"vampire howlers... Kenapa dia bisa ada disini?"
BRAKKK.
"sialan, kehadirannya akan merusak rencanaku saja!"
Laki-laki bersurai merah muda itu terus saja menggerutu kesal.
"pangeran, anda dipanggil raja keruangannya" tiba-tiba lamunan laki-laki itu buyar ketika sang pengawal dengan lancang memasuki kamarnya.
"aku akan segera kesana" ucapnya dingin.
Sesampainya diruang singgah sana sang raja, ia langsung bertanya kepada ayahnya.
"ada apa ayah memanggilku?"
"stefano, kau sudah berhasil mendapatkan darah itu?" tanya Sang ayahanda kepada putra tunggalnya.
Yang ditanya hanya diam. Ia merasa bersalah karena selalu gagal dalam menjalankan rencananya.
"maaf ayah..."
BUGH.
Dalam sekali hantaman, Stefano terpental kedinding.
"bodoh! Tidak dapat diandalkan! Aku hanya menyuruhmu untuk mengambil darah itu, mengapa sangat sulit?!"
Stefano bangkit dari posisinya, ia sedikit meringis karena merasakan sakit.
"ada vampir yang menjaganya, aku tidak bisa gegabah menyerangnya" jelas Stefano.
"alasan!"
"ayahanda ingin aku mati?" tanya Stefano geram.
"jika tidak dapat di andalkan, aku tidak segan-segan membunuhmu sekarang juga. Tapi, aku ingat pesan ibu mu" ucap sang raja.
Tangan Stefano mengepal kuat.
"pergi dari ruanganku!" usir raja. Tanpa basa-basi lagi Stefano langsung pergi dari hadapan ayahnya.
"arghhh! Aku harus segera mendapatkan darah itu demi ibu" gumam Stefano.
***
"Julian kemana ya?" gumam Olivia ketika menyadari laki-laki itu tak ada bersamanya. Biasanya Julian selalu menempel dengannya.
Dengan sisa tenaganya, Olivia bangkit dari tempat tidur dan memeriksa seluruh apartemennya.
Namun kehadiran Julian sama sekali tidak ada disana.
"kemana dia?" gumam Olivia lagi.
"akhhh!" tiba-tiba dadanya kembali berdenyut nyeri.
"ke-kenapa sangat sakit... Arghhh!" Olivia mengerang kesakitan, hingga ia berlutut dilantai.
"siapapun to-tolong..." nafasnya tercekat, Olivia sulit untuk mengatakan apapun.
"OLIVIA!" samar-samar Olivia mendengar teriakan itu. Itu Julian.
Julian terlihat panik dan segera menghampiri gadis itu.
"Oliv kenapa keluar dari kamar?!" bentak Julian.
Olivia tak peduli, ia menderita dengan rasa sakit yang begitu menyiksa dirinya.
Julian cepat-cepat mengeluarkan sesuatu disaku celananya, dan menyodorkan ramuan itu kepada Olivia.
Julian membantu gadis itu untuk meminumnya.
Tak lama Olivia terlihat tenang. Julian pun bisa bernafas lega. Mungkin rasa sakitnya sudah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS!] INTERESTING
FanfictionFt. Jungwon ENHYPEN (Other Name) ~ "Apa yang buat lo tertarik sama gue? "Your sweet blood..."