e m p a t

3.1K 523 71
                                    

Seorang laki-laki tampak termenung dibalkon kamarnya, dengan sebuah gelas yang berisikan cairan merah didalamnya. Sesekali ia tersenyum, entah apa yang membuatnya senang malam ini.

"kau sedang memikirkan apa?" tiba-tiba seseorang datang mengejutkannya.

Shaylon berbalik dan menatap laki-laki yang baru saja menghampirinya itu.

"ah~ tidak ada, aku hanya sedang membayangkan seorang gadis cantik yang aku temui tadi siang" ucap Shaylon.

Jean--saudara kembarnya itu terlihat kebingungan dengan perkataan Shaylon.

"tidak biasanya kau memikirkan seorang gadis..." ucap Jean heran.

"memang tidak, hanya saja aku merasakan ada sesuatu yang istimewa didalam dirinya" ucap Shaylon.

"benarkah? Apa itu?" tanya Jean penasaran.

"aku tidak tahu pasti, tapi akan aku cari tahu lebih lanjut" jawab Shaylon.

Jean tergelak, kurang yakin dengan ucapan saudaranya itu. "kau hanya sedang mabuk cinta Shaylon" ucap Jean seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"aku tidak sedang bercanda, Jean!" geram Shaylon.

Jean kembali mendatarkan wajahnya, "kau lupa apa tugas kita datang kedunia manusia?" tanya Jean.

Seketika Shaylon menatap kearahnya, "ck! Aku tidak ada urusan dengan hilang nya Julian, kau cari saja sendiri" ucap Shaylon merasa kesal.

"Shaylon!" panggil Jean geram. Shaylon pun menoleh kearah saudara kembarnya itu.

"mau bagaimanapun Julian adalah saudara kita, adik kita Shaylon!" tegas Jean.

"kau bahkan tidak pernah memperhatikan aku" ucap Shaylon malas. Ia pun segera pergi dari ruangan tersebut, meninggalkan Jean sendirian yang masih berdiri disana.

Jean mengepalkan tangannya kuat, Shaylon selalu bersikap kekanak-kanakan seperti tadi. Shaylon tidak ingin ada yang mendapatkan perhatian lebih selain dirinya sendiri.

***

"Oliv, Julian mau sekolah"

"uhukk uhuukk!!" seketika Olivia tersedak makanannya sendiri saat Julian tiba-tiba berkata seperti itu.

"lo mau sekolah apa? TK?" tanya Olivia sewot.

Julian berdecak, "Julian mau sekolah ditempat Oliv, Julian mau jagain Oliv!" Julian berkata dengan mempoutkan bibirnya--tampak kesal.

Olivia tercengang, bisa-bisanya dirinya gemas sendiri dengan ekspresi Julian yang seperti itu.

Jika begini maka Olivia sangat ingin menerkamnya sekarang juga.

(diterkam balik nangesss:))

Olivia segera menghilangkan pikiran buruknya, 'kayak tante pedofil gue...' batin Olivia meringis.

"tapi Julian, lo kan..." Olivia menggantungkan kalimatnya.

"Oliv meragukan keahlian Julian?" ucap laki-laki itu terdengar kesal.

[HIATUS!] INTERESTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang