Gulf sama sekali tidak bisa beristirahat, berulang kali ia memejamkan mata tapi kepalanya terasa semakin sakit. Kata-kata wanita baya yang mengaku sebagai ibunya tadi, telah memonopoli pikirannya hingga rasanya kepalanya itu ingin meledak.
" Aku tau kamu ga bisa tidurkan? Kamu ga akan tenang, selama kamu belom mastiin kebenarannya. Semakin kamu lari, semakin kamu juga di kejar rasa penasaran. Hadapi, gup. Cari tau, apa mereka cuma ngebual, atau emang itu adalah kebenarannya. Kalo kamu ngindar terus, kamu ga bakal nemu jawabannya. " Bujuk Mew. Sejak tadi memang mew juga belum terlelap, ia tau jika Gulf tidak bisa tidur dan hanya berpura-pura tidur. Mew yakin anak itu sangat gelisah memikirkan orang yang mengaku sebagai kedua orang tuanya.
" A-aku takut, Mew. Aku ta-takut.. "
" Apa yang ngebuat kamu takut? Kamu takut kalo ternyata mereka bukan orang tua kamu? "
Gulf menggeleng pelan. " Aku takut kalo seandainya mereka memang orang tua aku. Orang tua yang udah ngebuang anaknya selama belasan tahun, tapi satu kalipun mereka ga usahain buat nyari aku. "
" Kamu yakin, mereka sejahat itu? Jujur, aku yakin kalo mereka itu orang baik. "
Gulf yang mendengar ucapan Mew lantas mendudukkan dirinya. " Terus kenapa aku bisa hidup di jalanan tanpa ada mereka di sisi aku? Belasan tahun, Mew! Bukan waktu yang singkat buat aku. "
" Kamu harus tanya mereka, karna cuma mereka yang tau jawabannya. "
" Aku ga-
Ting-tong...Ucapan Gulf terpotong saat mendengar seseorang memencet bell. Gulf langsung menatap Mew dengan curiga. Karna jika yang datang adalah teman-teman mereka berdua, sudah di pastikan ada kerusuhan dari grasak grusuk mereka terdengar dari luar sana. " Kamu suruh mereka dateng?! " Tanya Gulf menatap Mew tajam.
Mew mengangguk. " Sebenernya yang ngechat aku bukan Bright tapi tante Baifern, dia pengen ketemu kamu gup. Aku cuma bantu seorang ibu yang sedang berusaha ngeyakinin anaknya, kalo dia sangat-sangat menyayangi anaknya. "
" Bulshit, Mew!! " Sentak Gulf.
Mew tidak memperdulikan teriakan Gulf yang melarangnya untuk tidak membuka pintu. Dia terus melangkah, meninggalkan Gulf yang begitu marah dan mengancam akan pergi jika ia benar-benar membukakan pintu.
Saat pintu terbuka, dua orang yang mengganggu pikiran Gulf pun muncul dengan pakaian yang masih sama dengan saat terakhir mereka bertemu. Wanita itu menatapnya dengan derai air mata yang begitu deras di matanya.
" Gupi.. " Panggilnya lirih.
" Keluar!! " Geram Gulf.
" Ini mama, sayang.. Mama bisa jelasin semuanya. Kamu mau ya dengerin mama sama papa dulu hiks.. " Isak Baifern saat membujuk Gulf.
" Orang tua saya sudah lama mati, sejak melahirkan saya!! " Serah Gulf lagi.
" Gup, Language!! " Pringat Mew.
" Kamu diam! " Gulf menatap Mew tajam.
" Kami masih hidup, nak. Ini kami, orang tua kamu, " Kini giliran Mario yang membujuk Gulf.
" Bohong!! " Tolak Gulf.
" Gulf, dengerin mereka dulu ya. Nanti kalo abis denger penjelasan mereka kamu tetep masih ga percaya, kamu boleh suruh mereka pulang. Dan aku janji ga bakal izinin mereka untuk datang kesini lagi. " Mew menatap dua orang yang sedang menatapnya kelewat melas dengan raut kesedihan yang terpancar. Lalu Mew menatap Gulf meminta persetujuannya lagi dengan di balas anggukan ragu dari Gulf.
" Jadi..
* Flashback *
Enam belas tahun yang lalu..
KAMU SEDANG MEMBACA
To Get Married (B.I.K S2)
Teen FictionBOY LOVE_ To Get married BIKS2 DESCLAIMER!!!! -Not for homophobic, if you don't like it just skip, please. -little bit angst, -Cerita ini hanya fiksi, tidak ada kaitannya dengan kehidupan pribadi dari cast yang saya gunakan. -Mpreg - tidak berm...