"Boleh aku duduk disini ka ?" perempuan itu berambut putih ponytail, badan nya tidak tinggi memang namun terasa pas untuk dipeluk, matanya berbinar selalu seperti itu sejak pertama kali kita bertemu, tidak lupa juga senyumnya yang tipis terasa jenaka, pipinya yang chubby bersemu merah imut.
Memang hanya satu kalimat, tapi percayalah aku sudah menunggu serasa seabad agar itu keluar dari bibirnya yang tipis. Meliriknya sedikit, lalu mengangguk pelan. Memang apalagi yang bisa kulakukan sedangkan dadaku bertalu genderang. Lucu memang, aku yang menunggu lama moment itu hadir, namun sangat canggung bila didekatnya.
"Suraya, dicariin juga dari tadi" tepukan di bahu perempuan itu sedikit mengejutkan, perempuan itu hanya mengerling malas, tidak menjawab hanya memajukan bibirnya menggerutu dengan melirik tidaknyaman kearahku, iya bahkan gerutuannya terdengar lucu, terdengar tipis. Dia melirik canggung kearahku sebelum menyeret temannya itu pergi menjauh.
Itu, kali pertama bersapa dengan galaksi-ku. Selalu akan menjadi galaksi ku.
.
.
.
see you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe : Hard for Live Without
FanficAwalnya kita saling melepaskan agar tidak menyakitkan. Tapi nyatanya sakitnya lebih mudah diobati dari pada kehilangan. Kenapa tidak bilang dari awal ? Kenapa aku harus menyerah dibelakang ? Kenapa tidak bilang ! Setidaknya bila menghilang jangan...