Part 3

66 6 4
                                    

Desember memang menjadi gerbang perpindahan musim panas dan musim hujan. Sepagi ini Jogja sudah diguyur hujan lebat. Joshua yang awalnya ingin jogging kemudian mengurungkan niatnya. Begitu juga dengan Tara dan Yudha yang ingin pergi gowes.

"Jancuk !!malah hujan," Kata Yudha sambil memandangi langit dari balik jendela. Yudha memang tidak terlalu menyukai hujan.

Tara sibuk membuatkan kopi untuk Joshua dan Yudha. Ia menyodorkan secangkir kopi untuk Yudha yang dari tadi sudah meratapi nasib karena gagal gowes. Padahal ia senang ada Tara yang mau diajak gowes, tidak seperti Uma dan Bulan yang sangat suasah diajak gowes.

"Lambemu Yudh, ni minum biar bersih tu lambe." Kata Tara sambil menyerahkan kopi untuk Joshua.

"hehe, thanks kopinya Mas." Kata Yudha sambil mengangkat gelas dan mengarahkan pada Tara.

Tara hanya berdehem, kemudian ia menyerahkan secangkir kopi untuk Joshua.

"thanks bro." kata Joshua.

Mereka bertiga lahir ditahun yang sama, hanya berbeda bulan. Itu yang membuat mereka sangat akrab. Hujan semakin deras, mereka memutuskan menikmati secangkir kopi buatan Tara, sambil menonton spongebob, percayalah walaupun mereka sudah dewasa Spongebob selalu menjadi acara favorit mereka.

Bulan dengan muka lelahnya menyusul mereka diruang tivi. Yudha sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Bulan. Seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Apa ?" Akhirnya Bulan buka suara, karena risih dengan tatapan Yudha.

"Nanti jadi kan?" kata Yudha dengan senyum jail khas miliknya.

"ha? apanya?" Bulan masih belum sepenuhnya sadar, Yudha sudah membuatnya bingung dipagi hari.

"YAAMPUN MAS! KAN LO MAU NGLAMAR MBAK RATNA." Suara Yudha mengagetkan Tara dan Joshua, untung saja kopinya tidak tumpah di karpet kesayangan eyang.

Saat ini Bulan sudah sepenuhnya sadar, rasa kantuk yang dari tadi masih memeluknya sudah hempas entah kemana, wajahnya mulai memancarkan aura panik

"Astaghfirullah!!!!!!!LALI AKU." katanya sambil menepuk keras dahinya, semoga tidak menyebabkan gagar otak.

Joshua dan Tara tertawa melihat kepolosan Bulan, dihari sepenting ini aja ia bisa lupa. Bulan memang seperti itu, apalagi kalau sudah sibuk dengan pekerjaan, dia bisa berhari-hari tidak menghubungi keluarga ataupun pacarnya. Bukan karna malas, tapi memang tidak sempat.

"Dasar orang tua," cibir Yudha sambil geleng-geleng kepala.

"mau dilamar dimana Mas?" tanya Joshua penasaran.

"Rencananya Mau gue ajak makan malam disini, sekalian ketemu sama kalian semua, biar nanti dia terbiasa punya sepupu yang modelannya macam kalian," jelas Bulan.

"Josh, gue butuh bantuan lo" pinta Bulan dengan wajah penuh pengharapan.

"apa?"

"tolong ambil cincin lamaran gue, ntar gue shareloc." pintanya dengan muka menelas.

"males, hujan," jawab Joshua, Ia sebenarnya mau, hanya saja Joshua ingin mengerjai kakak sepupunya ini.

"ini pertaruhan hidup dan mati sepupu kesayangan lo Josh, bantuin gue," rayunya, sambil memeluk lengan Joshua dengan manja, sumpah geli juga ya.

"idih idih... idih"  sahut Joshua dengan memincingkan sebelah matanya ke arah Bulan.

Bulan masih memasang wajah memelas andalannya. Akhirnya Joshua mengiyakan permintaan Bulan, namun dengan satu syarat. Bulan harus bernyanyi diacara lamaranya.

Rumah Eyang || NCT 127 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang