Aveiro DiNicholantonio tiba di penthouse sekitar pukul lima subuh. Ia baru saja melakukan penerbangan yang cukup jauh, namun anehnya tenaganya sedikitpun tidak berkurang.
"Loh, aden kapan sampainya?" kaget BiSum - pekerja yang membantu segala keperluan dapur di penthouse DiNicholantonio.
Aveiro tersenyum pepsodent, "Baru banget, BiSum. Nih, lihat, koperku aja masih disini." ucapnya seraya memaju munduran kopernya.
BiSum terkekeh geli, "Aden kesini nya naik apa? BiSum lihat non Lorine masih tidur di kamarnya."
"Naik taxi bandara, BiSum. Ngga tega juga aku mau minta jemput ke Kakak, takut dia kenapa-kenapa dijalan." sahur Aveiro.
BiSum menganggu setuju, "Yasudah, aden mending bersih-bersih terus istirahat, pasti cape kan habis penerbangan jauh." titah beliau.
Aveiro menganggu cepat, "Agak jet lag juga nih aku kayanya, BiSum." adunya.
"Nanti bibi buatkan teh jahe buat menurunkan jet lag aden." Aveiro menganggu setuju, kemudian ia pamit untuk ke atas.
•••
Jika kalian mengira seorang Aveiro DiNicholantonio langsung pergi beristirahat setelah selesai bersih-bersih maka kalian salah besar.
Benar saja ia sekarang ini tengah mengalami jet lag, hanya saja itu semua bukanlah apa-apa menurutnya.
Buktinya sekarang, pukul enam lewat lima, ia dengan tidak sabarannya mengetuk pintu kamar bercat biru laut milik Chlorine.
"LORINE!" serunya tak sabar, terhitung lima menit sudah ia berdiri di depan pintu bercat biru laut tersebut.
"LORINE BUKA NGGA!" serunya lagi, tak lupa juga tangan kanannya yang terus-menerus menggedor pintu didepannya.
"LOR.." Aveiro kicep saat mendapati wajah garang sang kembaran tepat beberapa senti dihadapannya.
"APA!" serunya garang dengan wajah bantalnya yang nampak begitu kentara sekali kalau ia baru saja bangun, atau lebih tepatnya dibangunkan secara paksa.
Aveiro tersenyum pepsodent sebelum detik berikutnya menarik tubuh sang kembaran kedalam dekapannya. "Kangen banget sama kamu, kak." serunya pelan disela pelukan keduanya.
Chlorine yang tadinya ingin lanjut marah pun urung, tangannya spontan terangkat untuk membalas pelukan sang adik. "Aku juga! Kamu lama banget di Vietnam nya, mana kalo dihubungi pagi balesnya malam." ucapnya sedikit menggerutu.
Aveiro terkekeh geli seraya menguraikan pelukan keduanya, "Ya namanya juga lagi jadi volunteer, nggak bisa sebebas biasanya kalau pegang hp."
Chlorine menganggu paham, "Mau apa kamu ke kamarku? Kamu nggak istirahat, baru banget sampai kan."
"Aku sampai tadi pukul lima, udah istirahat ya kurang lebih satu jam, dan sekarang aku mau ngajakin kamu gowes."
Chlorine melotot kaget, "Gowes? Sepedaan maksudmu?"
Aveiro menganggu, "Iya sepedaan."
Chlorine menggeleng cepat, "Nggak, nggak mau! Aku mau istirahat aja hari ini sebelum besok senin."
Aveiro merotasikan matanya jengah,"Pokoknya kamu siap-siap sekarang, kita gowes!" ucapnya tak terbantahkan.
Berdecak sebal, "Iya, iya, aku cuci muka sama gosok gigi dulu."
"Lima belas menit! Aku tunggu dibawah." tanpa mau mendengarkan balasan dari sang kembaran, Aveiro berlalu cepat meninggalkan Chlorine yang mencak-mencak tak terima.
•••
Terhitung sudah sepuluh putaran Aveiro dan Chlorine mengelilingi arena gowes semenjak keduanya tiba disana.
"Kok berhenti?" tanya Aveiro pada sang kembaran.
"Cape Eiro. Kamu nggak cape emangnya?" tanyanya balik.
