- Secretary Park -
Perempuan itu melangkah masuk. Tatapannya menelisik ke seluruh isi ruangan, mengamati setiap sudut---dia tengah mencari seseorang.
"Dimana Chanyeol?" ucapnya.
Merasa itu bukanlah Chanyeol, Rose dengan cepat memalingkan badan ke sumber suara. Ia membungkuk segera, ternyata selain dirinya---perempuan ini juga tahu password apartement Chanyeol? Rose tersenyum samar, sudah jelas karena dia adalah pacarnya. Untuk apa cemburu?
"Sekretaris Park kau menginap disini?" tanya Wendy curiga.
Rose langsung menggeleng, ia tidak ingin keberadaannya menjadi kesalahpahaman disini. "Ahh, b-bukan begitu--"
"Aku disini, ada apa mencariku."
Rose menghembuskan napas lega, ia merasa terselamatkan karena Chanyeol datang. Chanyeol yang baru selesai dengan aktivitasnya itu keluar dari kamar mandi. Tubuhnya sekarang hanya berbalut handuk putih yang melingkar pas di pinggangnya. Pemandangan gratis.
Wendy nampak bahagia sekali melihatnya, wajahnya berbinar, dia tersenyum lebar saat Chanyeol menyapanya. . "Ahh Chan, hari ini kita perlu berkencan seperti yang keluarga kita katakan, kurasa kau--"
"Aku sibuk, kau saja," potong Chanyeol seraya berjalan ke arah lemarinya. Ia mengambil beberapa pakaian kemudian kembali lagi ke kamar mandi.
Rose hanya diam ditempatnya, sedangkan Wendy---ia merasa harga dirinya sudah diinjak-injak oleh Chanyeol didepan Rose. Bisa-bisanya Chanyeol mengacuhkannya seperti tadi? Itu keterlaluan sekali!
Dengan tatapan yang tak henti memperhatikan Chanyeol, Wendy mengepalkan jemarinya hingga memutih. Memutuskan untuk pergi saja dari sini, perempuan itu langsung melangkahkan kakinya keluar. Tapi sebelum itu, ia berhenti tepat di hadapan Rose, lalu menatapnya tajam.
"Boleh aku bertanya?"
Rose yang tadi hanya menundukkan kepala kini mulai mengangkat pandangan, ia mengamati sekitar kemudian menunjuk dirinya tak percaya, "Padaku?" tanyanya ragu.
Wendy mengangguk. "Ya, siapa lagi?"
"Ahh, baiklah, silakan bertanya."
"Apa hubunganmu dengan, Chanyeol?"
Terkejut. Tentu saja reaksi pertama Rose setelah menerima pertanyaan aneh itu adalah terkejut. Hubungannya dengan Chanyeol? Sudah jelas hanya sebagai Bos dan Sekretaris, atasan dengan bawahan, untuk apa Wendy menanyakan hal yang semestinya dipahami betul olehnya sebagai pacar Chanyeol sendiri.
"Ku tanya hubunganmu dengan calon suamiku?" Wendy memperjelas maksudnya.
"Kau sendiri tahu, aku Sekretarisnya," jawab Rose seadanya.
Namun, perempuan bermarga Son itu nampak tak suka mendengar jawaban Rose. Ia menarik lengkungan tipis di sebelah sudut bibirnya. "Tapi tak terlihat seperti itu," ujarnya dengan seringaian miring lalu segera melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan ini.
Rose menghela napas ditempat, kenapa perempuan itu angkuh sekali?
____
17.00 KST.
Sampai sore ini, Chanyeol masih setia duduk di kursi CEO-nya. Jemarinya mengepal menahan emosi, walau matanya menyorot tajam tapi sebenarnya ada sesuatu yang lain dari pria itu, tidak seperti Chanyeol biasanya.
Pria itu mematikan laptopnya segera, ia juga menutup matanya sesaat, melampiaskan rasa lelahnya setelah hampir seharian bekerja. Juga lelah dihatinya, ia benar-benar perlu mengistirahatkan pikirannya yang kusut sejak beberapa hari terakhir ini.
"Sajangnim." Rose yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik Chanyeol akhirnya membuka suara, ia bermaksud ingin bertanya apa kiranya yang terjadi. Toh tidak biasanya Chanyeol seperti ini.
"Kau bisa pulang cepat hari ini," sahut Chanyeol yang masih setia menutup matanya.
Namun, Rose jelas bisa melihat, bahu lebar yang bersandar di kursi kebesarannya itu mulai turun perlahan, menandakan rasa lelah yang ia rasakan. Tangannya bergerak memijit kedua pelipisnya yang sakit. Rose menyaksikan semua itu, mana tega dia meninggalkan Chanyeol dengan keadaan seperti itu?
"Aku akan pulang sesuai jadwalku saja, Sajangnim."
Chanyeol mulai membuka matanya dan melirik Rose dari kursinya. Senyuman tipis terukir dibibirnya saat kata-kata itu terucap, ia memang membutuhkan seseorang---tapi bagaimana mungkin Chanyeol memintanya secara langsung? Itu bukan Chanyeol sekali. Gengsi masih diatas segalanya.
"Aku akan menikah," lirihnya kemudian.
"Yee!?" Rose tentu terkejut, tapi sedetik kemudian ia berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap biasa saja. Bagaimanapun ia tak boleh terlihat menyedihkan, karena menyimpan perasaan ini seorang diri.
"Aku akan menikah, Rose." Chanyeol memperjelas maksud ucapannya.
Cukup lama Rose menatapnya. "Itu bagus, selamat untukmu Sajangnim," sahut Rose dengan senyum terpaksa nya.
Rose kemudian mengambil beberapa lembar dokumen di meja. Memilih menyibukkan diri daripada menanggapi ucapan Chanyeol tadi yang akan membuat hatinya semakin sakit saja. Ia tiba-tiba teringat satu hal, saat Wendy mengatakan Chanyeol adalah calon suaminya, ia kira itu hanya bualan perempuan itu saja, namun ternyata itu benar adanya.
"Aku belum sempat makan siang, bagaimana denganmu?"
Rose kembali menatap pria itu, ia menggeleng, ia juga belum makan apapun.
"Kalau begitu kita harus makan bersama, ayo!" ucapnya dan langsung melangkah keluar dari sini. Rose menghela napas sebelum akhirnya pergi menyusul pria itu walau sudah tak bersemangat lagi.
BERSAMBUNG!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Park #ChanRoséCreationFest ✔
Fanfiction🏅3rd Winner AU | Romance | #Monochromance. 28/11/21 Rose menyimpan perasaan untuk orang yang tak bisa ia gapai. Namun semuanya berubah, saat laki-laki itu mengatakan kalau dia juga mencintainya. "Berhenti memanggil calon suamimu begitu! Sekretari...