untittle 4

106 4 1
                                    

Api cemburu membara di benak Eva dan raut wajah kesal masam melihat Rudi dari dalam mobil, di kerubuni wanita-wanita cantik yang memberi selamat atas pembukaan perlombaan golf. Wanita - wanita matang nan mempesona (30 thnan) Mencengkram setir mobil. Terbakar cemburu,Eva membuka pintu mobil. Namun belum sampai pintu terbuka lebar, Eva melihat Bianca yang memisahkan Rudi dari wanita - wanita pencari perhatian lalu membawa Rudi pergi.

Eva mengurungkan niat, melampiaskan amarah pada perempuan yang mendekati Rudi. Beruntunglah Bianca muncul menyadarkan Eva, dirinya di butakan cemburu. Membahayakan statusnya dan bisa mempermalukan diri sendiri. Eva melihat Bianca duduk di samping Rudi dan membayangkan dirinya ada di setiap kegiatan Rudi. Rasa ingin memiliki Rudi terasa menggelora. Statusnya tidak pernah diketahui siapapun.

"Sabar...sabar... Sabar" Eva mengusap dada.

Selesai acara golf, Rudi, Bianca duduk di kursi belakang.pulang mengendarai mobil yang di supiri oleh Lia.

"Heran, cewek - cewek tadi kayaknya pada caper banget. Kalau mau menang, gak gitu juga kali." Ucap Bianca.

Mata Lia seketika melihat Bianca di sepion tengah mobil.

"Caper gimana, biasa aja." Jawab Rudi

"Body language nya itu pah, ya ucapin selamat tapi tangan sama bibir nyosor papah. Lain kali kalau ada perempuan gitu di tangkis kenapa pah, merusak image perusahaan juga kalau papah di bilang suka perempuan muda." Ucap Bianca

"Kode keras nih" suara hati Lia

"Udahlah ngapain urusin kaya gitu, gak penting." Jawab Rudi.

"Bianca gak suka pah, kalau perempuan - perempuan itu ke centilan banget. Beda in tuh sama teman bi, cantik, elegan, gak kaya yang belai belai papa tadi. Bianca gak suka kalau papa deket2 sama perempuan kaya gitu, MEREKA ITU MASIH MUDA TAPI GITU." tekan Bianca

"Hmmm" jawab Rudi sembari melihat Lia.

" abis golf. Ada perayaan perusahaan kita kan. Acaranya gak kaya gathering karyawan kan ? Konsepnya kaya gimana Li ? " Tanya Bianca

"Konsepnya dinner santai Bu, terus ada hiburan artis. Paling yang handle acaranya operasional dan saya yang conduct." Jawab Lia sembari menyetir

"Lia lagi nyetir, berbahaya." Ucap Rudi

"Siapa artisnya ? Eh,itu selebgram yg menangin banyak apartemen kita, di undang gak ? Undang aja, dia kan juga berpartisipasi di kemajuan usaha kita. Kali kan bisa bantu dia buat dapet banyak endorse. Instagramnya dia tapi private sekarang. Udah banyak duit kali ya." Ucap Bianca.

Mendengar perkataan Bianca yang mengungkit Eva, Rudi hanya diam dan tidak mendengarkan Bianca. Rudi, merasa kalau Bianca menjadi semakin cerewet.

Ponsel Rudi, tiba - tiba bergetar per sekian detik pertanda ada pesan. Bianca melirik Rudi yang membuka sandi ponselnya mengunakan finger print lalu melihat ada pesan dari Eva yang menanyakan keberadaan Rudi. Rudi segera menghapus notifikasi lalu mengkunci ponselnya kembali kemudian menyandarkan kepala untuk tidur.

"Kenapa gak di balas pah ? Papah sekarang pakai privacy yah Li, nada dering non aktif, gak kaya dulu. Kayanya semuanya serba harus ke denger." Ucap Bianca

Rudi menghiraukan perkataan Bianca yang berusaha menyindir perubahan ayahnya. Namun Lia masih menerka apakah Bianca mendengar pembicaraannya dengan Rudi atau tidak.

Malam perayaan, ballroom royal garden di sulap indah. Sibuk menjalin hubungan bisnis antar pengusaha dan beberapa pejabat pajak serta pemerintahan. Bianca dan suaminya pun tidak luput dari acara tersebut. Lia sibuk menjadi koordinator acara tersebut.

Lia terkejut akan kehadiran Eva nampak cantik nan elegan memakai dress hitam. Berdiri di dekat pintu masuk sedang melihat keadaan. Eva nampak kikuk, tidak ada satupun yang ia kenal. Eva mendekat pada gelas wine yang tertata di meja.

Eva binggung harus memberi tahu Rudi yang sibuk berbincang dengan pejabat atau menghampiri Eva. Tetapi menghampiri Eva, sama saja memberitahukan Bianca kalau Eva termasuk tamu penting,sebab tidak ada dalam list undangan yang diketahui oleh Bianca juga.

"Pak Rudi, ngundang dia apa yah. Tapi gak di samperin si Eva. Duh gue binggung nih. Masa juga si Eva, Dateng kesini tanpa di undang." Pikir Lia

Bianca menghampiri Eva, Lia tak hentinya memandang sikap Bianca yang ramah pada Eva.
" Halo Eva, apa kabar ?" Tanya Bianca sembari cipika cipiki

"Halo, baik. Gimana kabar kamu juga ?" Balas Eva.

"Baik. Selalu baik. Eh, kenapa instagramnya di private sekarang ? Banyak yang endorse yah." Ucap Bianca

Eva hanya tersenyum, Lia pun tak henti teggang memandangi sikap Bianca. Berjaga - jaga bila ada kontroversi yang di buat Bianca.

" Banyak endorse, makin banyak dong penghasilan. Apa lagi break dulu, saking banyak job ?" Tanya Bianca

"Iya, lagi break dulu. Katanya apartemen ini mau sold out yah ?" Tanya Eva

"Oh belum, tapi lumayan lah. Ayok aku kenalin sama teman - teman aku. Mereka pengen banget kenal kamu, kali aja bisa kerja sama bareng katanya. "Bianca menggandeng Eva mengarah ke temannya.

Rudi yang sedang meminum wine, tersedak ketika dirinya melihat Bianca bersama Eva nampak akrab. Lalu panik mencari Lia. Rudi dan Lia saling menatap, Rudi melirik ke Bianca mengartikan pertanyaan apa yang terjadi. Lia pun tidak bisa berbuat apapun.

Lia merasakan akan firasat buruk akan perlakuan Bianca pada Eva. Meski baik, Lia sangat cemas dengan Bianca yang di duga pasti merencanakan sesuatu.

1042 (RAHASIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang