duo

11 2 0
                                    

a reason or a season, alasan manusia datang ke kehidupan manusia lain
-------------------------------------------

Rebahan adalah kegiatan utama setelah menjalani perkuliahan sore ini. "Nak, burjo yok" sepertinya kegiatan rebahan Naka akan berakhir dengan cepat seperti biasa, apalagi klo bukan karna fahrel si biang kerok

berguling kesamping mengarahkan sorot tajam ke sahabat nya itu "GA BISA EMANG KLO ABIS KULIAH TUH REBAHAN AJH DI KOSAN, PANTAT LU KERLAP KERLIP KLO CUMA DIEM DOANG YA!!!" sepertinya memang  begitu yaa klo bersahabat melatih mental dan sabar

Naka mengusap wajah nya kasar, kembali merebah menatap langit langit entahlah sepertinya ada hal yang mengganjal di pikirannya, tapi namanya juga naka maka akan di pendam terus, terus, terussss sampai gila sendiri. Seperti nya memang harus di "pekai-in" biar Naka bisa cerita apa yang jadi masalah nya, dan yaaa sudah hapal fahrel dengan hal satu ini maka dia hanya memandang sekilas, mengambil dompet dan kunci motor bangkit dari duduk nya "dah yok cabut, cerita disana ae", Naka melirik, mengganguk dan bangkit dari kasurnya

------------------------------------------------------
"Jadi, kenapa ??" Sekilas seperti hanya basa basi, tapi percayalah pertanyaan 'kenapa' itu hal yang paling susah di jawab, karna akan ada beribu alasan yang mendasari nya

"Euum, Ade tingkat" singkat Naka, menoleh sekilas pada fahrel sebelum mengaduk latte nya acak, " si Suraya itu ya? Mau nomer nya ?? Atau apa ? Belum ada denger Deket ma siapa siapa kok " Jeplak langsung fahrel, Naka terkesiap mengerjap, mengapa BESTie nya sangat peka pikir nya

"Tapi, gimana yaaa, deketin ? Gua belum punya apa apa yang bisa men-treat cewe like a queen" Fahrel hanya bisa melongo, maksudnya gimana ni, dari segi tampang Naka tipe yang okey bgt yaa mungkin ga se-hype JK anak teknik tapi kategori banyak gebetan kok, klo masalah uang, yaa duit beasiswa Naka memang ga seberapa sih, tapi part time nya dan beberapa kegiatan asist dosen, pasti bisa menjadikan 'ga seberapa' itu jadi bener bener berapa, jadi apa yang sebenernya ditakuti oleh sahabatnya ini fahrel frustasi menghela nafas berat, meminum Americano nya

"Hyuin kan? Dia yang bikin lu mikir panjang kali lebar gini ??" Fahrel menatap tajam Naka, 'mantan emang nyusahin' sumpah serapah nya dalam hati, ya bagaimana engga semenjak ditinggalkan oleh mantan gebetan nya yang satu itu, Naka emang banyak berubah, cuma karna wanita yang lebih memilih lelaki ber mobil di bandingkan Vario yang naka bawa kemana mana. chat, call bahkan makan bersama tidak idahnya angin lalu dibanding lelaki bermobil itu. Setidaknya itulah yang fahrel ketahui dari cerita Naka semester lalu

Brak, memukul meja tempat mereka nongkrong, untungnya burjo Temon sedang sepi, tidak tebayang kalo sedang ramai ramai nya, pasti jadi sasaran tatapan mereka "jalanin ajah dulu sih, maksudnya ya pendekatan ajah dulu, basa basi, yang dekat Ajh belum tentu jadian, ngapain mikir nanti klo dah jadian bisa nge treat dia apa engga, toh belum tau juga kan, si raya ini anak nya kek mana" putus fahrel meyakinkan sahabatnya itu, hanya dibalas lirikan Naka dan kedikan bahu

------------------------------------------------------

Sesampainya dikosan, Naka kembali memikirkan ucapan fahrel, iya selama ini Naka juga tidak buta kok dengan apa yang sudah dia alami, banyak di 'manfaatkan' itu jadi hal yang lumrah dialami Naka, bahkan seperti keseharian

Mungkin memang sudah saatnya dia memulai hal yang baru, tapi mulai dari mana??? Apakah dia harus memanfaatkan jabatan nya yang asisten praktikum itu? Atau dalam organisasi? Begitu riskan pikirnya, Naka berguling kesana kemari, akhh farel lebih dulu balik ke kosan nya setelah dari burjo itu, katanya sih mau jalan dengan teman nya, tapi entah teman yang mana lagi, saking banyaknya

"Chat duluan ni? Nge chat apaan yak, akhhhh" mengusap wajah nya kasar, frustasi

.
.
.

See ya

Breathe : Hard for Live WithoutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang