🍃 What Do You Mean?

1.9K 167 26
                                    




Disclaimer: Semua tokoh diciptakan oleh Tuhan, disini saya hanya pinjam nama untuk memudahkan berimajinasi.

Xiao Zhan tak ingin meminta pertanggung jawaban Yibo, namun ia juga tak rela jika harus berpisah dari Yibo. Lalu, apa maunya?

Sorry for typos



~Selamat Membaca~


Pagi damai tidak selalu dialami oleh semua keluarga di dunia ini, salah satunya dialami oleh keluarga Wang, pagi yang sebenarnya –tadi- terasa begitu damai harus diinterupsi oleh suara bel yang dipencet tak sabaran dan terdengar pula suara gedoran –yang kemungkinan besar dilakukan oleh kaki sang penggedor- yang memekakkan telinga.

Sang nyonya rumah, Ny. Wang terlihat kesal berjalan menuju pintu depan, dalam hati akan menyumpahi siapa saja yang telah mengganggu pagi indah cerah cerianya itu. Setelah membuka pintu, ia siap membuka mulutnya untuk menyumpahi pemuda tinggi kurus didepannya sebelum,

"Benar ini rumah Yibo?"

Suara bass lembut pemuda itu terdengar ditelinganya. Ny. Wang menatap pemuda itu dengan menyelidik, seorang pemuda dengan kulit putih pucatnya dan wajah unyu ini, ia tak pernah melihatnya, Yibo tak pernah punya teman semuda ini.

"Nyonya?"

"eoh, ya?" jawabnya tergagap karena suara pemuda itu yang terdengar mendayu di telinganya.

Tanpa permisi, bahkan pemuda itu sedikit menggesek bahunya dengan sang nyonya rumah –karena celah pintu yang terbuka sempit- ketika ia masuk tanpa ijin, mendapatkan hadiah pelototan dari Ny. Wang, tapi toh pemuda itu tak mempedulikannya sama sekali.

"Yak! Kenapa kau masuk tanpa ijin?" Ny. Wang mulai mengikuti langkah pemuda itu yang semakin masuk ke dalam rumah. Jika, jika saja pemuda ini adalah teman dari putra satu-satunya yang mereka miliki di keluarga ini, ia akan dengan senang hati menyuruh putranya untuk tak lagi berhubungan ataupun mengenal pria sejenis ini. Dia berhenti melangkah ketika pemuda itu berhenti di depan tangga menuju lantai dua.

"Nyonya, dimana kamar Yibo?" suara merdu itu terdengar lagi, membuat Ny. Wang terkesiap sekali lagi, bahkan ia hanya diam saja.

Lalu pemuda itu menoleh kearah seseorang –yang sepertinya pengurus rumah tangga di rumah itu- "bibi, dimana kamar Yibo?" ulangnya.

Sang bibi yang ditanya hanya menunjuk ke arah sebuah kamar di lantai dua. Pemuda itu mengerti dan dengan langkah lebar-lebar ia melangkah menuju kamar itu.

Setelah sadar dari keterkesiapannya, Ny. Wang langsung melotot pada pelayan di rumahnya. "Yak! Kenapa kau memberitahunya?"

Tak lama terdengar suara bantingan pintu yang membuat ny. Wang semakin melotot dan harap-harap cemas pada putranya. Tidak menyangka kalau pemuda se-unyu itu dengan suara bass lembutnya mampu bertingkah anarkis.

Pintu kayu eboni itu dijeplakkan dengan keras membuat seisi rumah keluarga Wang itu kaget dibuatnya. Yibo, sang pemilik kamar, tentu saja terbangun bahkan ia langsung membuka matanya seketika sambil mendudukkan dirinya di ranjangnya membuat kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang. Samar ia melihat siluet tubuh pemuda yang berdiri di depan pintu kamarnya, dengan langkah tergesa pemuda itu berjalan ke arahnya, semakin dekat dan Yibo tahu siapa pemuda itu,

Srakk

BUK!

Satu pukulan mendarat di pipi kiri Yibo setelah pemuda itu mendorongnya untuk kembali berbaring. Yibo memang tak tahu apa kesalahannya dan apa masalahnya, tapi pantang baginya untuk memukul pemuda yang sedang menghajarnya ini. Bukan karena pemuda ini lemah tapi lebih karena Yibo mencintainya, ya Yibo mencintai seorang Sean Xiao Zhan, pemuda yang terus meninju wajahnya ini.

What Am I To You? (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang