Menjelang subuh. Tiba2 firasat tak enak terketik di hati seorang mafia besar di seluruh bandar Tokyo itu. Ia membuka mata dan menatap langit2 kamar nya. Beberapa detik ia bangkit dari baring nya lalu berjalan menujuh kamar mandi
Setelah 30menit ia keluar dari kamar mandi dan siap2 memakai pakaian yang khas seperti mafia dan. Tidak lupa hiasan tatto di badan nya yang sangat mencolok dan sangat cocok ke diri nya yang seorang mafia
Tatapan mata nya sinis. Sangat sinis. Ia memandang pantulan diri nya di kaca. Entah. kadang ia merasa diri nya sampah
Bruukkk
Tersentak mendengar bunyi seakan barang jatuh. Ia pun berjalan keluar kamar. Dan menatap pintu yang ada tak jauh dari pintu kamar nya
Kamar megumi
Ia menatap lama. Sebelum ia kembali mendengar suara seretan beg. Kok bisa dengar kan jauh dan di dalam kamar
Kan subuh. Mana di sana sepi dan cuman ada megumi dan sukuna sahaja. Pekerja dan atasan lain nya tidak disitu. Karna sukuna tidak suka kalau ada orang di kantor nya lewat jam 12 malam
Perlahan ia berjalan ke pintu kamar megumi. Dan menatap pintu itu sendu. Beberapa menit baru lah ia memutar tombol pintu dan membuka nya
Perlahan ia menolak pintu itu dan terlihat kamar milik megumi. Bahkan orang nya sekarang sedang berdiri sambil menarik beg bagasi nya. Dan pemilik kamar juga menatap kaget ke orang yang membuka kamar nya
"Masih awal untuk kau bangun" suara berat itu menegur nya. Tersentak. Ia sadar lalu menarik dengan cepat bagasi nya dan di letakin di samping kasur dan langsung menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya
"Huhh" helaan nafas terdengar jelas di kuping nya. Suara langkah kaki mendekati kasur. Dan perlahan sosok tubuh itu duduk di kasur
"Hm?" Sukuna menatap ke arah megumi yang ada di balik selimut. Aneh. Ni anak kenapa Cuman diem doang. Sukuna merasa risih jika begini. Masih bocah udah belagu (di tampol toji)
Tak apa lah menurut sukuna mungkin bocah itu belum terbiasa. Ia pun keluar dari kamar megumi dan berjalan ke kamar kerja nya
Merasa sudah tiada orang di kamar nya. Ia pun bangkit lgi dri kasur dan menatap pintu yang di tutup rapat.
"Gimana ni.. jam segini udah laper aja"
Batin nya. Lesuh letih lelah capek ia pun perlahan ke pintu kamar nya dan perlahan dan sangat! Perlahan membuka pintu
"Cari apa"
Kaget tiba2 tubuh tinggi itu sudah berada di depan pintu. Ia terduduk kaget masih menatap pintu itu yang perlahan di buka oleh sukuna
Ia segera berdiri niat untuk bersembunyi kembali di selimut nya namun perut nya seketika berbunyi yang membuat langkah nya terhenti begitu juga sukuna yang niat masuk kembali ke kamar itu
Hening
"Kau lapar?" Tersentak dari lamunan. Ia berbalik dan menatap sosok mafia itu yang sekarang berdiri menghadap nya dengan kedua tangan di lipat di depan dada
Tak kuat melihat wajah menyeramkan itu ia menunduk sambil memaki perut nya yang bunyi tanpa di suruh
"Jam segini udah laper?" Tiada jawapan. Hanya angin sepoi sepoi sahaja. Yang di tanya juga hanya nunduk. Sukuna hampir nyerah tpi ia kembali menatap bocah di depan nya
"Kalo laper ayo turun makan"
"Huh??" Akhirnya dia respon walau hanya satu kalimat. Tapi ia tidak kagum atau bangga dia bakal di ajak makan. Tapi kaget karna jam segini emang nya ada toko buka?
Sukuna mengangkat satu alis nya. Bingung menatap wajah megumi dan coba menebak tatapan dari bocah tersebut. Yang seakan2 berkata "Kau waras? Ini masih subuh mana mungkin ada toko buka"
Ingat. Itu hanya halu nya sukuna karna coba menebak tatapan megumi pada nya. Padahal bocah imut itu hanya menatap bingung dan tertanya2
Ia berjongkok di depan bocah itu lalu menatap nya sayu sambil sedikit mendekati nya
"Hey. Jika laper ayo kita turun makan" tiada jawapan. Yang di tanya perlahan menggangkat wajah nya dan menatap pria tua di depan nya dengan tatapan khas bocah. Bodoh nya sukuna malah membalas tatapan dengan dingin
"Ayo turun makan" ia berdiri dari jongkok nya dan menatap bocah didepan nya. Megumi masih menatap sukuna dengan tatapan bingung dan tertanya2
"Di kantor ini ada tempat makan nya jangan khawatir" katanya dan tatapan megumi pun berubah lalu menunduk lagi. Batin sukuna 'ni bocah kehabisan pitah suara atau gimna'
Sabar. Ia menunggu jawapan anak di depannya ini yang kelihatan nya sedang berfikir
"Ya"
"......"
"......"
Hening
"Huh?"
"Eh?"
Tbc
Maaf klo ada typo...
KABORRRRRR SEBELUM DI GEBUK READERS
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Tapi Suka [Sukufushi] Hiatus
Ficción Generalbegitu kejam. demi uang. seorang ayah sanggup menjual anak semata wayang nya ke sekumpulan mafia besar di tokyo. dan si anak hanya pasrah dan menuruti. dan si ayah tampak bahagia mendapat kan uang seseorang menatap si anak dengan tatapan sinis. ia s...