🍃Waity

870 117 28
                                    

Yibo mengatur nafasnya yang mulai tak beraturan. Sudah semua tempat yang menjual es krim di departement store ini ia sambangi namun tak jua menemukan Xiao Zhan. Mulai berfikir yang tidak-tidak mengenai pemuda itu, apakah ia tersesat? Apakah ia tidak tau jalan pulang? Jangan-jangan pemuda itu dibawa Om-om mesum dan menurut saja? Mungkinkah jika ada seseorang yang berbuat jahat padanya? Ada seseorang yang menculiknya? Apakah, apakah yang lainnya?

Yibo mengacak rambutnya frustasi karena pikiran negatifnya sendiri. Ia mulai berjalan mencari lagi, tak ingin beristirahat barang sejenak saja ketika masih belum tau bagaimana kondisi istrinya. Apakah dia baik-baik saja? pemuda itu membawa dua nyawa dalam tubuhnya dan Yibo takkan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Xiao  Zhan dan bayinya. Bukan dia terlalu paranoid namun pemuda itu sering mengalami buta arah, jadi jika bepergian harus didampingi seseorang agar bisa kembali ke rumah dengan selamat. Istrinya itu juga pasti tak membawa ponsel karena sedari tadi Yibo menelepon tak diangkat sama sekali. Kebiasaan buruk sering melupakan ponsel ketika bepergian.

Matanya menangkap sebuah tempat yang cukup ramai. Bisa ia lihat orang-orang yang masuk dan keluar dari sana kebanyakan seumuran dengan Xiao Zhannya. Apakah pemuda unyu itu juga berada di sana? Mengingat sering sekali Xiao Zhan ke Game Center ketika masih di Jepang dulu. Merasa tak ada salahnya untuk mengecek kesana, Yibo melangkahkan kakinya memasuki Game Center.

Ramai, itulah kesan pertama yang di dapatkan Yibo ketika masuk. Matanya mengitari seluruh ruangan namun tak ia temukan pemuda yang dicarinya. Kakinya berjalan menuju ke arah yang tertutupi beberapa permainan. Yibo tersenyum ketika akhirnya ia menemukan istrinya bersorak riang di sana. Baru selangkah Yibo maju ketika ia menyadari seseorang tengah berada di samping istrinya. Seseorang itu mencubit kedua pipi Xiao Zhan sambil tertawa membuat sebuah bara mulai tersulut di hati Yibo. Ia menyipitkan matanya ketika merasa mengenali seseorang yang bersama sang istri, "Zhang Yi Xing." geramnya. Ketika orang itu melingkarkan lengannya di pundak Xiao Zhan yang sama sekali tak menolak -justru Xiao Zhan cengengesan di sana- tangan Yibo mengepal saat melihat pemandangan menyesakkan dadanya. Seingatnya Xiao Zhan tadi ijin mau beli es krim kan? dan siapa tadi yang berjanji takkan lama?

Bara yang ada di hati Yibo berubah menjadi api tatkala melihat Yixing mendekatkan wajahnya pada perpotongan leher dan rahang Xiao Zhan, dan istrinya itu tak menolak? "Persetan dengan persahabatan." geram Yibo dalam hati "Mati saja kau Zhang." Yibo mendesis berbahaya. Dengan langkah lebar-lebar dia mendekat pada dua orang yang sejak tadi ia perhatikan, menarik secara paksa orang yang hampir mencium istrinya itu, lalu

BUAGG

Satu pukulan telak ia daratkan pada wajah orang itu hingga membuatnya jatuh terjerembab. Yibo bisa mendengar pekikan kaget Xiao Zhan, juga orang-orang yang mulai berkerumun namun tak ia hiraukan. Ketika Yixing mencoba bangkit, satu pukulan lagi bersarang di wajahnya. Hingga pukulan ketiga yang akan ia layangkan tertahan karena di cekal Xiao Zhan. Wajah istrinya seolah memohon padanya untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan Yibo.

Yibo menoleh ke arah Yixing yang sedang mengusap darah yang keluar akibat ujung bibirnya yang sobek, "Dia sudah menikah dan memiliki suami, jangan mendekatinya lagi!" menekan setiap katanya penuh ancaman, langsung menarik Xiao Zhan keluar dari kerumunan menuju lift terdekat.

🍃What Am I To You?🍃

Yibo dan Xiao Zhan menunggu pintu lift terbuka dalam keheningan yang mencekam. Yibo diam karena sedang mengendalikan amarah dalam dirinya, sedangkan Xiao Zhan diam karena takut menimbulkan kemarahan lain pada Yibo. Ia hanya sesekali melirik pada laki-laki itu.

"Yibo Ge, mengapa kau memukul Yixing?" tidak betah dengan keheningan yang melanda, Xiao Zhan mencoba bertanya baik-baik. Suaminya yang penuh emosi ini akan meledak jika ia ikut marah. Lagipula ia bingung, apa yang membuat Yibo marah? Xiao Zhan pergi bermain dengan Yixing itu sudah biasa kan? Ketika sebuah lirikan maut dilayangkan padanya, Xiao Zhan kembali menutup mulutnya, menunduk sambil memainkan lengan kemejanya yang kepanjangan.

What Am I To You? (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang