2.2

215 17 0
                                    

Akibat kejadian tadi pagi, ke enamnya dipanggil ke ruang kepsek. Mereka berjejer rapi di depan kursi Pak Jin.

" Kesabaran saya sudah habis! Kalian bener-bener keterlaluan!" Pak Jin memulai siraman rohaninya.

" Intrupsi pak!" Hyunjin mengangkat tangan.

" Ya silahkan."

" Kalau kesabaran nya habis, isi ulang aja pak." Ide brilian Hyunjin.

" Saya ga bercanda!" Pak Jin memukul mejanya kencang, membuat Hyunjin meloncat ketakutan.

" Ga boleh marah-marah pak, nanti cepet tua." Sambung Jisung.

" Udah!" Jawab Pak Jin cepat.

" Lah tumben nyadar?" Jisung syok.

" Pokoknya saya akan laporkan kelakuan kalian ini ke orang tua kalian!"

" JANGAN PAK!" Jawab ke enamnya serepak.

" Ga ada nego lagi!"

" Pak maafin kita pak kita janji ga akan ulangi lagi, pleaseee ..." Minho memohon.

" Bapak ga kasian sama saya? Setiap hari saya harus mengurus lima anak nyasar ini. Mana bandel-bandel banget. Itu yang membuat saya sering telat. Tolong maklumin ya pak.." Chan curhat.

" Ohh tidak bisa! Keputusan saya sudah bulat! Orang tua kalian harus menghadap saya BESOK!!"

" Ya ga bisa pak!" Changbin angkat bicara.

" Kenapa ga bisa?"

" Orang tua kita lagi di luar kota, lagi hamidun!" Jawab Changbin.

" Yah si bego!" Gumam Minho yang kesal dengan kecerdasan adiknya.

" Gua pen nabok manja rasanya!" Keluh Chan sambil menahan emosi.

" Maksud kamu gimana, Bin? Masa bapak kamu juga ikutan hamil?" Pak Jin tak mengerti.

" Itu loh pak, kalau pasangan jalan berdua itu..."

" Ngedate?!" Sahut Hyunjin cepat.

" Bukan elah, apa tuh yang ada bulan bulan nya gitu?" Changbin berpikir keras.

" Kalender?" Sahut Felix.

" Bukan... Ih.."

" Ya udah berapa huruf?" Sahut Jisung.

Brakk!!

Pak Jin menggebrak meja kencang membuat anak-anak itu seketika terdiam tak berkutik.

" Malah main tebak-tebakan!" Tegur pak Jin.

" Ya pak maaf..."

" Bulan madu bukan?" Tanya Pak Jin.

" Selamat anda mendapat kan 2jt rupiah! Jangan di tagih!" Keadaan kembali riyuh.

" Sudah! Sudah! Pokoknya bapak ga mau tau! Besok wali kalian harus menghadap bapak. Kalau tidak kalian berenam bapak skors!"

Mendengar keputusan Pak Jin yang tak lagi bisa diganggu gugat membuat wajah keenamnya mendadak murung.

Mereka berjalan pulang dengan wajah yang di tekuk sempurna. Mereka masuk kerumah dengan tatapan tanpa jiwa.

" Sore!" Sapa seseorang dengan senyum manis, surai hitam yang agak basah dan handuk di bahunya.

" Sore!" Sapa mereka serempak.

" Bang udah selesai?" Sesosok kembali terlihat menyapa akrab seseorang yang menghampirinya.

" Udah, mandi sono!"

" Oke! Eh.. sore.." Sapa sesosok itu pada mereka.

" Sore!" Lagi-lagi mereka kompak menjawab.

Ke enamnya bertatapan satu sama lain. Mereka buru-buru kembali keluar dan mengecek alamat rumah mereka.

" Masih bener kok! Ini rumah 325!" Chan membaca teliti.

" Nah terus duo cebong itu siapa?" Pertanyaan Minho mewakili semua.

" Wah! Ga bisa di biarin ini!" Changbin menerobos masuk kerumah. Dia berjalan dengan gagah menuju kamar mandi.

" Tahan bang! Nyebut!" Felix berusaha menenangkan sang kakak.

" Minggir Lix! Biar gua kasih pelajaran dia!"

" Mau ngapain lu masuk situ? Mau ngadu pedang?! Inget gendre woy!" Minho mengingatkan.

" Tahan Bin, kita tunggu sampai mereka berdua selesai! Abis itu kita sikat mereka berdua!" Chan emosi.

____

Seungmin dan Jeongin sudah cakep dan wangi banget sementara yang di hadapannya masih kucel-kucel bau matahari.

" Siapa lu berdua?" Chan to the point.

" Adek kalian!" Jawab Jeongin santai.

" Adek lagi?! Njir! Ini emak bapak kita ga ada akhlak emang!" Changbin nepok jidat.

" Bunuh ae gua, Bin! Gua ga sanggup dengan semua ini!" Minho kena mental.

" Yang bener kalau ngomong! Anak terakhir mama Jamie dan papa Jae kan kita berdua! Upil dan Ipil!" Jisung dan Felix tidak terima.

" Bukan bang... Udah terima nasib aja. Kenalin ini abang gua Seungmin dan gua adek bungsu kalian Jeongin. Salam kenal abang-abang ku!" Jeongin tersenyum lebar.

" Bodo amat!" Sahut Changbin.

" Tapi manis bang, lumayan... Unyu gitu..." Hyunjin terpesona.

" Terus maksud dan tujuan kalian apa kemari?" Chan masih penasaran. Seungmin bangkit dan berjalan mendekati ke enamnya.

" Pagi tadi papa dan mama mendapat telpon kalau abang semua bikin masalah di sekolah. Jadi kami kesini untuk menyelesaikan masalah kalian." Seungmin menjelaskan dengan penuh wibawa.

" Caranya?" Tanya Hyunjin.

" Kita lihat aja besok!" Seungmin tersenyum. Chan salah tingkah melihat pesona Seungmin.

" Terus lu berdua mau tidur dimana? Di sini cuma ada 3 kamar!" Tanya Chan.

" Gua sama bang Seungmin sudah membagi kamar abang-abang semua kok, jadi kalian tidak perlu khawatir."

" Sekalian, kita juga udah bersihin kamar kalian yang keliatan kayak kandang(?). Mulai sekarang gua harap abang-abang semua lebih memperhatikan soal kerapihan kamar, karena gua paling ga suka kalau ada barang yang berantakan. Apa lagi kalau ada sampah yang ga guna!" Seungmin menatap tajam.

" Kayak lu dong, Je!" Ledek Jisung.

" Ga sopan lu! Panggil gua abang!" Hyunjin menggetok Jisung.

" Hiks, hiks, bang Lino... Haje galak sama Icung..." Jisung mencari perlindungan ke abang favoritnya.

" Lu belum makan tissue ya hari ini?!" Minho menatap Hyunjin sadis.

" Oke sekian perkenalan dari kami berdua, untuk kurang lebihnya kami mohon maaf. Pesan dan saran silahkan kirim lewat chat aja. Terimakasih!" Seungmin dan Jeongin masuk ke kamar mereka.

" Bang! Lu ngomong dong! Masa kita kalah sama cebong dua itu sih?!" Changbin memprovokasi Chan.

" Iya bang! Lu kan yang paling TUA!!" Sambung Minho.

" Tua nya ga usah di bawa-bawa juga!" Chan emosi.

" Nanti deh gua bakal tegur mereka. Untuk saat ini kita ikutin aja maunya duo racun itu. Sekarang bubar gerak!!" Mereka pun berhamburan.










Kyuji_25

THE YOUNGer BROTHERsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang