Maaf Pak, Bu. Anakmu Berbohong

46 10 4
                                    

          "Dia hanya menceritakan masalahnya kepada Tuhan-Nya, menutupi kesedihan dengan tawanya"
-Anak Kecil yang Kini Beranjak Dewasa

Sore itu, aku yang mengurung diri dikamar hampir seharian membuat kedua orang tuaku menjadi cemas, hari hariku berjalan tidak sesuai rencana. Berat masalah kupikul sendiri, dewasa ternyata sebercanda ini.

"Pak kayaknya ada yang ga beres tuh dengan si kakak, ga seperti biasanya dia kayak gitu pak dari pagi di kamar terus, udah berapa hari ini ibu lihat dikamar terus" ujar ibuku kepada bapakku, saat mereka berdua sedang duduk santai di ruang tamu.

"Ya bu, bapak juga agak aneh ngeliat dia beberapa hari ini, gak seperti hari biasanya"...sahut bapakku

"Yuk pak, kita cek dulu ke kamarnya kakak, ibu takut dia kenapa-napa."

Mereka berdua bergegas menuju kamar di pojok kiri, yang tak lain adalah kamarku.

Tok,tok....suara ketukan pintu terdegar olehku dari dalam kamar tidurku. Mereka membuka kamarku, dan mendekatiku. Aku masih kebingungan mengapa mereka mendatangi kamarku sore hari begini.

"Kak, kenapa? Kok tumben dikamar terus seharian, gak bantu ibu nyapu juga tadi pagi gak kayak biasanya. Ada masalah kak?" Dengan nada lembut ibu bertanya.

Duar, seakan petir menyambarku disaat sore hari yang panas ini, aku membisu, tidak tahu apa yang harus aku katakan pada mereka. Aku tak pandai berbohong, aku takut mereka curiga.

"Kamu ada masalah apa? Kenapa akhir akhir ini bapak lihat kamu dikamar terus? Jarang keluar rumah, olahraga pun jarang." Sahut bapak bertanya sekali lagi.

"Iya Kak, kakak ada masalah apa? Jangan dipendam sendiri, coba cerita dulu, barangkali bapak dan ibu bisa bantu."

"Tidak pak, bu. Kakak baik baik aja kok. Ini cuma gara gara ada tugas kuliah aja makanya begadang terus. Lagi males aja keluar rumah, temen temen lagi pada sibuk"
ujarku sambil tertawa kecil membohongi mereka....

"Ah yang bener? Kamu gak bohong kan?" Sahut bapak

"Engga kok pak ini dosen nya killer makanya agar bingung sedikit, jadi bukan masalah besar pak." aku menimpali pertanyaan bapakku dengan yakin.

"Kakak kalau ada masalah kayak gini gausah dipendam sendiri, diem terus dikamar kan ibu sama bapak jadi khawatir sama kakak, coba tenangin dulu, kalau gak bisa kan bisa nanya sama temennya kak." Ujar ibuku dengan nada pelan.

"Semangat kak, bapak ga bisa bantu kalau urusan itu, bapak kan cuma tamat sma kak gak tau masalah kuliah kakak. Kalau capek jangan dipaksa begadang dulu. istirahat jaga kondisi, inget semangatnya harus kayak diawal mau kuliah dulu, jangan makin kesini makin kendor kak, katanya mau cepat cepat jadi Sarjana Hukum." Sambut bapakku sambil mengusap rambutku.

"Bener tuh kak, udah semester 5 lhoo.....lagi dikit aja pasti bisa kak, ibu sama bapak yakin kakak pasti bisa."

"Iya pak, bu.... Kakak sih butuh rebahan aja sebenernya eh kaliannya panikan baru kakak rebahan dikamar." Sahutku sambil cengengesan.

"Abisnya kakak ga biasanya kayak gitu, biasanya kan sore olahraga atau gak main kerumah adit, lah ini seharian dikamar aja, makanya sih ibu jadi curiga"ucap ibuku menggodaku.

"Iya lagi males aja hari ini kemana mana bu, udah udah kakak mau main hp lagi, jangan diganggu..." dengan sambil tertawa aku menyuruh mereka keluar dari kamarku.

"Iya deh, ibu sama bapak keluar ya. Inget makan udah ibu masakin tuh ayam goreng crispy."

"Iya, nanti aku abisin bu." Timpalku sambil tertawa

Bapak dan ibu keluar kamar sembali menitipkan senyum kecil mereka saat menutup pintu.....

Obrolan singkat ini kurangkai dengan kebohongan, entah mempercayaiku atau tidak, aku tidak tahu. Aku sendiri tidak yakin, tapi sudahlah....
Bukan tidak mau untuk cerita, tetapi takut membuat orang tua menjadi kepikiran dan khawatir tentang masalah yang kita hadapi, takut menambah beban untuk mereka.

Banyak yang tumbuh tanpa memilih bercerita kepada orang tuanya, termasuk aku diantaranya yang memilih untuk kupendam saja sendiri.
Apa dewasa sebercanda ini? Harus bisa pura pura bahagia, harus bisa membohongi orang lain bahwa kita baik baik saja, harus bisa memendam masalah sendiri.

Saat ini aku merasa berada pada titik  nadir, serasa hidupku berputar 180 derajat yang semula aku adalah salah satu orang yang sangat anti berbohong, akhirnya terbiasa untuk melakukannya. Sejak kejadian sore ini aku mulai terbiasa membohongi diri sendiri, keluarga, sahabat, teman, dan orang-orang disekitarku.

Lucu ya, jika dikilas balik saat kecil dulu, apa hal yang kita alami hari itu pasti kita ceritakan kepada orang tua atau orang terdekat kita. Dulu, beban bisa kupikul bersama kini harus ku tanggung sendiri.

Dunia menuntutmu untuk berdamai dengan keadaan, sementara keadaanmu terasa mengacaukan dirimu. Otak serasa dibanting, raga serasa ditikam, tapi harus haha hihi dihadapan orang lain

I'm not sad, but i'm not happier either🙂

***

ENERVATE : SEDANG TIDAK BAIK BAIK SAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang