03. NARAY - PERKARA DI TANGGA

26 8 13
                                        

Nggak usah basi - basi cus wus langsung baca
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading

Walaupun sudah berstatus mantan, setidaknya kita bisa berteman baik bukan?
-Thomi Ramsey-

*****

Setalah perdebatannya dengan si cowok menyebalkan bernama Delano, kini Naray dihadang oleh ketiga perempuan yang tidak ia kenal di tangga menuju kelasnya. Namun Naray tau meraka adalah salah satu kakak tingkatnya.

"Lo yang tadi boncengan sama Lano kan?" tanya salah satu perempuan bersurai hitam sembari menunjuk ke arah Naray.

"Iya."

"Kok lo bisa berangkat bareng dia?"

Naray tidak terlalu memperdulikan pertanyaan kakak kelasnya itu. Lalu ia kembali beranjak menaiki tangga. Baru saja meminjak salah satu anak tangga, tangan Naray dicekal oleh cewek berambut pirang sebahu yang diketahui bernama Cora Emerland. Namanya terpampang jelas di badge name kanan dada cewek itu.

"Lo nggak punya sopan santun ya sama kakak kelas?!! Kalo ditanya itu lo ngejawab, bukan main pergi aja!" sungutnya emosi mencengkram lengan kanan Naray.

"Lepasin tangan gue!" sentak Naray berusaha melepas cengkraman itu. Namun cengkraman di tangannya semakin menguat. Terlihat jelas lengan tangannya yang mulai memerah. Naray mengaduh kesakitan.

"Jawab dulu pertanyaan temen gue, kok lo bisa berangkat bareng Lano?"

"Dia nolongin gue di jalan. Motor gue mogok, terus di bantu sama dia." Naray menjelaskan dengan jujur.

"Terus setalah itu?" Cora masih belum puas mendengar jawaban dari mulut Naray.

"Dia nawarin gue boncengan, terus gue mau. Akhirnya kita berangkat bareng ke sekolah."

"Kecentilan lo," ketus Cora lalu melepas tangan Naray.

"Gue bukannya kecentilan, tapi menerima bantuan dari dia. Bukan kaya lo yang caper sana - sini." Naray membalasnya dengan sarkas. Membuat perempuan di depannya itu emosi di tempat.

"Mulut lo?!! Berani ya lo sama gue?!!" Cora yang mulai tersungut emosi oleh perkataan Naray barusan, lantas menjambak rambut panjang milik Naray dari arah belakang dengan paksa.

"Coba ulangi lagi lo ngomong apa?!"

"Jambak yang kenceng Ra, biar tau rasa dia," sahut salah satu teman Cora memanasi suasana.

"Aduh, lepasin tangan najis lo dari rambut gue?!"

"Dasar cewek an...,"

"Kalian ngapain?!" suara lantang seseorang membuat ucapan Cora terpotong.

Cora dan kedua teman perempuannya itu menoleh ke arah sumber suara. Telihat dari bawah tangga nemampakan seorang cowok jakung berhoodie hitam yang menenteng tas dibahu kanannya. Tangan kirinya menenteng tas yang diketahui berisi isi gitar- terlihat jelas bentuk gitar dari luar tasnya itu.

"Ra nggak usah cari keributan," ujar cowok itu yang sudah berdiri di samping mereka.

"Lo diem Thom, bukan urusan lo!" sarkas Cora semakin emosi menarik kencang rambut Naray.

NARAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang