《《《PRESENT》》》
Tidak tertolong, perceraian Luhan dan Chanyeol terjadi dua pekan lalu. Baik Byun dan Park memilih tidak mau dalam ikut campur urusan rumah tangga anak mereka yang telah berakhir. Jongki dan istri meletakkan segala keputusan di tangan Chanyeol, meski tanya mengendap mereka tak ingin membiarkan itu menjadi alasan menganggu hari-hari Chanyeol yang memang sudah tidak baik.
Keputusan diam juga dijalankan Changmin dan istri, tidak memperlihatkan sekeras apa watak mereka malah kini terlihat acuh. Hanya menanyakan kesiapan batin Luhan, tidak menghendaki jalan lain ditempu selain perceraian. Cukup jelas Luhan menjelaskan kepada kedua orang tuanya, bagaimana pernikahannya sudah terasa hambar. Ia masih ingin menuangkan beberapa penyedap lagi akan tetapi rasa-rasanya sudah saatnya Luhan menyerah. Pilihan itu memang ia ambil secara matang.
Kediaman Byun sendiri berjalan lambat, perputaran waktu malas mengusir dingin yang mengendap masuk melalui celah pintu. Dari awal Luhan kembali, hangat yang biasa menyapa berganti beku meski setiap penghuni berusaha mengisi kekosongan, sapaan, sentuhan, pelukan, perbincangan, dan apapun. Apapun yang diperlukan guna mengusir sepi itu pergi, namun tetap, nihil. Bagaimana kebiasaan hari-hari sudah tidak seakrab itu lagi. Hambar.
Kehidupan rumah itu seperti digerakkan kebohongan, kepala keluarga dan anggota keluarganya menyembunyikan kebohongan sendiri-sendiri. Layaknya robot mereka menjalani hari-hari, bangun pagi, sarapan bersama dengan campuran keheningan, bekerja, kembali membuang hangat, masuk kekamar masing-masing, tidur dengan hening minim percakapan, lalu bangun lagi. Kegiatan monoton yang tergerak di sana. Seperti berjalan di lingkaran yang akan membawa mereka ketempat semula tiap detiknya.
Semua tak seperti dulu, semua berubah setelah kemarin terpukul bukti bagaimana seluruh hidup mereka yang lalu diisi kebodohan yang beranak-pinak hingga tumbuh tak terkendali. Kemarin mereka lupa di mana menyimpan kasih sayang di hati sebagai manusia, lupa di mana menaruh perasaan cinta akan orangtua kepada anaknya, lupa dimana kiranya ia membuang rasa sayang pada saudaranya. Sekarang mereka ingin bergerak, mengucapkan sesuatu yang bisa menebus retak akan tetapi ragu-ragu. Kurang pantas rasanya sesakit itu memanggil luka malah meminta disembuhkan semudah membalikkan telapak tangan.
Rumah itu terisi orang-orang hancur namun sedang berusaha baik-baik saja.
Siang itu ada Yoona, menikmati kesenggangan dengan bersih-bersih seisi rumah sebisanya. Semenjak kepergian Yongsun wanita cantik diusia yang tak muda lagi itu mengerjakan semua seorang diri. Telaten dan rapi, Yoona memang bukan wanita kelas atas yang manja, ia pekerja keras pun keras kepala. Dari dulu ia jarang berpangku tangan, hanya saja semenjak menikah dan memiliki pekerjaan sendiri membantu sang suami ia absen terlihat di dapur atau memegang alat kebersihan lainnya. Bila di luar Yoona dicap wanita modis, elegan dibalut pakaian mewah menawan dengan sentuhan make up kenamaan, maka minim yang mengetahui kecantikan alami wanita asia itu tanpa hiasan make up. Tak ada perhiasan mewah kali ini, kaos pink kebesaran dengan celana kain longgar berwarna abu-abu, rambutnya terikat satu, bedak tipis sahaja peneman wajah putih bersih tersebut. Maskara penegas mata jarang terpoles, bulu mata palsu hitam legam tanggal dari kebiasaan bertengger manis, hilang sudah gincu merah mereka di bibir. Yoona benar terlihat wanita biasa pada umumnya tanpa gelar wanita karir kelas atas.
Piring dan gelas bekas makan pagi tadi ia cuci bersih, cekatan memindahkan piring yang telah ia basuh bebas aroma sabun ke tempat penyimpanan. Tanpa takut iritasi tangan halusnya terkena sabun ia lakukan pekerjaan itu berulang tiap siang dan malam. Selesai dengan piring Yoona membersihkan tangan dari sisa sabun, kaos terpakai ia jadikan tempat mengeringkan tangan basah. Sambil tangan memijat pelan tengkuk ia mengambil vakum cleaner. Mulai menyedot debu dari ruang tamu sekaligus berlanjut pada ruang santai, butuh waktu setengah jam bagi Yoona menyelesaikan dua ruangan itu. Ia mendorong kemudian penyedot debu ke arah kamarnya beserta suami, setelahnya ingin membersihkan kamar Luhan, pintu kamar anaknya terkunci. Ingin membangunkan Luhan di dalam sana Yoona urung, Luhan memang tidak dalam kondisi baik belakangan ini. Anak itu lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri, mengurung tubuh dalam kamar dan hanya keluar sesekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE]
FanfictionAkibat 'kebodohan' di masa lalu Baekhyun diasingkan dari hangatnya dekapan keluarga. Hidupnya berputar hanya tentang menebus dosa, dosa yang ia torehkan kepada kembarnya. Miliknya pergi, bahkan cintanya ia biarkan pergi demi penebusan dosa. Baekhyun...