Pagi ini mereka tidak telat karena alarm Seungmin yang lebih kejam dari Chan. Kini Seungmin tengah menghadapi kegarangan Pak Jin di ruang kepsek.
" Bang gimana nih kalau sampe tuh anak kenapa-kenapa?" Changbin risau.
" Tenang aja bang... Bang Seungmin itu pembicara yang baik. Dia juga pinter jadi pasti aman..." Jeongin sangat percaya dengan kemampuan sang kakak.
Tak lama kemudian Seungmin keluar dengan wajah datar. Ke tujuh nya langsung mengerubungi Seungmin kayak lalat buah.
" Lu ga apa-apa? Badan lu masih utuhkan?!" Minho mengecek struktur tubuh Seungmin.
" Gua ga apa-apa. Jeongin ayo masuk kekelas!" Ucap Seungmin santai dan kemudian berlalu bersama Jeongin.
" Gila juga tuh bocah! Salut gua!" Changbin menatap Seungmin bangga.
" Nasib nya mujur bener ga di cincang sama Pak Jin!" Timpal Jisung.
" Gua mau bikinin brownies ah buat mereka, sebagai ucapan terimakasih. Boleh ga bang?" Felix mempoint Chan.
" Boleh, usaha mereka kan patut kita apresiasi." Felix mendapat persetujuan dari Chan.
____
Hari minggu di rumah merupakan hari yang tenang, harusnya. Seungmin mengecek setiap kamar untuk memastikan kerapihan abang-abangnya. Semua sudah bangkit dari ranjang kecuali Jisung yang masih meringkuk di sana.
" Sung.. sung..." Panggil Seungmin lirih.
" Apaan sih! Pagi-pagi udah gong gong aja?!" Jisung menutupi telingannya dengan bantal.
" Nanti kamar lu beresin ya! Sampah nya juga, taro di tempat sampah!"
" Hhhhmmmmm....."
Kemudian Seungmin berlalu begitu saja. Sementara itu Changbin tengah asik menikmati burger untuk sarapan.
" Hmm... Enak nih!" Changbin gembira. Belum sempat burger itu menyentuh bibirnya Jeongin sudah lebih dulu mengambilnya.
" Woy In! Itu punya gua! Balikin!" Changbin berusaha merebut namun sia-sia.
" Ga bagus bang makan junkfood!" Jeongin segera menghabiskannya.
" Ga bagus tapi lu telen!"
" Kan abis ini kita mau olah raga!"
" Kita?"
" Iya! Yok!" Jeongin menarik Changbin sekuat tenaga namun Changbin tak bergeming.
" Ayok In jadi ikut ga?" Chan dan Minho sudah siap.
" Bantuin angkat ini bang!"
" Dwaekki ayo bangun! Mau bangun apa mau gua goreng?" Minho membujuk Changbin dengan tatapan sadisnya.
" Ayok dah! Gua masih mau idup!" Changbin bergegas bangkit.
Jam menunjukan pukul 10 tapi Jisung belum ada niatan baik untuk bangun ataupun membersihkan kamarnya. Seungmin yang sudah tak tahan dengan semua itu pun kembali menghampiri Jisung.
" Sung.. sung.. bangun..." Seungmin menggoyang-goyangkan tubuh Jisung namun sang bajing masih enggan membuka matanya, dia hanya sesekali menggeliat.
" Jisung-ah! Udah siang... Tolong cepet beresin kamar lu. Sampahnya bersihin, jangan ampe berantakan begini. Ga bagus." Bujuk Seungmin.
" Sung__"
Plakk!!
Sebuah dompet mendarat tepat di wajah manis Seungmin. Yang sedari tadi menahan emosinya mulai terprovokasi dengan lemparan si bajing.
" BERISIK BANGET JADI ORANG!! NJIR!!" Keluh Jisung tanpa dosa. Seungmin menarik kencang selimut Jisung membuat yang terbaring mau tidak mau kini duduk menatap kesal ke arah Seungmin.
" Gua udah minta baik-baik ya, gua ga masalah lu mau tidur ampe besok pagi lagi juga yang penting kamar lu rapihin."
" Kenapa sih lu bawel banget?! Ini kamar gua! Suka-suka gua mau di beresin apa ga! Atur aja hidup lu sendiri!" Jisung mendorong Seungmin.
" Biarin gua bawel! Gua bawel karena gua care sama lu, sama abang yang lain juga."
" Care?! Sejak kapan? Lu dateng tiba-tiba, ngaku saudara, dan langsung ngatur-ngatur seenaknya. Kayak gitu yang namanya care?!"
" Gua tau diantara yang lain lu yang paling takut soal serangga, kalau kamar lu kayak gini jangan kan serangga, tikus juga bakal betah di dalem sini. Jadi gua mohon lu beresein secepatnya!"
" OGAH!! Kalau lu mau beres, mau rapi, beresin aja sendiri!"
" JISUNG!!" Seungmin menaikan nada bicaranya.
" Apa? Hah!"
Pertengkaran tidak dapat terhindarkan. Felix dan Hyunjin yang mendengarnya segera berlari memisahkan keduanya. Chan, Changbin, Minho dan Jeongin yang juga baru kembali langsung berlari ke TKP.
" Ini ada apaan sih?" Chan menegur keduanya.
" Nih bang! Adek kesayang lu! Ngatur mulu kerjaannya!" Jawab Jisung emosi.
" Gua ngatur juga demi kebaikan bersama." Seungmin tak mau kalah.
" Kebaikan apa?! Lu ga usah sok bersih jadi orang! Gua udah cukup sabar ya, lu ngatur kamar kita seenak jidat lu. Lu ngatur kucing-kucing gua. Lu ngatur semua peralatan disini. Sekarang lu mau ngatur kehidupan kita juga?" Minho membela adik kesayangannya.
" No, dengerin dulu penjelasan Seungmin..." Chan berusaha menengahi.
" Gua males tinggal disini! Selama dia ada di sini gua bakal nginep di rumah temen gua!" Jisung pergi dengan emosi.
" Ini kan yang lu mau? Kalau ampe Jisung ga balik lagi ke rumah ini! Lu yang gua tendang!" Minho menunjuk tajam ke arah Seungmin.Seungmin dan yang lain hanya bisa diam.
Jeongin menghampiri Seungmin yang tengah berbaring sambil mengotak-atik benda kotak di hadapannya.
" Bang... Lu kenapa sih? Kayaknya lu agak keterlaluan deh. Minta maaf geh sama bang Jisung sama bang Minho."
" Lu pikir gua lagi apa?" Seungmin menunjukan chat permohonan maafnya pada Jisung.
" Loh kok ga ngomong langsung aja?"
" Kalau gua ngomong langsung mah, yang ada perang lagi. Apa lagi kalau bang Minho tau, bakal lebih runyam urusannya."
" Terus soal bang Hyunjin gimana bang? Gua yakin GTT itu bukan cuma geng biasa."
" Gua masih nyelidikin soal itu."
" Cepetan bang! Gua takut bang Hyunjin keburu terlibat dalam pergaulan yang ga baik!"
" Kalau lu segitu khawatirnya, kenapa ga lu aja yang turun tangan?"
" Hehe... Kan abang gua ini yang paling jago dan paling bisa di andalkan! Abang mau makan apa? Gua traktir!" Bujuk Jeongin.
" Giliran gini aja, lu bae sama gua!" Seungmin menggeleng.
Kyuji_25
KAMU SEDANG MEMBACA
THE YOUNGer BROTHERs
FanfictionBahasa Informal #SKZFAMILY #SLICE OF LIFE #HUMOR (harusnya)