3| Minimarket

61 12 6
                                        

Follow ig author: @ochaayaa_

Selamat membaca!

***

Keheningan siang hari dikelas MiPA2 masih terlaksana. Sejak setengah jam yang lalu, pembelajaran berganti menjadi kimia. Bu Mala, selaku guru baru mata pelajaran kimia yang sejak tadi menjelaskan teori tentang suatu zat.

"Baik, kita sekarang masuk pada Bab 4 yaitu mempelajari ilmu tentang perubahan kalor (panas) suatu zat yang melibatkan proses kimia dan fisika, maka disebut dengan termokimia." Ada jeda sebentar dari Bu Mala. "Nah, dari sini kita membutuhkan persamaan termokimia untuk menginformasikan reaksi tersebut khususnya yang terkait jumlah mol reaktan, produk, serta jumlah energi." Jelas Bu Mala panjang lebar.

"Namun, tetap harus memperhatikan penulisan koefisien dan fase zatnya. Kenapa? Sebab akan mempengaruhi perubahan entalpi. Ada yang bisa menjelaskan tentang entalpi?" tanya Bu Mala pada seluruh murid 11IPA 2.

"Saya," ucap Ansel mengangkat tangan kanannya.

"Ansel? Silakan maju kedepan, nak."

Saat sudah dirasa siap, Ansel mengangguk menghadap seluruh temannya.

"Entalpi adalah banyaknya energi yang dimiliki sistem (U) dan kerja (PV) sehingga bisa dituliskan H = U + PV." Ansel mulai menjelaskan sembari menuliskan di papan tulis besar.

"Sedangkan perubahan entalpi yaitu kalor reaksi dari suatu reaksi pada tekanan tetap. Supaya entalpi dapat dihitung, maka pengukurannya harus dilakukan pada suhu serta tekanan tertentu. Menurut para kimiawan, suhu 25°C dan tekanan 1 atm adalah ukuran yang tepat untuk menilai entalpi. Suatu perubahan entalpi yang diukur dengan ukuran standar akan disebut perubahan entalpi standar. Satuannya bernama kilo Joule (kJ) dalam Sistem Internasional (SI)." Jelas Ansel panjang lebar.

***

"Sel, you know? Lo ngejelasin teori kimia tadi di depan kita semua tuh kayak bener-bener ilmuan lagi persentasi," kata Cece bangga. "Ngerti gak, lo?"

"Lebay. Biasa kali, itu mah."

Ifi menyentil kening Ansel dengan sopan. "Nih anak bener-bener, ya."

"Gue bener, Fi. Menurut gue itu hal basic bagi seorang murid," ujar Ansel pada keduanya.

"Iya deh, kita mah yang otaknya kayak minyak jelantah cuma bisa nyimak materi yang diberikan, tentunya dengan segala kecantikan Ifi yang paripurna."

Cece menatap Ifi dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kita? Minyak jelantah? Sorry, Fi, gue nggak mau barengan bodohnya kayak lo. Bentar Fi. Nih, coba ngaca." Cece memberikan cermin kecil pada Ifi yang terlihat kebingungan. "Gigi lo ada cabe."

"Jancok! Malu gue."

"Gila, pasti itu sambel yang ada di nasi uduk tadi pagi. Sialan, Ifi jorok banget. Najis," kata Cece histeris.

"Halah, lebay. Biasa juga lo mah rendang nyangkut di gigi aja nggak heboh." Ujar Ifi tak terima.

Cece yang baru saja memasukkan kue getuk lindri ke dalam mulutnya, seketika tersedak mendengar ucapan Ifi.

Sontak Ansel menyodorkan air mineral pada Cece. "Pelan-pelan woy. Nggak ada juga yang mau minta getuk lindri lo," kata Ansel datar.

ANSEL | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang