Cp. 2 Going Out

315 76 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Haruskah aku bertanya kenapa kau begitu lesu selama tiga hari terakhir, pangeran?" ucap Jisoo, menutup buku bacaan di tangannya dan seperti biasa, duduk dengan anggun di kursi 'guru' dengan kaki menyilang.

Asahi hanya mendongak sebentar, lalu kembali menundukkan kepalanya pada buku tulisnya. "Aku baik - baik saja."

"Kau harus berakting lebih baik." ujar Jisoo, "Sebagai gurumu, sudah kewajibanku untuk memantau muridku dari berbagai aspek, dan yang barusan itu-" Jisoo tersenyum, "Itu akting yang kurang bagus."

Junkyu melirik Asahi sekilas. Jisoo yang melihat Junkyu melirik pangeran itupun menunjukkan dengan ujung buku yang dia pegang.

"Kim Junkyu, bisa kau katakan padaku ada apa dengan pangeran?"

Junkyu mengembungkan pipinya sesaat, bibirnya manyun, berpikir apakah ia harus mengatakannya atau tidak. Ia melihat pada Jisoo, wanita itu masih menatapnya.

"Dia bilang dia ingin keluar istana dan melihat - lihat." jelas Junkyu pada akhirnya.

"Begitu?" hanya itu tanggapan yang keluar dari bibir manis guru wanita itu.

Asahi tak mengatakan apapun dan terus menulis di buku, meskipun ia ingin, namun nyatanya ia juga cukup sadar jika tak akan ada yang mengizinkannya dan ia juga tahu Junkyu tak mau mengambil resiko. Namun mulutnya berkata lain.

"Seperti apa diluar dinding istana?" tanyanya tanpa menatap sang guru. 

Jisoo tersenyum, "Berwarna, memiliki berbagai macam bau, ramai, benda - benda yang tak semahal benda - benda di istana." ucap Jisoo, "Dan juga alam yang membentang begitu luas."

Junkyu dengan ragu menatap guru itu, dalam pikirannya ia berucap 'Bukankah pernyataan itu akan membuatnya semakin penasaran?'.

"Aku tidak menuntutmu untuk menjadi Raja berikutnya untuk kerajaan ini, tapi jika kau ingin menjadi raja, mengetahui kondisi luar istana dengan mata kepalamu sendiri adalah salah satu keharusan."

Kini Junkyu melotot keheranan, "Nyonya Kim, Pangeran tak akan diizinkan keluar dari istana." ujar Junkyu.

"Memang benar, tapi percaya atau tidak, mendapatkan laporan kondisi berupa kertas itu cukup berbeda dari melihat kondisi dengan mata kepalamu sendiri." ucap Jisoo. "Selesaikan tulisan kalian dalam lima menit dan sesi akan berakhir, jika kau ingin membahas tentang luar istana, maka silahkan menemuiku."

Masih dengan senyum anggun dan ucapan yang tegas, Jisoo berdiri dari kursinya dan berjalan pergi dari ruangan belajar itu.

Junkyu menggelengkan kepalanya kebingungan, ia dengan ragu menoleh pada Asahi. Tangan kecilnya memegang pena bulu dan menulis dengan cepat, begitu ia memfokuskan pada raut wajahnya, Junkyu merinding bukan main. Matanya begitu fokus dan tampak menyeramkan, wajahnya tegang seolah mencoba menepis semua pembicaraan yang ia dengar dari ingatannya. Junkyu pun akhirnya berusaha menenangkan diri dan menyelesaikan tulisannya,  meski jantungnya terus berdegup kencang saking terkejutnya akan kejadian yang terjadi beberapa menit lalu.

SAVIORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang