3. Hujan

170 39 2
                                    


















Sedari tadi pagi cuaca sangat mendung. Mendung gelap dan lama yang pasti akan membuat hujan akan berlangsung lama.

Anak di kelas Nanda pun memanfaatkan nya dengan bersantai di kelas lagi pula para guru sedang rapat jadi semua pada jam kos.

Begitupula dengan Nanda yang cuaca apapun tetap tertidur. Dengan chiko yang tertidur di pundaknya. Mungkin karena mereka sangat dekat banyak yang mengira mereka adalah pasangan padahal Chiko sukanya sama abangnya Nanda.

Jam pulang pun tiba, hujan masih mengguyur kota. Hampir seluruh siswa siswi sudah mulai pualng satu persatu meskipun dengan huja. Yang cukup besar.

Sayangnya Nanda tidak membawa motor karena dirinya berangkat dengan sang kakak. Perkiraan Nanda dia akan dijemput juga dengan sang kakak. Mungkin sepertinya tidak.

Teman Nanda, Chiko sudah pualng dengan gojek karena Chiko ada gojek lovers. Mungkin juga orangtuanya terlalu sibuk hingga Chiko selalu menggunakan gojek karena dia masih belum fasih menggunakan motor ataupun mobil.

Sedangkan Nanda masih menggu dikelas dengan wajah menghadap ke jendela. Bisa saja Nanda menggunakan gojek namun jarak rumah kesekolah sangat dekat jadi sayang jika menggunakan gojek mending buat jajan.

Pasha sudah bersiap siap ke parkiran motor bersama dua sahabat kembarnya. Namun sebelum kembali kerumah mereka hendak makan nasi Padang dekat sekolah.

Pasha pun melakukan hal yang sama Sampai pulang Sebelum mereka ke parkiran. "Pash yuk naspad!" Ajak Johny. "Naspad mana? Deket sekolah" jawab Pasha. "Iyaa kan enak ujan ujan begini makan naspad" ucap Jefri. "Eh tapi gue utang dulu ya simba barusan ngebengkel gue kagak punya duit lagi" jawab Pasha memohon sedikit.

Perjalanan ke warung nasi Padang membutuhkan waktu yang singkat karena berada di samping gang sekolah. Sesampainya di warung nasi Padang mereka memesan menu masing masing namun yang membayar semua itu adalah Johny yang tentu saja akan dianggap hutang.

Setelah makan mereka bertiga berpisah.entah mengapa pasha ingin melewati jalan yang mengarah kesekolah. Saat melewatinya Pasha melihat lelaki yang menggunakan Hoodie polos sedang menunduk melihati rintikan hujan yang jatuh ketanah

Nanda merasa bosan dikelas karena seluruh teman temannya sudah pualng, Bahkan siswa yang piket pun sudah pulang. Nanda memutuskan untuk pergi kebawah tidak lupa dia mematikan lampu dan mengunci pintu. Nanda melewati anak tangga untuk menuju ke lantai bawah. Lalu Nanda pun keluar lalu mencari tempat duduk yang ada atapanya sambil menikmati air hujan.

Lelaki itu adalah Nanda orang yang telah menjadi musuhnya, sebenarnya bukan musuh tapi entahlah Pasha sering berurusan dengannya sekarang.

Entah dari mana Pasha reflek memanggilnya "woyy nan!" Panggil Pasha ditengah hujan. Nanda yang merasa namanya di panggil pun menengok kearah depan. "Hah? Sapa lu? Pasha" ucap Nanda sambil menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang memanggilnya. "Belum pulang lu?" Tanya Pasha yang mulai menuju ke arah tempat duduk disamping Nanda. "Hm" jawab Nanda seadanya sambil mengalihkan pandangannya. "Kenapa gara gara hujan? Dih lemah banget jadi cowo" ucap pasha sambil menyenggol lengan Nanda dengan sikunya. "Lu kalo cuman ganggu mending ga usah deh gue lagi males ngeladenin elu" jawab Nanda mulai bergeser. "Dih ngambek yuk gue anterin" kata Pasha. "Bener?" Jawab nanda

Pada akhirnya pun Nanda mau meskipun harus melewat hujan deras. Untung saja hari ini dia membawa Hoodie.

Sedangkan Pasha merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Perasaan aneh namun nyaman. Perasaan asing yang dia belum pernah rasakan. Namun Pasha melupakannya dan fokus kejalanan.

Motor gede Pasha pun telah sampai dirumah Nanda. Rumah yang tidak terlalu besar namun terlihat nyaman karena ada banyak tanaman. Tanamannya terlihat sangat terawat dan subur.

Nanda pun segera turun dari motor Pasha. Karena ingin bersikap sopan Nanda menawari apa dia ingin masuk atau tidak. "Pash masuk ga?" Tawar Nanda. "Tawaran lu bisa diganti ga?" Tanya Pasha. "Hah ganti apaan?" Ucap Nanda binggung. "Belum tau sih, nanti juga tau" jawab Pasha. "Yaudah gue pamit dulu" pamit Pasha.

Nanda merasa binggung dengan apa yang dikatakan Pasha namun dia mencoba bodo amat. Dan dia segera masuk lalu mandi.

Farhan melihat adiknya pulang merasa melupakan sesuatu. "Loh dek kok lu udh pulang padahal gue lupa?" Tanya Farhan dengan tatapan kebinggungan. "Lu sih lupa jadinya gue nebeng tadi" jawab Nanda. "Yaudah sih cepet ganti abis ini gue ngedate" ucap Farhan sambil merapikan rambutnya di kaca. "Dih giliran adiknya lupa pacarnya kagak" kata Nanda menuju kamarnya.

Pasha sudah menuju rumahnya sambil memikirkan ide agar menjadi tawaran yang bagus. Sesampainya di rumah Pasha masih ketawa ketawa sendiri ga jelas Sampai sang ibu bertanya. "Pash ngapain ketawa ketawa sendiri kesambet Lo?" Tanya sang ibu. "Apaan si ma kepo aja" jawab Pasha. "punya pacar baru nih ?" Ucap sang ibu menggoda Pasha. "Dih enggak ya Pasha ini jomblo" jawab Pasha.
"Yauda tapi jangan ketawa ketawa sendiri kayak orang gila" ucap sang ibu yang hanya ditatap oleh pasha

Tutor -ohmnon-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang