05. Gen Jung's

131 7 0
                                    

----- S U G A R -----

Mark merasa dunia sangat cepat memutar hari. Baru rasanya kemarin ia haha hihi menghabiskan weekend di kebun raya, hari ini ia sudah kembali mengadu nasibnya menjadi seorang mahasiswa.

"Ngapa lu? Lemes amat tu muka," tanya Jeno yang sudah selesai sarapan.

"Bacot," Mark menatap adiknya kesal. Ia telat sarapan karena harus garap laporan kepanitiaan semalam lewat online bersama teman-temannya.

"Siapa yang lemes bang?" tanya Taeyong yang mengambil bekal untuk Jaehyun.

"Ni si kakak ni bu, begadang main ML sama temen-temennya," bohong Jeno. Jeno sebenarnya tak tahu apa yang dilakukan oleh Mark semalam tapi ia cukup mendengar suara orang tengah berdiskusi saat melewati kamar kakaknya.

"Ga usah sok tau deh lu, kalo lo gatau mending lo diem, sebelum gue plester mulut lo," ancam Mark.

"Kakak begadang?" kini giliran Jaehyun yang bertanya. Ia sedari tadi membaca grafik saham di ipadnya.

"Iya dad, gara-gara deadline proposal, makanya gitu," jelas Mark.

"Hooo, kalo gitu nanti mau daddy anter?"

Mark yang sedang minum susunya menggeleng, "Ga usah dad, nanti Mark nebeng Jeno aja,"

"Lah, bayar,"

"Gampang, dad bayar,"

"Astaga kalian ya," bubunya hanya menggeleng gelengkan kepala saja, melihat kedua putranya yang berargumen.

"Ini Sungchan mana bu? Udah berangkat?"

Tepat setelahnya, Sungchan keluar dari arah toilet sambil nyengir lebar seperti habis menang lotre.

"Hadir!"

"Keluar berapa kilo?" tanya Jeno pada Sungchan yang masih berdiri sambil mengambil roti tawar yang ada di meja makan.

"Gatau bang, 2 kilo kayaknya,"

"Anjay, jual Chan, pakein pupuk,"

"Jeno, mulutnya," tegur Taeyong. Bisa-bisanya anaknya ngomong begitu saat di meja makan. Memang hanya Mark yang masih sarapan sih dan anak itu juga tidak terlalu peduli dengan adik-adiknya, tapi tetap saja tidak etis jika membahas hal yang seperti itu disini.

"Lu mau nebeng juga?" tanya Mark pada Sungchan yang baru saja duduk di kursinya.

"Nebeng? Kemana kak?"

"Ke pasar. Ya kali Chan. Sekolah lah,"

"Oh sekolah, boleh aja sih, si gemoy juga hari ini dianter bokapnya. Tapi ntar pas balik Sungchan dijemput kan?"

"Jemput lah! Kalo sampe ni kunyuk ga mau jemput lo, biar gue bogem rahangnya," sahut Mark.

"Ett ettt galak amat bossq, minum dulu susunya coba abisin," sindir Jeno yang saat ini bermain ponsel.

Sungchan tertawa, senang dia tuh sama keluarganya, apalagi sama kakaknya yang tak kalah gemoy dari pacarnya ini. Sok sokan mau ngebogem rahang abangnya, padahal dari segi fisik dan kekuatan kakaknya kalah mutlak dari abangnya.

"Oke siap, nanti Sungchan pulang jam 5 sore ya, soalnya sekalian les,"

"Pas, gue juga balik sekitar jam segitu. Jen, inget kalo lo duluan selesai kelas jangan lupa tungguin gue dulu, baru jemput Sungchan, sekalian balik oke?"

"Hoh,"

"Gini dong, akur. Kan seneng bubu liatnya,"

"Hehe, uang jajan nambah dong bu?" tanya Sungchan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUGAR || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang