36

42 5 1
                                    


Haloooo,,,, aku minta maaf ya kalau ada kata-kata yang kurang pas atau tidak bisa di pahami






Tzuyu

"DIA SIAPA SIALAN?!" Jeong dan Nayeon unnie berdiri.

"UNNIE HAJIMA—" Jeong unnie mendorong Sana unnie menjauh, dia hendak membuka pintu tetapi seseorang membukanya terlebih dulu.

"Jeong! Tenag saja!" teriak Namjoon oppa. Jeong unnie memelototinya.

"Tenang?! TENANG?! APAKAH KAMU BERCANDA KIM NAMJOON! JEON JUNGKOOK SIALAN ITU MENAMPAR DONGSAENGKU DAN KAMU INGIN AKU TENANG?!"

"Lepaskan aku! Yoongi! Lepaskan aku!" teriak Nayeon unnie.

"Biarkan aku pergi! LET ME-FUCKING PUT ME DOWN PARK JIMIN"

Jimin oppa menyuruhnya disamping Jihyo unnie.

"Kau akan membunuh dongsaeng kita!" Namjoon oppa berteriak padanya.

"Joon." Jihyo unnie menyebut Namanya.

Dia menghela nafas. "Suga hyung hampir membunuhnya juga." Dia berkata. "Hope dan V harus membawanya pergi sebelum dia benar-benar bisa membunuhnnya."

"Eomma, pipimu." Kata Areum saat para unnie dan oppa terus membicarakan apa yang terjadi.

Aku tersenyum pada putriku, lemah. "Keluarkan koper kita di bawah tempat tidur. Areum. Kita pergi." Dia mengangguk dan naik ke atas.

"JUNGKOOK SECARA FISIK MENYAKITI MAKNAE KITA, DEMI JALANG!" teriak Nayeon unnie.

"AKU AKAN MENGAJUKAN A-"

"Tidak unnie." Aku berdiri didepan mereka.

"APA-APA—"

"Aku baik-baik saja unnie."

"BAIK?!" Jeongyeon unnie memiringkan kepalaku ke sisi lain. "APAKAH KAU BERPIKIR INI BAIK CHOU TZUYU!?"

Aku menenangkannya sedikit. "Aku tahu unnie tapi biarkan saja."

"TZU—"

"Jika kamu mencintaiku unnie, kamu akan mengatakan 'ya'." Aku memberitahunya. "Biarkan dia. Aku dan Areum akan meninggalkan Seoul sekarang."

"APA?!"

Unnie lainnya berdiri karena apa yang mereka dengar.

"KAU AKAN MENINGGALKAN KAMI LAGI?!" teriak Dahyun unnie, air mata kini berlinang.

Aku mengangguk, saat aku tersenyum begitu lemah. "Ini untuk kebaikan, unnie dan oppa."

"TZUYU! TIDAK, KAMU TINGGAL DI SINI!" Jihyo unnie menangis.

Aku menggelengkan kepalaku. "Maafkan aku unnie tapi tidak." Aku berkata dan pergi keatas.

Aku segera mengemasi barang-barang kami sambil menangis. Areum membantuku mengepak yang lain sampai pintu terbuka.

"TZUYU, TIDAK, TOLONG!"

"TOLONG JANGAN TINGGALKAN KAMI LAGI!"

Aku menutup resleting koper saat kami selesai berkemas. Aku menyuruh Areum memakai jaketnya sebelum memakai jaketku.

"Tzuyu tidak, tolong! Tidak, jangan pergi!" Sana unnie menangis.

"Maafkan aku unnie." Aku memberitahunya dan memeluknya, erat.

"Tolong jangan! Tolong!"

Aku menggigit bibirku, menahan diri untuk tidak menangis sejadi-jadinya. Perlahan aku melepaskan pelukan itu dan memelukan unnie-unnieku yang lain.

Kesalahan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang