[Chapter 2]

4.2K 360 39
                                    

Halooo maaf kalo ada typo dan alur yang tidak nyambung😗

.
.
.
Sebelum lanjut gue mo protes untuk manga jjk chap149..

Fak you ougi

.
.
Ok udah ayo lanjut

.
.
.

.

Sukuna menatap megumi dengan serius.  Tentu megumi sudah merasa tidak enak.  Ia pun memutus kan untuk membuang wajah nya. Tak mau lagi menatap sang mafia itu

Merasa ia menang ia pun mendekati bocah yang baru 10thn itu.  Lalu berjongkok di depan nya. Gumi perlahan menatap orang di depan nya ini

"setiap perkataan ku adalah MUTLAK" kata nya dingin.  Dengan tatapan dingin nya juga ia lontar kan pada bocah yang baru berusia 10thn itu

Tidak mau kalah.  Ia juga menatap sang mafia dengan tatapan tidak kalah dingin dan galak nya

"dengar sini. Jika bukan karna rayuan keluarga mu aku sudah benar2 tidak ingin membeli mu" kata nya sambil berjalan ke meja dan mengambil beberapa kertas dan pen.  Lalu berbalik memandang tajam ke atah megumi kecil itu

"tapi ya udah gpp.  Aku juga baru saja kepergian jalang ku. Apa salah nya kau menjadi pengganti nya" sukuna tersenyum licik. Megumi mengerutkan dahi nya. Lalu menunduk

"di karena kan kau juga masih bocah. Karna itu aku mau membesarkan jalang ku sendiri" ia terkekeh lalau meletakkan kertas dan pen tadi ia bawa ke meja lalu menarik paksa tangan mungil milik megumi

"kau jenius dan pandai kan. Ini kerja kan. Salin ini ke satu kertas" kata nya lalu duduk di hadapan megumi. Mereka berdua saling pertatapan. Tentu dengan tatapan dingin

Perlahan megumi menarik kertas itu kasar dan mulai menukis nya. Dalam ia sedang mengerja kan kertas itu ia tertunduk. Ia sangat sedih kecewa sekaligus menyesal

Kenapa ayah nya tidak membunuhnya saja jika benar ia adalah beban. Kenapa tidak membunuhnya saja. Tapi ia tak faham maksud ayah nya ingin ia punya masa depan

Lalu kenapa ia harus berpisah dengan keluarga nya hanya untuk masa depan nya. Ia tidak peduli ia punya masa depan atau tidak. Asal kan ia tetap dengan keluarga nya. Namun ayahnya berkata tidak

Ia tau. Setiap orang tua mau anak nya punya masa depan. Tapi ngak gitu juga harus menjual anak demi masa depan. Namun jika di pikir2 kakak dan ibunya juga begitu. Untuk meneruskan ia punya masa depan harus di jual ke mafia bertato ini

Ia mengerja kan kertas itu sedikit kasar. Karna kesal lah ya mengingat kehidupan nya. Sukuna hanya menatap nya sayu ke megumi. Melihat bocah di depan nya ini. Ia mengingat adik nya.

Itadori yuuji

Jika di lihat2 adik nya dan megumi sama saja umur nya. Ia juga sempat berfikir. Ia sudah menjadi mafia terbesar dan terkuat di usia nya yang ke 18thn ini. Itu sangat muda tapi apa kan daya nya. Hidupnya dulu sama saja seperti anak yang berada di hadapannya ini

Ia bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju meja kerja nya dan duduk di sana. Perlahan ia membuka laci yanga da di meja itu dan mengambil sekeping foto. Foto keluarga nya

Menatap foto itu lama. Lalu meletakkan kembali. Ia membuka laptop nya dan mulai melayan cerita porno. Contoh overflow (jangan tiru aksi ini)

Sesekali ia akan menatap megumi lalu beralih lagi ke laptop nya. Ia terus terusan begitu

Jam sudah menunjukkan jam 9 malam. Itu sudah lewat bagi megumi. Namun sang mafia tidak mengijin kan nya dan tetap menyuruh nya mengerja salinan itu hingga selesai

"setiap perkataan ku itu MUTLAK"

Mengingat itu membuat nya sedikit kesal tapi yang sudahlah ia terus menyalin semua isi kertas2 itu. Ia sesekali melirik jam yangbada tak jauh dari pandangan nya. Jam kecil yang terletak di meja perhiasan yang ada di sana

Sudah menunjuk kan jam 10:30 malam. Mata nya mulai layu ia terus berkedip untuk menyegarkan mata nya namun ia sudah benar2 mulai ngantuk. Tapi ia tidak menyerah ia terus mengerja kan kertas itu.

