BAB 44: SIKAP POSESIF ADAM

1.3K 253 11
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

"Mami kapan adiknya Kay lahir?" Sejak tadi Kay duduk di hadapan Adel dan terus saja mengelus perut buncit maminya itu.

"Satu bulan lagi, mungkin." Ucap Adel pelan. Tangannya mengusap rambut panjang putrinya dengan sayang.

Semakin hari perut Adel semakin besar dan dia semakin malas beraktifitas. Jalannya mulai susah, dan lebih mudah lelah. Di usia kehamilan yang sudah memasuki usia 8 bulan semakin membuat ruang geraknya terbatas. Bahkan Adam sering mengomel jika Adel melakukan aktifitas yang berlebihan. Suaminya itu sangat protektif dalam manjaga kehamilannya ini.

"Nanti Adiknya Kay laki-laki atau perempuan Mi?"

Adel menggeleng pelan, sampai sekarang dia dan Adam memang sepakat untuk tidak ingin mengetahui jenis kelamin bayi mereka. Biarkan itu menjadi rahasia, dan kejutan saat lahir saja. Apapun jenis kelaminnya, mau laki-laki ataupun perempuan itu bukan masalah. Yang terpenting bayinya sehat dan tidak kurang suatu apapun.

"Mami belum tau Sayang, kan adiknya belum lahir. Kay maunya laki-laki atau perempuan?"

"Apa ya Mi? Kalau adiknya laki-laki tidak bisa di ajak mainan berbie Mi. Tapi kalau adiknya perempuan nanti Mami tidak sayang lagi sama Kay. Kata teman-teman Kay, Kay cuma anak tiri. Nanti kalau Kay punya adik, Mami lebih sayang sama adik." Kayla berkata dengan sendu. Adel langsung menatap  putrinya itu. Dia menangkup kedua pipi Kayla dan menatapnya dengan lekat.

"Kay dengar kan Mami. Mau anak tiri ataupun anak kandung Kay itu tetap anak Mami. Kesayangan Papi sama Mami, meskipun adiknya nanti lahir kasih sayang Mami dan papi tidak akan berkurang sedikitpun untuk Kay jadi jangan dengarkan ucapan orang-orang, Kay itu anak Mami. Tidak ada bedanya dengan adik di perut Mami nanti. Faham kan Sayang?" Kayla mengangguk dengan faham. Tanpa mereka sadari sejak tadi Adam berdiri tak jauh dari tempat mereka dan mendengar obrolan antara Adel dan Kayla.

"Kenapa ini, kenapa anak Papi sedih?" Adel tersenyum melihat kedatangan Adam. Kayla yang melihat papinya langsung minta di gendong. Adam pun mengangkat Kayla ke dalam gendongannya. Kayla memeluk leher Adam dan menyembunyikan wajahnya disana.

Adam melirik Adel, Adel hanya tersenyum.

"Cemburu dia sama adiknya. Takut tidak di sayang lagi." Ucap Adel.

Adam tertawa pelan, dia kemudian mengusap pelan rambut Kayla dengan sayang.

"Siapa yang bilang kalau adiknya lahir Kay tidak di sayang lagi. Malah sayangnya Papi nanti makin banyak untuk Kakak Kay. Nanti kalau adiknya lahir, Kakak Kay bantuin Mami jaga adik bayinya, mau kan?"

Kayla mengangguk pelan, di dalam gendongan papinya.

"Kay mau ikut Papi sama Mami tidak?" Adam mencoba mengalihkan perhatian putrinya. Agar tidak terus memikirkan kecemburuannya.

"Kemana?"

"Beli baju untuk adik bayi." jawab Adam. Dia memang sudah berencana belanja keperluan bayi bersama Adel siang ini. Makanya dia pulang lebih cepat dari biasanya. Sebenarnya Adam sudah ingin membeli keperluan bayi mereka sejak lama, namun di larang oleh para orang tua. Katanya pamali jika belum 7 bulan beli-beli peralatan bayi. Akhirnya baru sekarang akan terealisasi rencananya itu.

"Kay di belikan juga tidak?" tanya Kayla lagi.

"Di belikan juga dong. Nanti Kakak Kay bisa pilih baju apapun yang di suka. Nanti boleh beli juga," Adel yang kali ini menjawab.

"Horeee... Ayo kalau begitu kita pergi sekarang Pi." ucap Kayla seketika langsung semangat.

"Mas sudah makan siang?"

ADELIA (SELESAI & PINDAH DREAME/INNOVEL/KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang