Malam yang sunyi nan gelap ditemani hujan deras dan petir menyambar kesana-kemari membuat suasana terasa sedikit menegangkan.
Seorang gadis yang tengah berada diruang kamar bernuansa putih sedang duduk dikursi meja belajarnya dan tampak sedang mengerjakan tugasnya yang belum kian selesai.
Oek oek.
Seketika tangannya berhenti melakukan aktifitas saat tak sengaja mendengar sebuah suara--seperti suara bayi yang sedang menangis namun terdengar mengerikan. Apalagi, suara itu terdengar ditengah-tengah malam seperti ini.
Ia mengecek ponselnya, namun suara itu tidak berasal dari ponsel miliknya. Dan dirinya baru ingat jika ponselnya juga tidak memiliki nada dering suara bayi menangis.
'bodohnya gue...' gadis bernama Olivia merutuki dirinya sendiri.
Oek oek.
Suara itu terdengar lagi, membuat Olivia sedikit merinding. Bulu kuduknya berdiri, semakin merasakan suasana yang mencekam disekitarnya.
Takut tapi penasaran. Itulah Olivia.
Ia pun memutuskan untuk mencaritahu suara apa yang telah mengganggu pendengarannya, dan dari mana suara itu berasal.
Olivia tinggal disebuah apartemen yang tidak cukup luas, jadi dari sudut manapun suara itu pasti bisa terdengar olehnya.
Olivia melangkah menuju pintu depan. Namun sebelum itu, ia sedikit mengintip dari kaca jendela apartemennya.
Takut ada sesuatu yang bisa membahayakan dirinya. Bisa saja kan, itu orang jahat atau orang yang sedang berbuat iseng padanya.
Tapi tidak mungkin juga, apalagi ditengah malam begini.
Setelah dirasa tidak ada apa-apa diluar teras apartemennya, ia pun memberanikan diri untuk membuka pintu, namun ia lakukan dengan perlahan.
Sedikit mengintip, dan tidak ada siapa-siapa.
Oek oek.
Olivia tersentak, dan menoleh kebawah saat suara itu kembali terdengar.
Ada sebuah kotak berukuran sedang didepan pintunya, membuat dirinya terkejut dan merasa kebingungan.
Terlebih lagi suara itu berasal dari dalam kotak misterius itu.
Perasaan takut belum menghilang, namun Olivia semakin dibuat penasaran dengan kotak tersebut.
Lalu ia meraih kotak itu dengan ragu. Dan membawanya masuk kedalam.
Olivia kembali kekamarnya, dan memperhatikan kotak itu sebelum ia membukanya.
Oek oek.
Suara tangisan itu semakin kencang. Olivia menjadi ragu untuk membuka kotak tersebut.
Namun perasaan ragu itu dikalahkan dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.
Olivia pun memutuskan untuk segera membuka kotak tersebut, dan ia lakukan dengan perlahan.
"EH? BAYI?!" Olivia kaget setengah mati ketika melihat ada seorang bayi didalam kotak.
"BAYI SIAPA ANJIR?" Olivia masih berteriak tak percaya.
Ragu-ragu ia menggendong bayi itu, membawa bayi tersebut kedalam pelukannya.
Olivia memperhatikan bayi itu.
"utu utuu bayinya lucu" Olivia merasa gemas sendiri seraya mencubit pipi bayi itu.
Bagaimana tidak, badan mungil berisi serta pipi gembul itu membuat bayi kecil itu terlihat imut dan menggemaskan.
Namun satu hal yang menarik perhatian Olivia saat ini.
Bayi itu memiliki taring digiginya.
Bukannya merasa takut, Olivia bahkan semakin memperhatikan wajah bayi tersebut.
"apa kamu bayi vampir seperti difilm-film yang pernah aku tonton?" Olivia bergumam sendiri dengan kerandoman-nya sembari terus memperhatikan bayi mungil tersebut.
Dan ada satu hal lagi yang membuat Olivia jadi salah fokus.
Sebuah kalung yang melekat dileher bayi itu.
'J?'
"aaah itu pasti inisial namamu...?"
Olivia membaringkan bayi itu secara perlahan dikasurnya.
Kemudian tangannya tergerak untuk membongkar isi kotak tersebut.
Olivia melihat ada sebuah dot bayi berisi cairan berwarna merah. Dan itu cukup aneh menurutnya.
"ini minumanmu?" Olivia menunjukkan dot itu pada bayi tersebut dan jelas saja bayi itu sama sekali tidak merespon, hanya bualan bayi pada umumnya.
You know bahasa alien?
Dan ada sebuah amplop berisikan sepucuk surat.
Karena merasa penasaran, Olivia membuka lembar surat itu lalu membacanya.
Julian, nama bayi itu.
Tolong rawatlah dia.Olivia membolak balik bagian surat itu, namun tampak kosong. Hanya dua buah kalimat pendek---isi dari surat tersebut.
"gue rawat bayi?" Olivia tertawa hambar. Lalu menatap bayi tersebut dengan tatapan datar.
"gue disuruh rawat lo! Please ya bayi, kenapa lo harus ada didepan apartemen gue?"
"gue gak paham caranya gimana rawat bayi, aneh lagi...?"
Seketika Olivia terus bermonolog dengan bahasa non-formal-nya. Karena sedikit merasa kesal.
Lalu ia meraih botol dot itu lagi dan memberikannya pada si bayi.
Olivia terkejut, karena bayi itu langsung menghabiskannya dalam sekali tegukan.
"apa lo emang vampir...?" Olivia melamun.
"ahh enggak enggak! Pasti ini susu warna merah" sahutnya sendiri.
"tapi dia punya taring..."
"ENGGAK OLIV ENGGAK. LO GAK BOLEH MIKIR YANG ANEH-ANEH!"
Oekk oek.
Olivia langsung panik saat bayi itu kembali menangis. Lalu ia menggendong bayi tersebut.
"tenang ya bayi... Tenang-akhhh bangsat!" Olivia mengumpat kasar saat bayi tersebut malah menggigit lengannya.
Bayi itu menghisap darahnya.
"bener-bener lo ya! Monster!" Olivia kembali meletakkan bayi itu ditempat tidur miliknya.
Olivia menatap sebentar kearah si bayi. Bayi itu tampak tertawa namun malah membuat gadis itu kesal setengah mati.
Ia meringis karena merasakan kesakitan pada lengannya itu.
Olivia melirik kearah jam dinding yang ada dikamarnya. Sudah lewat tengah malam.
Dan Olivia pun memutuskan untuk tidur dengan bayi itu yang masih terbaring disampingnya.
"awas aja lo gigit tangan gue lagi!" ancam Olivia menatap tajam kearah bayi itu. Namun bayi tersebut malah tertawa.
Tatapan Olivia melembut ia malah jadi tidak tega marah kepada bayi mungil itu. Ia perlahan mengusap kepala bayi tersebut.
"good night Julian...?"
T b c...
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS!] INTERESTING
FanfictionFt. Jungwon ENHYPEN (Other Name) ~ "Apa yang buat lo tertarik sama gue? "Your sweet blood..."