpa mengeluarkan sepatah dua kata lagi. Lena merebahkan diri ke atas kasur dengan mata terpejam.

Senyum tipis terulas dibibir gadis itu, terlihat sedikit menyakitkan. Ia membuka pakaian yang menggantung di tubuh, tidak meninggalkan sehelai benang pun. Garis luka panjang terpatri di tubuh Lena.

"Jordi bodoh. Gue udah bilang bakal lakuin apa pun buat lo, kalo lo jadi pacar gue," racau gadis itu.

"Seenaknya lo bilang gue cewek murahan!" Lena mengakhiri dengan tertawa kecil, dan mulai memasuki alam bawah sadar.

"Seenaknya lo bilang gue cewek murahan!" Lena mengakhiri dengan tertawa kecil, dan mulai memasuki alam bawah sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keenan si pemuda berwajah tampan itu berjalan menuju dapur dengan bertelanjang dada. Ia meneguk segelas air putih hanya dalam hitungan detik.

Keenan memijat kepalanya yang pening. "Lupa gua, enggak bisa minum alkohol banyak-banyak."

Felix menepuk-nepuk pundak Keenan. "Makanya sering-sering ke bar."

"Bukan Keenan kalo sering pergi bar, mah!"

Felix menghela napas saja. Mengalihkan pembicaraan. "Sekarang udah mau berhenti?"

Keenan ikut duduk di kursi dapur. "Apa? Ngomong yang jelas, Dodol."

"Lo udah bunuh Ana sama Rino. Eh, maksud gua si Bang Rino," kata Felix mengetuk meja.

"Jadi berhenti kejar Jordi?" lanjut Felix.

Keenan tertawa lepas. "Rasa cinta gue ke Jordi enggak akan pernah pudar sedikit pun, Lix."

Felix menelungkupkan kepala ke meja. "Gue pikir, lo emang tau kalo Rino simpan rasa sama lo, Ken. Dan soal ritual itu, lo enggak mau berhenti emang?"

"Kejar Jordi dengan raga Keenan, jangan pakai raga Kalena. Gue rasa itu jauh lebih baik," lanjutnya.

"Lo aja yang berhenti jadi cewek." Keenan tak memedulikan ucapan Felix.

"Yaudah, gue juga muak lakuin ritual itu melulu setiap ke sekolah. Lagian, gue juga capek pura-pura jadi cewek, ribet."

Keenan terkekeh geli. "Seorang Alice yang pendamai, bisa capek?"

"Kalo lo lupa, gue masih manusia. Ritual itu kaga bakal buat gue berubah jadi cewek selamanya. Cuman beberapa waktu doang ye!" jelasnya. Keenan lantas mengangguk malas mendengar celotehan pria itu.

"Lix," panggil Keenan.

Felix berdeham menyahuti.

"Kalo denger keluarga Lexander hilang, kecuali Jordi. Jangan heran kalo mereka semua mati," ucap Keenan gamblang membuat suasana apartemen meremang. Obsesi secara tidak langsung itu tidak cukup Keenan sadari atas tindakannya.

 Obsesi secara tidak langsung itu tidak cukup Keenan sadari atas tindakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kisah ini telah usai.
Persahabatan, pengkhiatan, dan kehancuran.

Persahabatan, pengkhiatan, dan kehancuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dareana atau Ana

Dareana atau Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felice (Alice)

Beri vote jika suka cerita ini!
Gamsa haeyo, jangan lupa share ke temen-temen kalian yuk biar Hidden Secret bisa Rame! Sekali lagi, Terima Kasih!

Hidden Secret StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang