𝟎𝟒/𝟎𝟕

3K 658 31
                                    

Saat ini [Name] nampak lemah, letih, lesu, juga letoy akibat cuaca yang begitu panas. Tenggorokannya meminta es krim, tetapi otak menolak akan hal itu karena teringat larangan dari sang papa. Belum lagi, saat ini dirinya sedang berada di rumah orang lain.

Pemandangan di depan sana membuat jati diri [Name] sebagai anak baik-baik yang selalu menuruti setiap perkataan orang tua goyah.

Rindou yang tidak tahu menahu justru menyodorkan eskrim cup ke arah [Name]. "Mau??"

Setelah berpikir beberapa detik, [Name] menganggukkan kepala dan berjalan ke arah Rindou yang masih berdiri di depan kulkas. Sekali-kali tidak menuruti ucapan orang tua sepertinya tidak masalah, pikirnya.

Mengulas senyum tipis sembari mengacak rambut panjang berwarna gelap [Name], tangan Rindou kembali membuka freezer dan mengambil es krim rasa vanilla.

[Name] menerima satu cup eskrim itu dengan mata berbinar. "Terima kasih kak Rin!"

Selang beberapa menit, kesenangan [Name] terganggu karena sebuah tangan mengambil paksa eskrim dan tangan kecilnya. Lantas, ia menolehkan kepala untuk melihat pelaku yang sudah tega merebut eskrimnya.

Seorang yang tak lain dan tak bukan adalah Haitani Ran itu memberikan seulas senyum tipis ke arah [Name], kemudian menatap tajam ke arah sang adik. Rasanya Ran akan mencekik leher Rindou sekarang juga.

Memang begitu, adik sendiri di benci setengah mati, sedangkan anak orang justru di sayang-sayang.

Ran menghela nafas, berjongkok di depan [Name] agar tingginya sejajar. "[Name] kenapa makan es krim? Bukankah papa mu melarang?" tanyanya lembut.

[Name] pernah mengalami beku otak atau sphenopalatine ganglioneuralgia setelah mengkonsumsi eskrim di cuaca yang panas. Walaupun hanya dalam waktu yang singkat, tetapi bagi bocah seperti dirinya, hal seperti itu benar-benar terasa sakit. Bahkan [Name] sampai membuat janji untuk tidak akan pernah makan eskrim saat cuaca panas lagi.

Namun, [Name] justru mengingkari janji yang sudah ia buat sendiri karena tidak tahan melihat godaan Rindou. Toh, ia tidak lagi merasakan sakit kepala di bagian dahi atau pelipis seperti waktu itu setelah memakan eskrim, jadi tak apa.

[Name] hanya tertawa pelan sembari kembali mengambil eskrim cup dari tangan Ran. "Apa papa memberitahu jika [Name] pernah menangis setelah makan eskrim?"

"Ya, bahkan dia mengancam akan membunuhku jika membuat gadis kecilnya kenapa-kenapa." Ran duduk memangku [Name], kemudian menyelipkan anak rambut gadis itu ke belakang telinga. "Setelah ini minum air hangat yang banyak, ya?" ucapan itu langsung mendapat balasan berupa anggukan kepala dari [Name].

Rindou yang sedari tadi masih berdiri di depan kulkas menatap datar interaksi antara kakaknya dengan bocah lima tahun. Timbul perasaan iri dengki yang sangat besar dalam hatinya. Sepertinya keinginan Rindou untuk menggeser posisi Ran dari hati [Name] adalah hal yang mustahil.

"Aniki, aku mau pergi ke luar."

𝐍𝐀𝐍𝐍𝐘 » haitani brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang