Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.
Hai hai hai
apa kabar kalian semua semoga baik ya, aamiin.Sebelum membaca jangan lupa vote and komen
Terima kasih.
.
.
.
.
.
.
Happy reading"Harapan dan impian itu pasti ada. Asal kamu mau berusaha."
-Nirmala Naray Halona-
******
Pukul masih menunjukan jam tiga pagi. Namun gadis bersurai panjang itu masih bergelut dengan soal - soal yang masih belum sempat terselesaikan.
Tok tok tok
Suara pintu kamar diketuk oleh seseorang.
"Naray, kakak tau kamu belum tidur kan?" tanya Rosa dari balik pintu kamar Naray.
Tidak ada sahutan dari sang pemilik kamar, hanya suara keheningan yang menyelimuti.
"Kalau kamu nggak jawab, besok kak Ros aduin kamu sama Papa."
Acaman dari Rosa membuat Naray mulai panik tak karuan di meja belajar.
"Kakak hitung sampai tiga. Kalau kamu enggak ngejawab kakak dobrak pintu kamar kamu. Satu, dua, ti....." ucapan Rosa terpotong oleh suara lantang sang pemilik kamar.
" Iya Naray belum tidur!" seru Naray.
"Buka pintu kamar kamu sekarang!" pinta Rosa.
"Iya."
Naray beranjak dari meja belajar dengan berjalan gontai untuk membuka pintu kamar.
Clek
Pintu terbuka. Kini Naray sedang berhadapan dengan kakak perempuannya yang menyebalkan itu.
"Lima menit aja kak, setelah itu aku tidur. Masih ada soal yang masih belum selesai."
"Selesaikan besok, sekarang kamu tidur. Jangan terlalu diforsir belajar kamu Ray, ingat kesehatan."
Rosa benar - benar khawatir kepada adik perempuannya itu. Naray termasuk anak ambisius, kalau sudah berkutik dengan soal dia tidak ingat waktu. Pernah sesekali ia melihat Naray bergadang sampai pukul enam pagi. Jangan dibayangan seberapa hitam kantung mata adiknya tersebut karena kekurangan tidur. Apalagi masalah kesehatan adiknya yang sangat Rosa khawatirkan.
"Ray, kakak tau kamu suka belajar. Tapi jangan sampai kamu gila belajar dan enggak ingat waktu istirahat. Kakak sudah memperingatkan kamu beberapa kali masih aja disepelakan. Ingat kesehatan kamu," ujar Rosa menasihati adiknya.
"Iya kak Ros, Naray janji nggak memforsir waktu belajar lagi."
"Nggak usah janji - janji kalau kamu masih mengulangi kesalahan yang sama! Sekarang masuk kamar, matikan lampu, terus tidur."
Perintah dari Rosa tidak bisa dibatah oleh Naray. Pasalnya kalau kakaknya sudah dalam mode serius, Naray takut.
"Iya. Ray tidur nih," ujar Naray selaku menutup pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARAY
Teen Fiction"Kira - kira kesempatan saya untuk bertahan berapa lama ya dok?" ucap seorang gadis bersurai panjang di ruangan berbau obat itu. "Rata-rata memiliki kesempatan hidup selama 12-18 bulan saja. Hanya 5 persen yang bisa bertahan sampai lima tahun kede...