- Secretary Park -
Dan disinilah mereka sekarang, sebuah rumah makan yang letaknya tepat di seberang kantor, membuat tempat ini strategis sekali untuk dikunjungi. Apalagi untuk Chanyeol sendiri, dia tidak punya banyak waktu untuk sekedar makan di resto yang jauh dari kantornya.
Seorang pelayan datang menghampiri mereka, Ahh, menghampiri Rose saja lebih tepatnya. Memberinya sebuah buku menu yang didalamnya terdapat puluhan bahkan ratusan menu untuk dipilih.
"Kau ingin makan apa, Sajangnim?" Rose menawarkan menu dengan sopan seperti biasa. Dan Chanyeol, dia sepertinya memang sedang banyak pikiran, dia melamun lagi.
"Sajangnim?" kata Rose lagi, mencoba menyadarkannya. Chanyeol nampak terkejut padahal Rose tidak berniat mengejutkannya.
"Pesan apa saja yang bisa ku makan," simpelnya membuat tangan Rose gatal ingin menoyor kepalanya itu! Sungguh menyebalkan bukan? Jika pria ini bukan Park Chanyeol---Rose pasti sudah menoyor kepalanya!
"Baiklah, Sajangnim."
"Aku ingin membicarakan pernikahanku dengan para petinggi perusahaan, tapi bagaimana caranya?"
Rose membuka matanya lebar-lebar sambil menatap pria itu. Astaga. Rose membuang napas kasar. Ini pernikahannya, Chanyeol yang ingin menikah, kenapa malah bertanya padanya? Rose bahkan tidak ada pengalaman sama sekali tentang dunia pernikahan.
"Kumpulkan saja mereka seperti biasa, dan sampaikan apa yang perlu kau sampaikan."
"Menurutmu begitu?"
Rose mengangguk. Memangnya bagaimana lagi? Haruskah dia membuat laporan pada setiap staf untuk mengumumkan pernikahannya? Atau perlukah Rose mengirim pesan ke alamat email mereka satu-persatu! Tentu saja itu terlalu merepotkan.
"Baiklah, kumpulan mereka besok pagi di ruang rapat. Kau juga harus datang."
"Baik, Sajangnim," sahut Rose dengan penekanan di akhir kalimanya. Fokusnya kini teralihkan dengan kedatangan makanan yang tadi mereka pesan.
Memutus obrolan kecil yang sempat terjadi, sekarang Chanyeol terlihat fokus menyantap makanannya, dia memang belum makan apapun sejak siang, anggap saja dia kelaparan. Rose tersenyum melihatnya lalu mulai ikut menyantap makanan.
Setelah beberapa menit berlalu dengan keheningan. Dering ponsel terdengar. Chanyeol segera merogoh sakunya untuk memeriksa ponselnya yang berdering. Ia langsung izin mengangkat panggilan itu.
Salju turun, tepat setelah kepergian Chanyeol. Rose mengamatinya di balik jendela kaca tembus pandang, dapat ia lihat butiran-butiran putih itu turun yang seketika menghiasi langit dan mengenai rerumputan serta aspal di jalan. Senyum Rose merekah melihatnya, atensi perempuan itu benar-benar teralihkan pada butiran salju itu.
Rose menoleh, kembali ia mengamati Chanyeol yang tengah sibuk bicara dengan handphone nya di belakang sana, senyuman tipis di bibirnya langsung terukir.
Disatu sisi Rose merasa bahagia karena menyaksikan salju pertamanya tahun ini bersama pria yang ia cintai, itu membuatnya sangat bahagia. Tapi disisi lain, Rose juga merasa dirinya menyedihkan sekali, karena lagi-lagi memendam perasaan ini sendiri. Apalagi pria itu akan berganti status menjadi suami orang--hatinya menjerit sakit, sakit sekali.
Angin tiba-tiba berhembus. Udara dingin tiba-tiba terasa menembus masuk ke dalam kulit, apalagi kemeja tipis serta rok selutut yang Rose pakai, tidak cocok sekali untuk cuaca sekarang. Dia menggigil kedinginan.
Besok semua orang akan tahu, kalau Direktur perusahaan besar itu akan menikahi seseorang, dia akan mengakhiri masa lajangnya sebentar lagi. Tapi Rose? Menurutnya ia sangat menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Park #ChanRoséCreationFest ✔
Fanfiction🏅3rd Winner AU | Romance | #Monochromance. 28/11/21 Rose menyimpan perasaan untuk orang yang tak bisa ia gapai. Namun semuanya berubah, saat laki-laki itu mengatakan kalau dia juga mencintainya. "Berhenti memanggil calon suamimu begitu! Sekretari...