"Lumayan, cuman tenagaku buat lanjut gowes masih ada." Chlorine spontan mengumpat dalam hati, memaki tenaga sang kembaran yang susah habis.
"Aku cape, Eiro. Kamu kalau masih mau lanjut gowes lanjut aja, aku tunggu disini." final Chlorine.
Aveiro tidak langsung menjawab, matanya menatap sekeliling, "Kalau kamu udahan, aku juga udahan." gila saja dirinya jika meninggalkan sang kembaran diantara para lelaki mata jelalatan yang sedari tadi curi-curi pandang kearah keduanya, ah tidak, lebih tepatnya ke arah Chlorine.
"Shit! Kita pergi dari sini." Chlorine terbengong, ia tidak merasa melakukan kesalahan, kenapa kembarannya ini malah mengatainya sialan?
"Not you, sissy. I mean the men behind you."
"Don't move!" titah Aveiro cepat saat Chlorine ingin menoleh kebelakang, mencari tahu maksud dari ucapannya barusan.
"Okay, kita pergi dari sini." ucap Chlorine seraya mulai menjalankan sepedanya.
Aveiro pun menyusul, menyamakan laju sepedanya dengan milik sang kembaran. "Mau mampir ke cafe dulu nggak?" tawarnya.
"Jauh nggak? Kalau jauh nggak dulu, tenaga ku cuman tersisa buat balik ke penthouse."
"Dekat kok, di persimpangan depan kita belok kiri, sekitar sepuluh menit kalau naik sepeda."
Chlorine menganggu setuju, "Okay, kita kesana. Sekalian sarapan, perutku keroncong dari tadi."
•••
Disinilah keduanya sekarang, Cafe 7Dreams. Aveiro sengaja memilih kursi diarea balkon agar Chlorine dapat dengan leluasa memandangi pemandangan jalanan ibukota.
"Udahan dulu main hp nya, makan dulu." tegur Aveiro pada sang Kakak.
Chlorine menurut, ia mulai fokus menyumpit makanan di hadapannya dengan antusias." Suka?" tanya Aveiro.
Chlorine menganggu cepat, "Suka! Makanan disini cocok sama lidahku."
Tersenyum lega, "Syukurlah kalau makanan disini cocok di lidah mu."
"Pizza?" tawar Chlorine seraya mengarahkan sepotong pizza tepat di depan mulut sang kembaran.
"Um, yeah, sure." Aveiro menerima suapan pizza dari Chlorine.
"Kayanya aku sekarang paham deh kenapa kita berdua jomblo nya awet banget," tiba-tiba saja Chlorine berucap, membuat Aveiro tersedak pizza nya.
Bukan tanpa alasan ia berucap seperti itu, sebab dari keduanya tiba disana hingga sekarang, mata pengunjung disana beberapa kali kedapatan curi-curi pandang kearah mereka.
"Cause i'm like pretty positive?" sahut Aveiro dengan bangganya.
"You think so? As if you've been struggling." cibir Chlorine.
"Well, what can i do? That's the fact." ucap Aveiro tengil.
"What the fuck are you talking about? You have like ten girls or more trying to purpose to you every week." cibir Chlorine.
Aveiro spontan tertawa hebat mendengar cibiran sang kembaran. Well, apa yang Chlorine ucapkan sebenarnya tidak salah melainkan sebuah fakta.
"Laughs in options, huh?" sarkas Chlorine.
"Haha, yeah, laughs in options." sahut Aveiro masih dengan sisa tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED
Teen Fiction-------------------- "𝐄𝐧𝐠𝐥𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲 𝐨𝐫 𝐒𝐩𝐚𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲?" "𝐈 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐤 𝐢𝐭 𝐦𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐧𝐨𝐭 𝐛𝐞 𝐄𝐧𝐠𝐥𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲 𝐨𝐫 𝐒𝐩𝐚𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐲, 𝐛𝐮𝐭 𝐉𝐚𝐯𝐚 𝐛𝐨𝐲 𝐢𝐧𝐬𝐭𝐞𝐚𝐝." "𝐍𝐝𝐢𝐡𝐚𝐬𝐦𝐮." -------------------- ...