Bab 50

1.5K 166 35
                                    

Akhirnya, hari yang ditunggu oleh semua Maba, datang juga. Hari dimana mereka sudah menyandang status sebagai seorang mahasiswa baru, bukan lagi anak SMA dengan pakaian putih abunya.

" Duhh gap, lo bawa pulpen dua ga? Sumpah gue kelupaan. " Tanya win dengan paniknya.

Karna pulpen merupakan salah satu atribut wajib ospek yang paling penting sehingga membuat Win kalang kabut karna telah ceroboh melupakan benda satu itu. Mereka juga nanti  akan mencatat banyak hal dari para senior, dan jika mereka tidak membawa ' pulpen' nya,mereka akan mendapat hukuman.

" Bawa deh kayanya. Wait, gue cari dulu. " Ujar Gulf sambil mengubek-ubek tas buatan yang berbahan karung yang juga merupakan salah satu alat tempur yang di wajibkan.

" Nih, " Ujar Gulf saat menemukan apa yang ia cari. Gulf memberikan pulpen cadangannya itu pada Win, yang langsung ia simpan dalam tas karung miliknya.

" Puji Tuhan.. Ga jadi di mangsa gue. " Win mengelus dadanya lega.

" Halohaaaa, " Pekik Singto yang baru saja datang. " Untung gue ga telat, gara-gara si jagur nih, " Rutuknya pada Off.

" Lah, salah lo sendiri buru-buru. Gue jadi kelupaan bawa tas berharga gue ini, " Sahut Off sambil memeluk tas karung buatannya itu dengan sayang.

Mew melingkari leher Gulf dengan sebelah tangannya, Mew berdiri menempel di belakang punggung lelakinya itu. Dengan sebelah tangannya lagi yang bermain ponsel. Sikap Mew itu memang posesif, ia ingin menunjukkan pada para lelaki yang melirik Gulf jika lelaki itu hanya miliknya.

" Kenapa dandan? " Bisik Mew berat.

" Ga dandan, " Jawab Gulf dengan kedua alis yang saling bertaut.

Mew menempelkan ibu jarinya ke bibir Gulf lalu mengusapnya dengan menekannya sedikit kuat. " Ngapain pakek lipstik? "

" Astaga ralat! Ini tuh lipgloss ya, bukan lipstik. " Gulf ikut mengusap bibirnya, lalu menunjukkannya pada Mew jika tidak ada bekas lipstik menempel di jarinya itu. " Nah gaada kan? "

" Gausah genit genit, aku ga suka kamu dandan. "

" Mew, aku ga dandan! Cuma pake lipgloss doang. " Keluh Gulf geram.

Mew membalikan tubuh Gulf menghadap kearah nya. Ia meneliti wajah sempurna bak Aphrodite kekasihnya itu.
" Ngadep aku aja. " Katanya sambil menarik gilf lebih dekat agar wajah lelaki itu tertutupi oleh tubuh tegapnya.

Win mengerucutkan bibirnya melihat keposesipan Mew yang terlalu over. Bukan sekali dia kali Win melihat Mew seperti itu, tapi sangat sering. Bahkan Mew akan sangat marah jika Gulf merias tipis wajahnya, meski hanya bedak bayi. Karna menurutnya tanpa perlu diriaspun kekasihnya itu sudah lebih dari Sempurna " Kasian deh hidup lo, gup.. " Sindir Win jengah.

" Mending sama gue aja, gap. Gue ga bakal kekang lo kaya si Mew. Malah gue bakalan pamer kalo gue punya cowo cakep ke semua orang. " Timpal off yang di hadiahi tatapan tajam dari Mew membuat off mengacungkan dua jarinya tanda jika ia hanya bercanda.

Tidak lama kemudian, terdengar sirine yang menandakan jika semua peserta ospek sudah harus berkumpul. Semua Maba berbondong-bondong menuju aula yang sudah di sediakan.

Mew menggandeng lengan Gulf, tidak sedikitpun membiarkan kekasihnya itu lepas dari jangkauannya. Sementara Win dengan antusiasnya berjalan paling depan menuju aula.

" AYO SEMUANYA BERBARIS BERDASARKAN FAKULTAS MASING-MASING! BACA NAMA FAKULTAS YANG ADA DI DEPAN BARISAN! "

saat setelah barisannya rapi, juga tidak ada lagi suara ribut, seorang mahasiswa yang tidak lain adalah ketua BEM naik ke atas podium dengan tangan yang memegang Toa.

To Get Married (B.I.K S2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang