1

181 9 0
                                    

                  🌟 votenya juseyo 🌟

                  🌟 votenya juseyo 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                   -

10.00 AM
Train Center

"Sial." Umpat seseorang sambil berlari ke arah pintu ruang latihan bawah tanah.






"Ya! Kamu tahu kan aturan paling penting di perusahaan ini?"

Pelatih dance berkacak pinggang sambil melihat ke arah trainee rambut pirang yang terlambat itu.

"Saya tahu, Hyung."

"Kalau begitu sebutkan peraturannya!" Perintah pelatih dance tersebut.

"Aturan paling penting di perusahaan adalah.. Jangan terlambat karena waktu adalah uang.. dan jangan.." Ucapan pria itu terputus.

"Jangan berkhianat karena kau sudah diberi makan." Sambung pelatih itu.

"Apa alasanmu terlambat? Wae? Apakah dormmu kurang dekat dari Train Center?"

Pelatih dance itu makin mengintimidasi Trainee berambut pirang tersebut.

"Saya hanya merasa sedikit tidak enak badan, hyung." Trainee itu membuat alasan.

"Lalu?"

"Bukannya kamu harus tetap profesional?!"

Pelatih dance itu diam beberapa saat.

"Saya akan memaafkanmu kali ini. Jangan buat kesalahan lagi hari ini, Asahi." Kata pelatih dance tersebut.

"Terima kasih banyak, Hyung." Asahi membungkuk 90 derajat untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.

"Ah.. hampir saja ketahuan.." Gumamnya dalam hati.









Tadi, 08.00 AM
Di depan minimarket dekat dorm.

"Yeoboseyo, Asahi-ssi majayo?" Tanya seorang lelaki dari panggilan telfon itu.
(translate : halo, apa benar ini Asahi?)

"Ah, ne majayo. Emm.. Sekarang saya lagi pinjam Handphone orang asing yang lewat depan minimarket. Jadi tolong jangan hubungi nomor ini lagi. Orderan anda sudah saya letakkan di depan minimarket, plastik hitam.. emm.." Ucapan Asahi terhenti lalu ia melirik ke arah bapak-bapak yang meminjamkannya Handphone.

"..sabu-sabu 1 gram, dan heroin 1 gram. Benar kan? Saya harus memastikan agar tak ada kesalahan." Bisiknya sambil berjalan menjauhi bapak-bapak itu.

"Iya benar, terima kasih banyak Asahi-ssi. Uangnya sudah saya transfer ke rekeningmu. Lain kali saya akan pesan lebih banyak. Kerja bagus, anda adalah pengedar narkoba yang bisa diandalkan." Kata penelpon itu.

Asahi tersenyum mendengar pujian tersebut.

"Nak, sudah selesai pinjam Handphonenya? Om mau berangkat kerja."  Kata bapak-bapak yang meminjamkan Asahi handphone.

"Oh, sudah om.. Terimakasih banyak om.. Dan ini, saya ada sedikit rezeki karena om sudah berbaik hati meminjamkan saya telfon." Asahi memberikan beberapa lembar uang 10.000 won.

"Bukankah ini terlalu banyak nak? Kamu bahkan bisa menyicil pembelian handphone dengan uang segini."  Kata bapak-bapak itu.

"Tidak om, itu untuk om simpan saja, saya sudah punya cukup untuk diri saya sendiri." Sahut Asahi.

"Wah, kamu luar biasa ya. Selain tampan, kamu juga kaya dan murah hati. Terimakasih ya!" Bapak-bapak itu menepuk pundak Asahi lalu pergi.

"Kalau gue gak jual narkoba, gue gak bakal kaya pak... Gue juga gak bakal bisa hidup sebagai trainee, apalagi di negri orang." Gumamnya dalam hati.

TRAINEE's SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang