23. Menjaga

969 113 0
                                    

Happy reading semuanya:)

Double up nih:)















Calvin menghela nafas untuk kesekian kalinya. Ia bosan menunggu kakak perempuannya yang sedang melakukan perawatan di salon. Ia menyesal, seharusnya ia ikut bersama dengan mamanya saja belanja kebutuhan rumah, walaupun harus dijadikan tukang angkat barang belanjaan setidaknya dia tidak akan mati kebosanan seperti ini.

Bayangkan saja, ini sudah lebih dari dua jam, tapi kakaknya itu belum selesai juga. Sebenarnya perawatan apa yang kakaknya lakukan itu? Apa semua cewek kalo ke salon itu pasti lama? Kalo iya, Calvin gak mau lagi nganter cewek ke salon. Kapok dia.

Karena sudah terlalu bosan menunggu, Calvin memutuskan keluar dari salon. Sebelum keluar, Calvin mengirimkan pesan jika sudah selesai untuk menghubunginya. Selain karena bosan, alasan Calvin memilih keluar dari salon adalah karena tatapan mata pengunjung wanita yang menatapnya memuja. Calvin sudah biasa mendapatkan tatapan seperti itu, tapi tetap saja dia risih.

Langkah kakinya membawa Calvin ke sebuah minimarket yang letaknya cukup jauh dari salon tempat kakaknya itu. Tak jauh dari minimarket itu, Calvin melihat ada garis polisi. Ia menyerngit bingung.

'Ada kecelakaan ya semalem?'

"WOYYY VIN!!!"

Calvin mengalihkan perhatiannya dari garis polisi itu dan mendapati ketiga temannya berdiri di depan minimarket dan berjalan menghampirinya.

"Lo ngapain di sini Vin? Motor lo mana?"tanya Danu melihat temannya itu. Seingatnya daerah ini cukup jauh dari kompleks perumahan tempat Calvin tinggal.

"Nganterin Kak Gita nyalon. Gue pake mobil."jawab Calvin.

"Terus kenapa lo jalan kaki? Kenapa gak pake mobil aja?" Bingung Edward. Setahunya, Calvin itu paling malas kalo harus jalan kaki.

"Kuncinya dipegang kak Gita." Ketiga temannya itu ber-oh ria mendengar jawaban Calvin.

"Pantes, btw lo udah tau kabar menghebohkan gak? Gila! Ini benar-benar heboh! Saking hebohnya, jadi trending topik di grup wa anak-anak rajawali."ucap Danu heboh yang membuat Calvin menyerngit bingung. Ia jarang membuka grup rajawali. Jika tidak penting, ia malas membukanya, karena biasanya hanya berisi obrolan unfaedah.

"Berita apaan emang?" Bukan Calvin yang bertanya melainkan Satya. Ia juga sama seperti Calvin. Males buka grup wa.

"Bang Rendra ngelindungi anak Starlight yang sering dibully! Ada videonya malah di grup."jawab Edward yang mendapatkan anggukan dari Danu.

Calvin menyerngit. "Emang anggota rajawali ada yang dari Starlight?"

"Ada! Baru-baru ini sih, bahkan ada yang cewek. Kalo gak salah ada tiga belas, sepuluh cowok sama tiga cewek. Dan cewek yang ngebully itu yang jadi anggota rajawali."jawab Danu.

"Kok bisa?" Satya bertanya. Setahunya Rendra tidak suka orang yang suka membully, lalu kenapa Rendra menerima tukang bully di gengnya?

Edward menggeleng pelan. "Gue juga gak tau, tapi yang jelas mereka bertiga sempat diseleksi sama kak Karina, kak Giselle."

"Tapi kalo---"

Ucapan Danu terpotong saat mendengar suara deru mesin motor yang terdengar mendekati mereka. Mereka berempat sontak menatap ke asal suara dan mendapati ke-enam pemuda turun dari motor mereka.

Baik Calvin dan ketiga temannya mengenal siapa keenam pemuda itu. Mereka adalah teman-teman Rendra, inti dari rajawali. Dengan segera mereka langsung menghampiri keenam pemuda yang memarkirkan motornya tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.

Ren's Story (Huang Renjun) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang