5. Stuck With You

219 47 3
                                    

"Pagi, Cantik." Sapa Sanzu.

Sanzu Haruchiyo melangkah di samping kiri. Senyum manis tidak luput dari wajahnya.

Cuaca di pagi ini sangat cerah, secerah Sanzu yang mengawali hari.

"Pagi, Haru." Aku tersenyum.

"Sini aku yang bawa." Sanzu meraih tasku.

"Makasih, Haru."

"Tas kamu berat banget. Bawa apa sih, Cantik?" Sanzu mengalungkan kedua tas dipundak kirinya. "Kamu tidak bawa bom kan?"

"Ih, Haru." Jemariku mencubit pelan lengan kanannya.

"Tidak mungkin lah, aku cuma bawa buku."

"A-aduh cantik..." Sanzu pura-pura meringis kesakitan. "Tapi buku-buku aku tidak seberat ini."

"Oh, aku bawa manga yang aku pinjam dari Hara."

"Manga apa?" Tanya Sanzu.

"Haikyuu."

Setelah berjalan hingga ke ujung koridor lantai satu, aku dan Sanzu menaiki tread tangga yang menuju ke lantai dua.

"Oh... yang voli itu kan?"

"Iya, Haru juga tahu?"

"Aku nonton anime sampai season keduanya."

"Sebentar, aku masih tidak percaya. Bukannya Haru lebih suka nonton film Thriller-Horror daripada anime?"

"Dipaksa nonton sama adik. Katanya sih seru."

"Terus gimana? Haru suka?"

"Tidak terlalu. Aku hanya suka bagian pertandingannya saja. Kamu suka?"

"Suka. Apalagi ada Oikawa Tooru."

"Kenapa?"

"Dia ganteng dan jenius."

Setelah sampai di lantai dua, Sanzu meraih lengan kiriku. Secara otomatis membuat langkahku terhenti.

"Cantik, aku mau tanya."

"Tanya apa?" Aku menoleh ke arahnya.

"Jawab jujur, lebih ganteng Oikawa atau aku?" Dia menatapku dengan ekspresi serius.

"S-sudah ah. Kenapa harus pertanyaan itu." Aku melepaskan diri. Berjalan lebih cepat meninggalkannya.

"Serius ih, Cantik! Gantengan siapa?" Sanzu berlari mengejar.

Ya, tentu saja lebih ganteng kamu, Haru.

Oikawa Tooru kan tidak nyata.



-



Dum. Dum. Dum. Dum

Terdengar deru suara motor besar datang mendekat. Sang pengendara motor membuka kaca helmnya.

"Cantik, ayo naik." Ajak Sanzu.

Aku menengok ke arahnya. "Rumah kita berlawanan arah, Haru."

"It's okay. Aku antar sampai rumah."

"Aku tidak bawa helm."

"Naik dulu, aku bisa pinjam ke teman."

Ya, bolehlah.
Sekali-kali pulang sama Haru.

Tangan bertumpu di pundaknya, aku naik ke jok belakang motor 'Honda CBR' hitam. Rok pendek yang kukenakan agak tersingkap keatas.

Tinggi banget.
Rok aku aman tidak ya?

Nyanyu!! Dear SanzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang