CHAPTER O2.

94 34 135
                                    

Nayara menatap tajam seorang wanita yang kini tengah duduk dihadapannya. Kemudian ia menatap polos Nevan yang berada di sebelahnya.

"Papa? Dia siapa?" Nayara bertanya dengan nada lucunya.

"Dia rekan kerja Papa sayang."

Nayara mengangguk paham, ia menatap kembali wanita itu dari atas sampai bawah. "Tante miskin ya? Bajunya kekecilan gitu ish! Emang ga sesek ya Tante?"

Wanita itu tampak menunduk malu, sedangkan Nevan sekuat tenaga sedang berusaha menahan tawanya mendengar pertanyaan polos putrinya itu.

"Ga boleh gitu sayang." Tegur Nevan akhirnya.

Wanita itu mendongak saat mendengar teguran Nevan, ia kembali percaya diri. Kemudian ia menatap anak itu lembut.

"Tante ngapain disini sama Papa Naya? Oh! Tante itu pelakor ya?!"

Nevan sontak melotot kaget, tau dari mana putrinya ini kata ' Pelakor ' .

"Kamu tau dari mana kata pelakor itu sayang?"

"Huh? Dari El, kata El, Daddy Zayn juga suka di tempelin sama pelakor Papa. Berarti Tante ini pelakor dong! Kan dia nempelin Papa terus."

Wajah wanita itu tampak memerah karena malu dan marah. "E-enggak sayang, Tante bukan pelakor. Tante rekan kerja Tuan Nevan ..."

"Dih? Tante siapa manggil Naya sayang? Naya masih normal Tante."

Wanita itu tampak tak bisa berkata-kata. Nevan menghela nafas, putrinya memang ajaib. Kemudian ia menggendong tubuh kecil Nayara. "Saya pulang dulu." Pamitnya pada Wanita itu.

Sedangkan Nayara memberontak didalam gendongan Nevan, "Papa!! Aku mau ngasih pelajaran sama Tante jelek itu! Lepasin!!"

"Kita pulang sayang ... Bunda pasti udah nunggu kita."

Nayara berhenti memberontak, kemudian ia mengangguk, melingkarkan tangannya di leher Nevan.

•°•°•

"EL!!!"

Gibran hanya terkekeh mendengar teriakan itu, "Kenapa Zel?"

Mata Nayara melotot, "Pasti El kan yang ngacak-ngacak kamar Zella!" Tuduh Naya seraya menunjuk ke arah Gibran.

"Kamu punya bukti?"

Bibir Nayara mengerucut sebal, "HUWAAA DADDY!!!!!"

Gibran sontak terkejut kemudian ia menghampiri Zella-nya. Kemudian ia memeluknya seraya menenangkannya.

"Aduhh Zella maafin El oke? Jangan nangis ... Zella .... Jangan nangis ..."

"ENGGAK HUWAA DADDY ZAYN!!! EL NAKALL!!"

Zayn yang mendengar teriakan itu sontak berlari turun dari tangga tergesa-gesa. "KAMU APAKAN NAYA, EL?!"

Gibran menyengir, "Daddy hehe."

"Axelio jawab Daddy."

Gibran menggeleng cepat, "El cuman bercanda Dad!! Janji ga bakal jail sama Zel lagi ..." Cicitnya diakhir.

Zayn segera membawa Nayara kedalam pelukannya. "Udah Naya ga usah nangis, nanti biar Daddy yang ngehukum El."

Nayara yang mendengar itu tampak mengangguk semangat, ia menjulurkan lidahnya mengejek ke arah Gibran.

A HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang