6. Ken Ryuguji

196 43 0
                                    

Berkutat di depan rak yang dipenuhi beragam variasi ramen instan, membuatku bingung. Semuanya terlihat enak.

Biasanya aku akan mengambil bento. Namun, setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 23:20 PM. Pupus sudah harapan.

Seluruh bento sudah ditarik oleh pihak Seven-Eleven setiap pukul 23:00 PM.

"Coba... Sumire Savory Miso Ramen."

Sebuah suara maskulin dan deep di dekat telinga kiri membuatku terkejut.

Menolehkan kepala ke arah belakang. Aku di kejutkan oleh seorang pria muda berwajah rupawan.

Tubuh kekar dengan tinggi 185cm. Kepalanya dicukur di bagian samping dan belakang. Tato hitam bergambar naga dilukis di pelipis kirinya. Rambut pirang panjang di atas kepalanya dikepang dengan rapi. Rambut poni nya menjuntai di dahi.

Dia mengenakan kemeja putih yang berbalut knit cardigan hitam dengan aksen putih.

"Ken! Mengagetkan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ken! Mengagetkan saja."

Ken Ryuguji tersenyum. Tangannya meraih ramen instan dan menaruhnya di tanganku.

"Kamu kelamaan memilih. Ini enak loh, ada daging pork nya."

"Oke deh." Aku mengiakan. "Rekomendasi kamu mah tidak pernah gagal."

Ken menyambar ramen yang sama di keranjangnya. Dia beralih ke rak berikutnya.

"Pasti sup tahu kan?" Di tangannya ada cup plastik yang bergambar tahu putih.

Aku mengangguk. Dia meletakkannya di keranjangku.

Ken mengambil sup seaweed kesukaannya yang bersebelahan dengan sup sayuran.

Dia berjalan ke sesi minuman. 'Starbucks' sparkling water with green coffee extract digenggamnya dari dalam kulkas.

"Mau pilih apa?" Tanya Ken.

Mataku menelusuri minuman beraneka jenis. Sebuah botol hijau bertuliskan 'Rich Green Tea' menarik perhatian.

"Ini saja."

Berjalan bersama ke sesi makanan ringan. Aku tidak bisa menahan diri untuk mengambil dua strawberry cream sandwich, matcha cookie, dan cheese buns.

Aku melihat Ken, yang sedang dilema memilih antara red bean buns dan melon buns.

"Sudah, Ken. Ambil saja keduanya."

"Jangan hasut aku dong." Dia menoleh ke arahku.

"Loh, barusan kamu yang hasut aku."

Ken memasukkan keduanya. "Puas?"

Aku terkekeh.







Saat di kasir, Ken sekalian membayar pesananku.

Nyanyu!! Dear SanzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang