Hot morning

1.6K 183 3
                                    

"Hah!"

Wei Wuxian bangun dari tidur cantiknya, nafasnya terengah-engah, ia celingak-celinguk menatap sekitarnya. Kemudian menyenderkan badannya diujung kasur.

"..apa apaan itu? Mimpi?" Wei Wuxian bergumam. Ia menghela nafas, terkekeh pelan. "Sialan, bagaimana bisa aku memimpikannya?"

"Dan juga.." Wei Wuxian memandang atap datar, wajahnya kembali memerah mengingat mimpi aneh tersebut.

"Kenapa rasanya nyata sekali?" Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Baru tersadar, ia langsung menundukkan kepalanya kembali dan menatap sekitarnya.

Ini bukan kamarku! Wei Wuxian mengerutkan keningnya, mencoba mengingat yang terjadi kemarin. Matanya melotot kaget, "Itu bukan mimpi!"

Wei Wuxian menutup seluruh wajahnya yang panas dengan kedua telapak tangannya yang terasa dingin. Sial, sial, sial, sial. Apa yang telah aku lakukan?!

Spontan Wei Wuxian menarik selimut yang tadinya menyelimutinya untuk memastikan jika itu bukan mimpi.

"Oh, shit."

Itu bukan mimpi.

Selangkangannya benar-benar terrasa lengket dan tidak nyaman karena adanya orgasme yang ditembakkan oleh Lan Wangji.

"Berapa kali dia keluar?"

.

.

.

.

Apa tidak ada orang? Wei Wuxian mengeluarkan setengah kepalanya dari pintu kamar. Celingak celinguk menatap kanan dan kirinya memastikan ada orang atau tidak.

"Benar-benar sepi."

"Dimana dia?" Dengan setengah keberaniannya ia melangkah keluar dengan kaku karena disekitar pinggangnya yang masih terasa sakit. Ditambah lubang krisannya yang masih terasa perih. Setelah keluar ia kembali menutup pintu kamar tersebut.

Wei Wuxian menuruni tangga seraya menundukkan kepalanya tanpa menatap atas ataupun depannya. Sampai pada akhirnya ia menginjak undangan anak tangga terakhir, ia kembali mengangkat kepalanya.

Dan mendapati sosok rupawan nan menawan yang tengah berdiri tegap seraya menatapnya datar. Ditangannya terlihat ada nampan yang berisi bubur ayam dan air putih. Ia masih mengenakan jubah mandi dibadannya.

"Sudah bangun?" Ucap Lan Wangji dengan suara seraknya. Seketika pipi Wei Wuxian merasa panas kembali. Wow, what a nice voice.

Lamunannya tersadar ketika Lan Wangji kembali memanggilnya. "Wei Ying?"

"Ah, ya?!" Spontan Wei Wuxian berucap dengan lantang, ia kembali memerah karena malu.

Lan Wangji tersenyum geli dibuatnya, Wei Wuxian dibuat menjadi patung beberapa saat setelah melihat senyuman pria datar tersebut.

"Kau lapar?" Tanya Lan Wangji dengan lembut yang mendapat anggukan malu malu dari Wei Wuxian. Ingin rasanya Lan Wangji menerkamnya lagi.

Sabar..

Lan Wangji menghela nafas kasar, membuat Wei Wuxian terkejut.

Dia marah? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? Wei Wuxian menundukkan kepalanya karena merasa bersalah. Lan Wangji yang menyadari hal tersebut kembali tersenyum singkat.

Menggemaskan.

"Aku tidak apa-apa." Lan Wangji berdehem singkat sebelum berucap.

Wei Wuxian mengangkat kepalanya, menatap Lan Wangji penuh harap. "Benarkah?"

Blood loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang