"Kak Ran?!" Tangan kecil [Name] menarik ujung baju yang sedang di pakai oleh Ran. Setelah sang pemuda menoleh ke arahnya, ia kembali membuka suara. "Kak Rin... dimana?"
Karena Ran hanya mengedikkan bahu, [Name] langsung berwajah murung. Setelah makan eskrim siang tadi, Rindou pamit ke luar dan sampai sekarang belum juga pulang.
"[Name] tidur dulu ya?" tawar Ran, langsung mendapat balasan berupa gelengan kepala dari sang gadis. Ran melirik jarum jam yang berada di dinding. "Memangnya belum mengantuk?"
[Name] kembali menggelengkan kepala. Padahal kenyataannya sudah mengantuk, tetapi ia masih ingin menunggu Rindou pulang.
"[Name] sini!" Ran menepuk-nepuk pahanya. [Name] yang awalnya duduk di kursi depan Ran, kini melangkahkan kaki mendekati Ran. "Lihat siapa yang menelpon mu." ucapnya seraya menyodorkan ponsel ke arah [Name].
[Name] mengernyitkan dahi, menatap Ran penuh tanya. "Pak tua cebol?"
Ran gelagapan. Benar juga, ia memberi nama kontak Levi 'pak tua cebol'. "Papa kesayangan mu."
Kedua mata [Name] berbinar saat mendengar hal tersebut, tangan kecilnya langsung meraih benda pipih itu. "Pa—"
Tidak sempat gadis kecil itu menyelesaikan ucapannya, karena seorang di seberang telepon langsung memberikan sebuah pertanyaan. "Kenapa belum tidur?"
Sementara [Name] asik berbincang dengan Levi, Ran mengangkat tubuh kecil itu agar duduk di pangkuannya. Karena gabut, jari Ran bergerak mengepang rambut [Name] yang tidak terlalu panjang.
Ketika sedang asik bercerita tentang hari nya bersama kak Ran dan kak Rin, suara pintu terbuka mengalihkan atensi [Name].
"Kak Rin!!" seru [Name] setelah melihat seorang yang baru saja membuka pintu. Gadis cilik itu buru-buru turun dari pangkuan Ran dan langsung berlari mendekati Rindou.
Tetapi di detik berikutnya, [Name] langsung menundukkan kepala sedih, merasa menjadi orang paling tersakiti sedunia hanya karena Rindou mengacuhkannya. Laki-laki itu justru berjalan santai ke arah kamar mandi seolah [Name] adalah makhluk tak kasat mata.
"Rindou!! [Name] sudah menunggumu pulang dari tadi." Ran berjalan mendekati [Name] yang masih termenung di tempat.
"Aku mau mandi," ucap Rindou acuh tak acuh. Mungkin jiwa tidak suka anak kecil sudah kembali ke dalam raganya. "Lagipula aku tidak menyuruhnya untuk menungguku pulang."
Kini hati kecil [Name] terbelah menjadi lima, hehe. Padahal rasa takutnya kepada Rindou sudah sedikit hilang, tetapi Rindou justru bersikap seperti itu.
"[Name] mau pulang ke rumah papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐍𝐍𝐘 » haitani brothers
أدب الهواة━ ❝ ketika 𝗵𝗮𝗶𝘁𝗮𝗻𝗶 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗮𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮 mengasuh bocah lima tahun ❞