Sebuah lagu milik Taylor Swift yang berjudul Enchanted terputar dengan leluasa di dalam cafe 7Dreams yang sedang Geordjio dan Diajeng kunjungi untuk sekedar breakfast.
Lagu yang mengalun itu membuat suasana di dalam cafe hening, alunan melodi dari lagu yang dibawakan oleh Taylor Swift tersebut berhasil membuat pengunjung di dalam sana diam seraya menikmati kudapan yang dipesan.
"Kamu sering mampir kesini, Kak?" tanya Diajeng kepada lawan bicaranya.
"Lumayan sering," sahutnya seraya menatap langsung ke arah obsidian sang puan yang duduk tepat dihadapannya.
Diajeng mengangguk paham, tangannya kemudian mulai mengacak-acak isi tasnya untuk mencari benda persegi panjang berlogo apel digigit setengah untuk dimainkan.
Djio yang duduk dihadapan Diajeng hanya dapat mengamati dengan baik kegiatan yang tengah dilakukan sang puan tanpa ada sedikitpun niatan untuk mengalihkan pandanganya.
Kening Djio mengerut saat mendapati perubahan ekspresi yang begitu kentara pada sang puan, "Demi apa sih, Kak?!" serunya terlampau senang, nada bicaranya bahkan naik beberapa oktaf dari biasanya.
Selama kurang lebih tiga tahun setengah mengenal Diajeng, baru kali ini Djio menemukan ekspresi itu diwajahnya yang selalu menampilkan kesan anggun kemayu khas perempuan Jawa.
Djio jadi bertanya-tanya mengenai apa yang tengah Diajeng lihat atau temukan sehingga berekspresi seperti itu.
"Kenapa?" Diajeng pun mendongak, tatapannya beradu dengan obsidian milik Djio.
Tak menyahuti, Diajeng langsung mengarahkan layar ponselnya kearah sang adam, "Then, what happened?” layar yang ditampilkan ponsel Diajeng adalah laman aplikasi X.
"Coba kamu perhatikan lagi, Kak." pinta Diajeng kepada sang adam.
Djio pun melakukan perintah Diajeng, obsidiannya mengamati dengan seksama isi dari layar ponsel Diajeng tersebut.
Menurut Djio tidak ada yang aneh dengan laman aplikasi X tersebut, matanya hanya menangkap bubble notifikasi dari beberapa orang yang baru saja menekan like pada postingan Diajeng.
Seperti tidak menemukan titik terang, Diajeng pun segera menjelaskan maksud dari laman tersebut kepada sang adam. "Kamu liat kan user chlorine.e barusan muncul di bubble notifikasi X ku?" tanya Diajeng excited.
Lagi, Djio kembali dibuat heran akan ekspresi serta nada bicara Diajeng yang terlampau asing di telinga nya. "Iya, lalu setelahnya apa?" Djio masih tidak paham arah pembicaraan mereka.
"User chlorine.e itu Kak Chlorine DiNicholantonio, kamu kenal kan? Kalian satu angkatan. Dan dia barusan nge-like postingan ku." serunya seraya menunjukkan bubble notifikasi X itu sekali lagi ke arah sang adam.
Menangkap raut kebingungan sang adam membuat Diajeng menghentikan senyumannya."Kak Djio, seriously? Jangan bilang kamu ngga kenal dia siapa?!" tanya Diajeng spontan.
Pertanyaan spontan dari Diajeng barusan berhasil menerbitkan senyum bodoh seorang Geordjio D'atmodjoe mengembang sempurna, menampilkan deret gigi rapi serta mata yang melengkung segaris.
"Serius kamu ngga kenal dia siapa, Kak?" tanya Diajeng sekali lagi untuk memastikan.
"Chlorine DiNicholantonio, ya?" tentu saja Djio mengenal sosok tersebut, bahkan terlampau mengetahui. Gadis berparas cantik bak Dewi Yunani yang menjadi favorit kaum adam di sekolahnya, terlebih lagi namanya sering berseliweran di media sosial karena kesukaannya akan fashion serta beberapa kali juga pernah menghiasi sampul majalah fashion.