Tinggal 2 lembar kertas lagi untuk ia isi. Sukuna membagi nya 25 keping kertas kosong dan 5 kertas yang harus ia salin ke kertas kosong itu. Ia mulai tidak berdaya. Ia juga tidka tidur siang tadi karna harus beres2 barang nya

Sukuna menutup laptop nya lalu mengintip melihat megumi yang sudah mulai lemah karna ngantuk itu. Sukuna terus memerhatikan nya. hingga tanpa sadar ia sedikit tersenyum melihat tingkah anak itu

Megumi menggosok mata nya lalu lanjut lagi.  Ia melirik jam sudah menunjukkan jam 11 malam.  Ya ampun itu sudah lewat menurut nya.  Selalu nya ia akan tidur di jam 9 malam

Pukk

Suara datang dari depan sukuna bangkit dan melihat ke arah meja tamu itu. Ia sedikit kaget. Ia berjalan mendekat meja itu lalu duduk berjongkok di hadapan megumi.

"kuuhh... " suara dengkuran halus keluar dari bibir mungil milik megumi.  Sukuna tersenyum lalu ngeleng2 ia mengambil kertas2 tadi dan lihat hasil nya. Tidak terlalu buruk.

Megumi sudah tertidur. Ia sudah tidak larat lagi.  Padahal tinggal setengah kertas lagi untuk ia isi lalu selesai. Tapi mata nya sidah tak mau bekerja. Hingga ia pun tertidur dan menghentakkan kepala nya sendiri ke meja

"mana mungkin kau menjadi jalang ku. Kau itu adalah cerminan waktu kecil ku" sukuna merapi kan meja nya dan meletakkan kertas yang di kerja kan megumi tadi di samping laptop nya lalu berjalan kembali ke tempat megumi

Ia perlahan menarik tubuh kecil nan ringan milik megumi. Perlahan ia gendong seperti gaya koala. Megumi.  Ia sudah benar2 tertidur pulas.  Saking pulas nya ia memeluk leher sukuna erat

Sukuna sedikit tersentak namun ia tak masalah.  Perlahan ia keluar dari bilik kerja nya lalu berjalan ke arah kanan. ia melewati satu pintu lalu baru lah ia sampai ke pintu kamar nya megumi.  Kamar megumi tidak terlalu jauh

Sukuna membuka pintu kamar.  Ia melihat beberapa barang milik megumi sudah ada di sana. Ia berjalan perlahan ke kantil dan membuka selimut.

Ia perlahan meletakkan tubuh kecil itu ke kantil dan coba melepaskan pelukan nya yang masih terpeluk erat di leher

"humm.. Herkmm.." megumi sedikit ngigauan. Sukuna menarik selimut dan menutupi tubuh kecil itu. Ia menatap wajah megumi. Cantik.

Anak itu masih kecil bahkan cowok loh.  Tapi sukuna akui ana itu cantik. Imut. Dan gemes. Sukuna paling suka jika anak itu Coba melawan tatapan sinis nya

Sebelum keluar meninggalkan kamar itu ia mengecup beberapa kali dahi megumi. Dan membetulkan selimut nya baru lah ia keluar

Ia melewati pintu kantor nya lalu berhenti di pintu kamar yang bersebelahan dengan kantor nya. Itu kamar nya.

Sukuna pun membersihkan diri lalu menyambung kerja nya. Dan ingin melihat detail2 kertas yang di salin megumi tadi

Megumi sudah di alam mimpi yang sangat indah. Walau tidak terlalu.

"selamat malam megumi"





.
.

Tbc
.
.
.



Heyy wassupp.

Maaf kalo ada typo dan alur yang tidak nyambung

Btw makasih dah support cerita saya. Makasih banget.  Love you guys🥺

Jan lupa di vote yaa

Makasihh

Benci Tapi Suka [Sukufushi] HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang