selamat membaca
***
"Ayo Sayang di makan mangganya," Adam menyerahkan sepiring potongan mangga yang sudah mangkal ke hadapan istrinya. Namun, bukannya menerimanya Adel justru acuh tidak menghiraukam ucapan Adam.
"Enak lho ini Del, di makan ya. Tadi katanya mau mangga," ucap Adam lagi pada Adel.
"Sudah tidak minat," ucap Adel dengan ketusnya.
"Enak lho ini Del, saya metiknya susah payah sampai jadi makanan semut rangrang. Masa tidak kamu makan. Coba sedikit ya," Adam ingin menyuapkan sepotong mangga untuk Adel namun langsung di tampik oleh Adel sampai potongan mangga itu jatuh.
"Kalau di bilang tidak mau ya tidak mau Mas, kenapa maksa sih. Kamu makan sendiri itu mangganya, kalui tidak ikhlas ambilnya." ucap Adel dengan kesal.
Tadi memang dia sangat ingin makan mangga itu, tapi begitu mangganya sudah di petik oleh suaminya seketika keinginan untuk makan mangga hilang sudah. Membayangkan rasa asam dari mangga yang baru setengah matang itu membuat Adel bergidik ngeri.
"Kamu memang tidak bisa menghargai usaha orang Del," Setelah mengatakan itu Adam langsung meletakkan piring berisi potongan mangga di depan Adel dengan sedikit keras dan berlalu pergi.
Jika di tanya apa Adam marah, jawabannya tentu saja dia marah. Dia yang sangat mengantuk, di paksa untuk bangun dan mengambilkan mangga dari pohon yang sangat tinggi. Belum lagi tubuhnya bentol-bentol jadi sasaran semut rangrang. Sudah menahan kantuk dan gatal di badan tapi usahanya sia-sia. Ketika mangganya sudah di dapatkan, justru tidak di makan. Sesabar-sabarnya Adam, menurutnya keinginan istrinya sudah keterlaluan. Katakan manusia mana di muka bumi ini yang tidak akan marah jika di perlakuan seperti itu.
Elen dan Kayla yang sejak tadi menyaksikan perdebatan kecil antara Adel dan Adam hanya bisa diam. Tidak berani mencampuri urusan kedua orang itu. Mereka lebih memilih jadi penonton.
Adel hanya diam saat melihat suaminya pergi begitu saja, dia kemudian berfikir apa sikapnya sudah sangat keterlaluan sampai-sampai Adam marah padanya.
Tidak mau memperpanjang masalah, Adel langsung pergi menyusul Adam yang mungkin saja tengah berada di kamar saat ini.
Sampai di kamar ternyata Adam kembali tidur, dia menutup hampir seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Adel yang melihat hal tersebut hanya bisa terkekeh pelan.
Adel kemudian mendekati ranjang dan duduk di sisi ranjang tempat Adam tidur.
"Papi kamu ngambek Dek," ucap Adel sambil tangannya mengusap pelan perutnya sendiri.
Melihat tidak adanya sedikitpun pergerakan dari Adam, Adel berusaha menarik pelan selimut yang di gunakan Adam. Adel bisa melihat Adam yang tertidur, matanya terpejam tadi Adel yakin suaminya itu hanya pura-pura tidur.
"Mas sudah tidur?"
Masih tidak ada jawaban apapun.
"Tanyain Dek, Om Adam tidur apa ngambek."
Adam langsung membuka matanya, menatap Adel dengan tajam. Adel yang melihat itu bukannya takut justru tertawa. Kenapa suaminya begitu menggemaskan.
"Jangan kurang ajar kamu Del sama saya," ucap Adam dengan ketus.
"Habisnya Mas, masa cuma di kerjain anaknya begitu saja sudah ngambek. Ini kalau ngambek terus betulan aku suruh panggil Om ini..."
"Bukan anak saya yang ngerjain tapi pasti kerjaan kamu kan yang dendam sama saya makanya suka bikin jengkel." Jawab Adam dengan ketusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELIA (SELESAI & PINDAH DREAME/INNOVEL/KBM)
RomanceBagaimana jika kamu hidup selalau dalam bayang-bayang seseorang. Bukankah itu sangat menyedihkan, bahkan jika itu adalah kakak kandungmu sendiri. Mungkin tidak akan ada perempuan yang ingin hidup seperti Adelia. Nb: cerita ini slow up, yg sabar bole...