"Kenal, Diajeng." sahutnya kemudian.
"Nah, kan, ngga mungkin sih kamu ngga kenal dia." gumam Diajeng.
"Kenapa, Diajeng?" Djio sebenarnya mendengar gumaman sang puan.
"Dia cantik banget ya, Kak? Aku nge fans banget sama dia tahu. Bahkan pas tahu aku satu sekolah sama dia aja tuh rasanya kaya mimpi gitu loh Kak, ngga nyangka aja gitu bisa satu sekolah sama idola." ungkap Diajeng.
Djio mengangguk kecil seraya menyetujui ucapan Diajeng yang mengatakan kalau Chlorine itu cantik di dalam hatinya.
Djio tidak munafik, Chlorine DiNicholantonio memanglah definisi perempuan idaman kaum adam. Tidak hanya berparas cantik, Chlorine juga memiliki tubuh ideal dengan tinggi badan semampai membuat standar kecantikannya berada di atas rata-rata perempuan Ibukota, dan membuatnya menjadi idola kaum adam. Ah tidak, sepertinya kaum hawa pun turut mengidolakannya seperti Diajeng ini misalnya.
"Kamu pernah ngga sih naksir sama Chlorine, Kak?" pertanyaan spontan itu lagi-lagi keluar dari mulut Diajeng. Kali ini Djio tidak bisa menanggapinya dengan senyum bodoh lagi seperti halnya tadi.
"Kenapa nanya gitu?" nada bicara Djio tak lagi sehangat tadi, lebih terkesan dingin.
"Ya,. nanya aja." sahutnya kikuk.
"Kamu tahu betul jawabanku, Diajeng." Diajeng tak lagi tersenyum, wajahnya nampak pias seraya menatap tak enak ke arah sang adam.
"Maaf, Kak. Aku ngga bermaksud." hanya itu yang dapat Diajeng utarakan.
Djio tak menyahut, hanya saja tangan kekarnya secara lembut mengusap lengan sang puan yang ada di atas meja, bermaksud untuk menenangkan.
Diajeng ikut bungkam, keduanya saling bertukar pandangan untuk sesaat sebelum sesaat kemudian sosok yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan keduanya muncul melewati pintu masuk cafe bersama seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan paras terlampau tampan untuk dilewatkan barang sedetikpun.
"Itu Kak Chlorine dan Kak Aveiro kan?" tanya Diajeng yang pertama kali menyadari kedatangan keduanya disana karena kebetulan Diajeng duduk menghadap langsung ke arah pintu masuk.
Djio spontan berbalik mengikuti arah telunjuk Diajeng. Obsidian Djio menangkap eksistensi keduanya tepat di depan meja kasir, Chlorine berdiri berdampingan dengan Aveiro, keduanya terlihat tengah memesan sesuatu disana.
"Kenapa? Kamu mau menyapanya?" tanya Djio pelan, berharap sang puan tidak mendengar ucapannya berusaha.
"Boleh?" Diajeng ternyata mendengarnya, Djio pun menghela nafas pelan seraya kembali memusatkan perhatiannya kepada duo DiNicholantonio yang ternyata sudah tidak lagi berdiri di depan meja kasir, melainkan telah duduk di salah satu kursi kosong diarea balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED
Teen Fiction-------------------- "𝐄𝐧𝐠𝐥𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲 𝐨𝐫 𝐒𝐩𝐚𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲?" "𝐈 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐤 𝐢𝐭 𝐦𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐧𝐨𝐭 𝐛𝐞 𝐄𝐧𝐠𝐥𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲 𝐨𝐫 𝐒𝐩𝐚𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲, 𝐛𝐮𝐭 𝐉𝐚𝐯𝐚 𝐛𝐨𝐲 𝐢𝐧𝐬𝐭𝐞𝐚𝐝." "𝐍𝐝𝐢𝐡𝐚𝐬𝐦𝐮." -------------------- ...