Tidak perlu khawatir, semua akan
baik - baik saja.-Nirmala Naray Halona-
*****
Seorang gadis bersurai panjang baru saja keluar dari ruangan dokter. Ia melambaikan tangan kanannya dan menghampiri pria paruh baya yang sedang mengobrol dengan salah satu dokter rumah sakit tersebut.
"Papa!" panggilan Naray lumayan lantang membuat orang disekitar menoleh kearahnya.
"Udah kontrolnya?" tanya Damar kepada anak bungsunya itu.
"Udah Pa, ini dikasih obat lagi sama dokter Tania."
Naray menyodorkan tangannya menunjukan kantung yang berisikan beberapa macam obat kepada Damar- Papanya.
"Padahal obat minggu lalu aja belum habis. Ini dikasih lagi, capek minum obat mulu. Mana rasanya pahit lagi," keluh Naray.
Naray sangat kesal. Dua minggu yang lalu saat ia check up di rumah sakit dengan salah satu kakaknya. Naray diberi obat yang lumayan banyak oleh dokter Tania. Awalnya Naray memohon agar dokter Tania tidak memberikan obat terlalu banyak kepadanya. Pasalnya, Naray susah dibujuk untuk minum obat dan selalu menyepelekan kesehatannya itu. Namun dengan paksaan kakaknya yang tegas, akhirnya Naray mau dengan keterpaksaan.
Fyi, dokter Tania adalah dokter yang menangani penyakit Naray.
"Don't worry, anak Papa harus kuat dan pantang menyerah. Suatu saat nanti kamu bakal sembuh dan enggak usah minum obat lagi," ucap Damar membelai rambut putrinya itu.
"Ya udah ayok sekarang pulang ke rumah. Kakak - kakak kamu sudah pada pulang kayaknya."
"Iya Pa," sahut Naray.
"Dokter Feri kita pulang dulu ya," pamit Damar.
"Iya Pak Damar, hati - hati di jalan."
*****
Selepas pulang dari rumah sakit. Di tengah perjalanan hujan tiba - tiba turun deras menerpa mobil yang mereka tumpangi. Muncul tanpa izin pergi penampakan jejak begitulah definisi hujan menurut Naray. Sekarang Naray duduk didepan bersama Papanya yang menyetiri mobil dengan hati - hati. Naray terdiam sesaat. Menatap ke arah luar kaca mobil yang berada disamping kirinya sembari menikmati rintikan hujan yang mengguyur jalanan seluas itu."Kita mampir ke rest area dulu, mau?" tawar Damar menoleh ke arah Naray.
Melihat hujan yang belum usai berhenti dan mengguyur semakin deras, Damar tidak mau mengambil risiko untuk mengendarai mobil. Mengendarai mobil disaat hujan membuat pengelihatan didepannya kurang jelas. Walaupun sudah ada winscreen wiper atau alat penyeka kaca di kaca depan mobilnya, namun sama saja akan terlihat kurang jelas akibat air hujan yang turun dengan derasnya.
"Terserah Papa aja, Naray ngikut." Naray menjawab singkat tanpa menoleh ke arah Damar- Papanya.
"Yaudah, kita berhenti di rest area dulu."
Lima menit kemudian, mobil meraka sampai di rest area terdekat di pinggir jalan tol. Terlihat banyak mobil yang terpakir disana. Mungkin karena hujan deras, jadi banyak yang menghentikan perjalanan meraka.
"Kamu duduk disini dulu, Papa mau ambil payung di bagasi belakang," pinta Damar sembari membuka seatbeltnya.
"Iya Pa."
Damar lalu keluar dari mobil untuk mengambil payung.
Tok tok tok
Ketukan kaca disamping kiri membuat Naray kaget dan menoleh ke sumber suara. Ya, Papanya yang memanggil dengan membawa payung di tangan kanannya untuk berteduh lalu di tangan kirinya menenteng payung hitam.
"Ayok keluar."
"Iya Pa, bentar." Naray membuka seatbelt lalu keluar dari mobil.
Setelah memasuki rest area. Kemudian meraka duduk disalah satu meja bangku kantin di rest area tersebut. Jika dilihat di sekeliling kantinnya, cukup banyak pengunjung yang berdatangan.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Damar menawari makanan.
"Hmm, teh hangat aja Pa."
"Itu doang? Nggak mau sama yang lain, cemilan misalnya," tawarnya lagi.
Naray menggeleng singkat. "Enggak deh Pa,itu aja."
"Oke, tunggu bentar. Papa pesenin dulu."
Naray mengangguk singkat.
Lima menit kemudian dari arah kanan kantin, Naray melihat Papanya membawa dua gelas berisi teh hangat.
"Ini diminum dulu." Damar menyodorkan teh hangat kepada Naray.
"Iya Pa. Terima kasih," singkatnya.
Sambil menunggu hujan reda. Dua orang yang berstatus anak dan ayah itu berbincang- bincang tak jelas. Entalah yang di bicarakan apa. Namun mereka asik tertawa satu sama lain.
*****
Halo semuanya. Ini masih bagian prolog ya, kalo kamu suka ceritaku lanjut next part.
Vote and komen jika ingin update lebih cepat. Kalau ada typo atau lainnya jangan sungkan komen ya. Terima kasih atas dukungannya.
Keep enjoying and see you next part bye bye.7 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAY
Teen Fiction"Kira - kira kesempatan saya untuk bertahan berapa lama ya dok?" ucap seorang gadis bersurai panjang di ruangan berbau obat itu. "Rata-rata memiliki kesempatan hidup selama 12-18 bulan saja. Hanya 5 persen yang bisa bertahan sampai lima tahun kede...