Assalamu'alaikum temen temen...
Kalian hari ini udah bersyukur belum??
Lama nggk up nih😌 lagi sibuk uts gaiz....Doa in biar semuanya lancar, aamiin❤
Jangan lupa untuk selalu follow vote dan komen disini ya....❤
SELAMAT MEMBACA >_< ❤
.
.
.
Pagi ini Cici harus berangkat ke sekolah lebih awal, ia tak mau membuat gurunya marah kepada dirinya seperti yang dikatakan Gera waktu itu.Sesudah Cici memakai sepatunya, ia ingin menemui Rosa -bundanya- untuk berpamitan sebelum berangkat ke sekolah. Dari ruang tamu Cici tak mendapati Rosa. Ia mengerutkan kening, bunda dimana, ya?
Cici berpikir bahwa sekarang bundanya berada di dapur. Ia pun segera pergi ke sana. Ternyata benar saja, Rosa tengah membereskan beberapa alat alat di dapur.
Dengan segera Cici berjalan mendekati Rosa dengan wajah tersenyum."Bunda?" Panggil Cici.
Rosa yang merasa ada seseorang yang memanggilnya itu menoleh ke belakang dan mendapati Cici anaknya.
"Cici? Mau berangkat sekarang?" Tanya Rosa.
Cici mengangguk, "iya bunda. Sekali kali biar nggk telat"
"Yasudah. Hati hati dijalan ya, sayang! Gak usah buru buru, belajar yang pinter ya!" Ucap Rosa.
"Iya!" lalu Cici mencium tangan Rosa.
"Assalamu'alaikum bundaaa"
"Waalaikum salam"
Niatnya, sekarang Cici ingin berpamitan sama Gera. Ia segera pergi menuju rumah Gera yang terletak di samping rumahnya.
Sesampainya di depan rumah Gera, ia mengetuk pintu lalu bi Susan -pembantu gera- keluar membukakan pintu.
"Loh non Cici? Mau ketemu den Gera, ya?" Ucap bi Susan.
Cici mengangguk dan tersenyum ramah kepada bi Susan.
"Gera nya ada nggk, bi?""Ada non, sebentar saya panggilkan dulu, ya."
Tidak butuh waktu lama, bi susan keluar bersama Gera disampingnya.
"Den, ini ada non Cici disini. Yasudah, bi Susan masuk dulu ya" ucap bi susan yang diangguki oleh Cici.
"Cici?" Kata Gera.
"Cici kok belum berangkat sekolah?" Sambungnya.
"Ini udah mau berangkat. Tapi Cici mau pamitan dulu sama Gera, hehe" ucap cici dengan cengengesan.
Gera tersenyum, "yasudah. Cici hati hati ya? Belajar yang rajin! Jangan buat guru marah sama Cici, oke?"
"Oke!" Jawab Cici. Setelah itu ia memeluk Gera sebelum pergi. Gera pun membalas pelukan hangat Cici bak seorang adik kandung.
"Yaudah ge, Cici berangkat sekolah dulu ya! Bye geraaa!"
Gera mengangguk dan tersenyum, "hati hati ya ci!" Ucapnya sedikit berteriak.
Cici yang sudah berjalan agak jauh dari Gera berbalik dan mengacungkan jempolnya, "oke!"Ada rasanya Gera ingin bersekolah bersama dengan Cici. Tapi kapan? Kapan ia akan pulih dari keadaannya?
.
.
.Dipinggir jalan, Cici celingukan mencari angkot. Ia berdecak sebal saat melihat jam yang melingkar apik dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 07.00 kalau begini ia bisa terlambat ke sekolah.
Senyum dibibir nya perlahan terangkat tatkala sebuah angkot datang kearahnya.
"Nah gini dong, gak lama lama amat" ucapnya dengan terkikik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGEBRA
Dla nastolatków[DIWAJIBKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI] sejauh mata memandang, hanyalah kegelapan yang dirasakan. Seorang lelaki tunanetra yang menyedihkan dan tak berangsur membahagiakan.