《《《PRESENT》》》
Baekhyun kecil tumbuh tidak baik, jauh dari keharusan seorang anak kecil dibesarkan. Tidak seperti anak kebanyakan pula Baekhyun dipaksa hidup segera berpikir maju, memerintahkan diri untuk tidak banyak mengeluh, menjauhkan nafsu dari meminta ini itu. Baekhyun dipaksa dewasa dalam bertindak, anak kecil itu dituntun takdir secara kasar untuk menebus pertobatan.Bibi Kim, ibu dari Yongsun, saksi hidup pertama yang menemukan Baekhyun memikul beban menuju masa depan. Meraba-raba dalam gelap akan bagaimana ia berlaku, mengharapkan adanya cahaya di tengah gulita. Bibi Kim acap kali merasa pilu dengan perlakuan Tuan dan Nyonya Byun terhadap anak mereka yang satu itu. Meski jarang menunjukkan tetapi Bibi Kim sering mendapati Baekhyun menangis karena terasingkan dari kedua orang tuanya, Baekhyun masih butuh kasih sayang, seharusnya. Oleh karena itu, dibeberapa malam Baekhyun akan meminta Bibi Kim menemaninya sebelum tidur, meminta ditepuk-tepuk pantatnya pelan, meminta usapan lembut di kepala, meminta diceritakan apa saja sebagai pengganti dongeng.
Bibi Kim menyebut Baekhyun sebagai : anak polos yang rusak. Otak, hati, bahkan fisik anak masihlah lunak. Namun pesakitan sudah menimpanya kanan kiri, depan dan belakang. Bibi Kim takut Baekhyun hancur, bisa-bisa anak itu rusak hingga pada batas tak mampu dibenarkan lagi.
Untungnya, entah kebaikan atau keburukan, Baekhyun dan kuat beriringan berjalan. Yang selalu menimbulkan tanya bagi Bibi Kim, mengapa gelas kaca nan tipis itu bisa bertahan meski terbanting beribu tangan.
Suatu ketika Bibi Kim mendapati Baekhyun sedang mengemas beberapa mainannya. Saat itu sehari sebelum Bibi Kim pulang menjenguk kedua anaknya, Yongsung dan sibungsu Woozy beserta sang suami yang sakit-sakitan, kebiasan sebulan tiga hari yang rutin Bibi Kim lakukan. Mainan-mainan itu Baekhyun serahkan kepada Bibi Kim beserta catatan berbunyi :
"Ini oleh-oleh untuk Woozy, apa Woozy akan mau Bibi Kim?"
"Tentu Baekkie sayang, Woozy pasti akan senang dihadiahi mainan seperti ini."
Mengambil mainan dari tangan Baekhyun, Bibi Kim menunggu catatan berikut yang ditulis Baekhyun.
"Tapi mainannya bukan mainan baru, tapi ini masih bagus. Nanti beri tahu Woozy mau jadi temanku yah."
Baekhyun menunjukkan cengiran ketika catatan itu berhasil dibaca Bibi Kim, memanggil wanita berumur dewasa itu tersenyum kasih.
Dan hal tersebut terus berlanjut, setiap kali Bibi Kim akan pulang Baekhyun akan menghadiahi Woozy mainan lamanya. Sampai mainan yang Baekhyun miliki tersisa mobil merah muda rusak. Kata Baekhyun di penghujung kesadaran sebelum menjemput mimpi :
"Baekkie tidak mau mainan lagi. Baekkie mau Ayah dan Ibu cinta Baekkie saja."
Bibi Kim tidak bisa menahan gejolak emosi dari lubuk hatinya, pelupuk mata memanas menjatuhkan cairan bening. Menangisi kemalangan anak tersebut. Seharusnya Baekhyun tidak mengalami itu di masa kecilnya, seharusnya setiap anak tumbuh baik-baik saja sebab mereka belum mengenal betul bagaimana dunia itu terlalu pahit begitu dikecap.
Seperti harapan Baekhyun dan Woozy bisa menjalin pertemanan. Ketika itu suami Bibi Kim telah tiada, Yongsun sendiri harus bersekolah dan tidak bisa menjaga Woozy sepenuhnya, jadi beberapa kali Bibi Kim membawa Woozy ikut bekerja. Dari Baekhyun dan Woozy akrab, Woozy yang jarang berteman dengan anak-anak sebaya yang menurutnya terlalu berisik. Pada dasarnya Woozy adalah jiwa perusuh, ia terbilang berisik, hanya saja kadang teman-teman yang ia punya suka menjelek-jelekkan orang lain. Sisi itulah yang membuat Woozy menemukan ketertarikan dari Baekhyun yang tak mampu berbicara. Baekhyun sendiri mendapatkan sosok sebaya yang serius mau berteman dengannya tanpa perlu menerima ejekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE]
FanfictionAkibat 'kebodohan' di masa lalu Baekhyun diasingkan dari hangatnya dekapan keluarga. Hidupnya berputar hanya tentang menebus dosa, dosa yang ia torehkan kepada kembarnya. Miliknya pergi, bahkan cintanya ia biarkan pergi demi penebusan dosa. Baekhyun...