OM TELOLET OM!!
Suara alarm gaib Chan mengusik ketenangan nurani Changbin. Dengan nyawa yang masih separuh, dia bangkit bagaikan zombie dan mematikan alarm tersebut. Changbin berjalan kembali menuju tempat favoritnya selain kulkas dapur tentunya. Matanya yang berat kembali terpejam rapat.
" BANGUNN!! CHANGBIN!!" Teriak Chan, seraya berlari mengetuk kamar adiknya yang lain. Keadaan menjadi ricuh seketika.
" Bang! Shampo gua mana?!" Teriak Hyunjin dari kamar mandi.
" Abang lu ada 3 disini becikot! Lu mau nanya yang mana?!" Sahut Changbin sewot.
" Teriak lagi! Gua sumpel mulut lu pake tissue!" Minho ikut emosi.
" Seragam gua mana sih?" Chan mondar mandir.
" Di kulkas!" Jawab Minho seadanya.
" Ngapain lu taro kulkas?"
" Ya lu pikir aja! Mana ada orang nyari baju di dapur! Di lemari sono!" Minho berasa pen getok abangnya yang satu itu dengan centong di dapur.
" Oh.." Chan melenggang santai.
" Tuh orang kaga minum obat ya? Jadi oleng begitu! Untung orang ganteng sabar." Minho mengelus dada.
Changbin sibuk memasukan makanan ke tas sekolahnya, membuat Minho yang berdiri di sana lagi-lagi tersulut.
" Sekalian aja lu bawa itu kulkas kesekolah!"
" Gua kan masih masa pertumbuhan bang! Butuh banyak asupan gizi!" Minho menggeser tubuh Changbin untuk menyelamatkan sebungkus roti dan sekotak jus.
" Heleh, makan mulu tapi ga tinggi-tinggi!" Celetuk Minho yang menyingkir dari hadapan Changbin.
" Ngomong apa lu barusan! Ribut nyok!" Changbin siap tawuran tapi Minho tak menggubrisnya.
Semetara itu sikembar yang ga mirip-mirip amat, sedang sibuk memperebutkan tasnya.
" Ini tas gua, Sung!" Felix menarik tas berwarna kuning itu ke arahnya.
" Ini tas gua, Lix!" Jisung kembali merebutnya.
" Kan dari orok punya lu warna biru!"
" Sekali-kali napa Lix gua pake yang kuning. Lu pake kuning mulu ga bosen apa? Buat hari ini kita tukeran dulu."
" Kaga bisa caplin! Gua udah rapihin buku gua semalem sesuai jadwal pelajaran di kelas gua."
" Ya udah lu tinggal beresin ulang, gampangkan!"
" Kaga bisa!"
" Bisa!"
" Kaga!"
" Eh lu berdua mau sampe kapan ributin masalah tas doang! Cepatan udah telat nih!" Chan menegur si kembar.
" Iya bang!"
" CEPET!!" Chan mengeluarkan ninjutsu nya.
Mereka sudah berjuang sekuat tenaga agar sampai di sekolah tepat waktu namun semua hanya sia-sia.
" Gimana nih bang?! Udah di gembok permanen lagi!" Keluh Hyunjin.
" Ga ada jalan lain. Kita harus kompak seperti biasa!" Ke enamnya mengadu pandangan.
" Buruan! Berat lu njir!" Hyunjin naik kepagar dengan topangan tubuh Changbin.
" Sabar sih bang!"
" Aduh, Je! Lama amat lu kayak perawan aja! Ini gua udah ga sanggup! Je buru!" Changbin tampak kewalahan
" Bang.., bang.., mohon maaf ini mah ya. Gua udah nangkring di pager dari tadi!"
" Ngomong dong! Mana gua tau!"
" Njir, abang gua otaknya separo!" Hyunjin menggeleng.
" No, lu yang berikutnya! Nih gua titip tas gua!" Intruksi Chan.
" Okay bang siap!" Dengan secepat kilat Minho naik kepagar. Dengan bantuan adik-adiknya Chan pun akhirnya bisa naik juga.
" Woy bantuin gua napa! Lu pada tega amat sama gua!" Changbin masih tertinggal di balik pagar sekolah.
" Loncat, Bin! Buruan! Keburu kepsek dateng, abis kita!" Minho dan Chan berusaha menggapai tangan Changbin untuk membantunya naik tapi lompatan Changbin kurang tinggi sehingga mereka tidak bisa menggapainya.
" OOOHH.. bagus ya kalian! Telat lagi! Telat lagi! Bapak kan sudah sering menegur kalian soal ini!" Pak Jin datang dengan kumis tebalnya yang terlihat seperti sedang break dance ketika beliau sedang marah.
" Bapak juga! Jam berapa ini! Jam segini baru dateng, ckck. Hati-hati pak!" Changbin malah balik memarahi Pak Jin.
" Hati-hati kenapa?"
" Bapak ga tau kalau kepsek sekolah ini galak?! Salah-salah nanti bapak di pukuli, di cincang, bapak di kuliti, di jadiin kerupuk kulit! Bapak mau begitu?"
" Ih serem amat ya!" Pak Jin bergidik ngeri.
" Iya mangkanya, panggilannya aja pak Jin. Anak Jin aja serem apalagi bapaknya? Maka dari itu bapak bantu saya loncantin pager ini. Nanti saya tarik bapak dari atas. Dari pada bapak jadi sate marangi kan!"
" Oke, oke! Saya masih muda, istri saya masih satu loh, Bin!"
" Lah iya mangkanya. Bapak jongkok di situ!"
" Di sini Bin?" Pak Jin bersiap dengan posisinya.
" Nah iya gitu! Maaf sebelumnya ya pak!" Changbin naik. Chan dan Minho membantu menariknya melewati pagar.
" Sekarang saya nya! Tolong saya! Saya ga mau jadi sate ini!"
" Maaf pak kita udah telat! Kita duluan ya pak!" Ke enamnya meninggalkan pak Jin yang masih tertinggal di balik pagar.
" Lah nanti saya di kuliti gimana?"
" Ga bakal pak! Kan bapak kepseknya!" Teriak mereka dari balik pagar.
" Oh iya, iya... syukur deh kalau begitu..." Pak Jin mengelus dadanya. Beliau terdiam sesaat.
" WAH EMANG ANAK-ANAK GA ADA AKHLAK!! SEMPRUL!!" Pak Jin mengamuk sejadinya.
Kyuji_25
KAMU SEDANG MEMBACA
THE YOUNGer BROTHERs
FanfictionBahasa Informal #SKZFAMILY #SLICE OF LIFE #HUMOR (harusnya)