_♢♢_
Pagi sekali, sinan bangun dari tidurnya dengan senyuman kecil terbit di bibir mungilnya. Rasa antusiasnya di pagi kali ini, mengalahkan sang mentari yang bahkan baru saja menampakan cahayanya sebagian. Ia begitu semangat mengawali hari ini dengan bangun lebih pagi dari hari–hari biasanya.
Hari ini adalah hari yang di tunggunya sejak minggu terakhir ini. Dimana hari ini merupakan hari pertama ia di resmikan sebagai murid SMA Garuda Bangsa. Hari ini ia sudah bertekad untuk memulai semuanya kembali dari awal dan melupakan apapun yang sudah terjadi di masalalu.
Dimulai dengan senyuman menyambut pagi ini, setelah merasa nyawanya benar-benar sudah terkumpul, sinan pun bangkit dan berjalan menuju kamar mandi . Tak memakan waktu lama kini ia terlihat keluar dari kamar mandi. Lengkap dengan Balutan seragam SMA Garuda bangsa di kenakannya, yang terlihat begitu pas di badan rampingnya itu.
Sinan mendaratkan bokongnya di kursi di depan meja riasnya. Ia mulai memoleskan beberapa skincare di wajahnya yang memang tidak boleh terlewatkan. Mulai dari memakai suncreen dan terakhir memoleskan lipbam di bibir mungilnya.
“perpect!”
gumam sinan seraya berdiri dan berputar di depan cermin untuk memastikan penampilannya sekali lagi. Setelah di rasa cukup, ia pun mengambil tas nya dan mulai berjalan keluar dari kamarnya.
“pagi ayah, bunda”
-sapa sinan setelah sampai di ruang makan rumahnya. Ia mencium pipi Ayah Bunda nya bergantian membuat keduanya tersenyum sekaligus bingung. Tumben sekali putri nya ini terlihat sangat bersemangat, ada apa gerangan kah?.
“wah! Putri ayah, bener-bener udah dewasa ya sekarang. Cantik banget pake seragam SMA”
puji Irfan sang ayah. Sinan hanya menanggapi pujian ayahnya itu dengan senyuman.
“kenapa nih? Tumben banget jam segini udah siap, biasanya juga harus di teriakin bunda dulu baru mau siap-siap”
Berbeda dengan tanggapan Ayahnya, Lisa sang bunda justru terus terang terhadap keheranannya. Sinan menghela napasnya kemudian mengambil sepotong sandwich yang sudah sang bunda siapkan.
“gapapa, Cuma lagi semangat aja”jawab sinan membuat Lisa dan Irfan saling berpandangan. Ada rasa tenang di hati Lisa dan Irfan, setelah sekian lama mereka akhirnya bisa melihat keceriaan lagi di wajah putri semata wayangnya itu.
“oh iya, kemarin kan di sekolah ada promosi ekstrakulikuler gitu, terus aku sama temen ku kaya nya tertarik buat masuk ekstrakulikuler paskibra, boleh kan ?”
Irfan dan Lisa sekali lagi dibuat tercengang mendengar penuturan dari sinan. “paskibra ?” ujar keduanya bersamaan, mereka bertanya untuk memastikan sekali lagi bahwa yang di dengarnya itu benar. Sinan mengangguk sebanyak dua kali “iya“ jawabnya singkat.
“eum.. Ya boleh-boleh aja sebenernya, tapi kamu yakin mau ikutan paskibra ? Setau ayah Paskibra itu tegas banget loh nak..“ ujar irfan.
“iya sayang.. Kamu srius mau ikutan paskibra ?” timpal lisa.
Sinan tersenyum mendengar tanggapan kedua orang tuanya. Entah mereka yang tidak percaya atau mereka yang khawatir akan dirinya. Apapun itu, sinan akan membuktikan kepada keduanya. Bahwa kini putri kecilnya itu sudah benar-benar dewasa.
“ Ayah, Bunda, sinan srius mau ikutan paskibra. Sinan juga tau kalo paskibra itu salah satu organisasi yang tegas. Itu juga sebabnya sinan pilih buat masuk paskibra, sinan mau belajar mandiri dan coba buat gak manja dalam keadaan apapun”
Lisa dan irfan menatap haru putrinya itu. Rupanya kini sinan yang mereka rindukan telah kembali. Harapan mereka yang menginginkan sinan bangkit dan kembali menjadi sinan yang ceria dan selalu bersemangat seperti dulu sepertinya akan segera tercapai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINAN GARA
Jugendliteratur" Siapapun tidak akan pernah bisa berlari dari takdir" Kisah dua orang remaja yang bernama Sinan dan Ranggara yang telah merajut kisah dari masa SMP namun memutuskan untuk saling melupakan karna berbagai alasan . Namun apakah takdir menyutujui nya...