Cp. 3 Orange Haired Boy

299 79 1
                                    


"Pastikan tudungnya terpasang rapat!" bisik Junkyu sembari menarik ke depan tudung jubah yang Asahi kenakan, memastikan rambut putihnya itu tak terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pastikan tudungnya terpasang rapat!" bisik Junkyu sembari menarik ke depan tudung jubah yang Asahi kenakan, memastikan rambut putihnya itu tak terlihat.

Asahi memegangi kedua sisi tudung dengan kedua tangannya, lalu mengangguk pada Junkyu. Si bocah koala itu lantas memegangi lengan bawah Asahi sembari mencoba menyelinap melalui beberapa gang sempit diantara rerumahan. Secara perlahan dan berusaha terlihat tidak mencurigakan, keduanya mencoba berbaur di jalan baru besar dimana orang - orang sibuk berlalu lalang.

Asahi melontarkan pandangannya ke sana sini, melihat sejumlah orang dengan pakaian biasa, membawa keranjang rotan ataupun gerobak, membawa berbagai macam barang ke sana kemari. Pangeran itu juga mendengar keramaian untuk pertama kalinya, suara tapak kaki kuda, langkah orang yang terburu - buru hingga yang santai, nyanyian dari pemusik jalanan dan juga beberapa pedagang yang meneriakkan agar orang - orang tergoda untuk membeli barang mereka.

"Kita tak bisa beli apa - apa karena bisa ketahuan jika kita sehabis keluar." celetuk Junkyu, "Kau mau melihat tempat seperti apa dulu?"

Asahi menunjuk ke salah satu gerobak kuda yang baru saja melewatinya, "Kemana itu pergi?"

"Mungkin ke pasar, di sana ramai."

Asahi menatap kereta kuda itu dengan mata bulat yang melebar, seolah ia menemukan bintang jatuh dari dekat, ia segera berlari mengikuti gerobak kuda, tak peduli dengan suasana ramai yang mungkin benar menurut ucapan Junkyu.

Junkyu yang melihat Asahi dengan cepat lepas dari genggamannya itu dengan panik segera berlari menyusul pangeran penuh rasa penasaran itu.






"Yak! Sungguh- jangan tiba - tiba berlari begitu!" omel Junkyu, membungkuk bertumpu lutut dengan nafas yang tersengal.

Namun pangeran kecil itu tidak mendengarkan, Asahi sudah terlalu takjub pada betapa banyaknya orang yang berlalu lalang dan banyaknya orang berjualan di kedua sisi jalan. Wajah indah yang bersembunyi di balik topeng itu seperti akan meledak kegirangan, ia menoleh pada Junkyu dan menunjuk.

"Apa semua benda itu?" tanyanya antusias.

Junkyu hanya mendongak, nafasnya masih belum teratur untuk menjawab majikannya, namun Asahi yang terlalu girang itu benar - benar tak peduli, tangan kecilnya menarik pergelangan tangan Junkyu dan menariknya kesana kemari melihat banyak hal yang tak pernah ia lihat.

Lonceng angin yang terbuat dari kerang, pipi ataupun bambu, kedai buah dan sayur, kedai perhiasan dan juga kedai manisan, Asahi terus memutari seisi jalan pasar itu. Sejenak, matanya teralihkan pada kerumunan di ujung jalan, ia mencoba melihat dari puluhan badan yang berlalu - lalang, namun matanya tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi.

SAVIORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang