~Happy Reading~
Langit mendadak berubah kelabu.
"Hari ini pasti akan turun hujan," gumam Alia melihat langit dari jendela kamar tidur lalu mendengar suara mobil masuk ke garasi. Mematung berdiri di jendela melihat sang suami baru saja keluar dari mobil. Tidak ada kebahagiaan dari raut wajahnya ketika suami pulang kerja.
Fahmi sebagai suami Alia tersenyum sumringah membuka pintu kamar, melangkah lambat, dan mendekati Alia, tangannya dilingkarkan di perut ramping Alia.
"Hei sayang. Aku pulang," bisiknya tepat di telinga Alia. "Aku merindukanmu. Jadi pulang lebih awal." Fahmi mengecup leher Alia beberapa kali dengan mesra.
Alia menunduk melihat tangan Fahmi yang bergerak agresif di perutnya. Perutnya mulai melilit nyeri, bersama dengan perasaan gelisah, bimbang, dan takut pikiran negatif itu benar-benar sesuai dugaan. Rasanya semakin tak nyaman.
"Sayang. Kamu kenapa? Kok raut wajah kamu tidak senang aku pulang cepat?" Fahmi dibuat heran. "Ada apa denganmu?"
Memang, Fahmi setiap hari pulang telat dan ini baru pulang cepat setelah sekian lama lembur.
Alia melepaskan tangan Fahmi yang melingkar di perutnya. Membalikkan badan, menghadap Fahmi. Alia membeku tak bergerak, menarik napas, dan mengerjapkan sepasang matanya.
"Kamu selingkuh, 'kan?" Pertanyaan yang sudah lama Alia tahan akhirnya terlontar juga.
Fahmi tercengang. Matanya terbuka lebar-lebar. Tentu saja, Fahmi sangat terkejut dengan Alia yang secara tiba-tiba menayangkan dirinya berselingkuh.
"Sayang, kenapa kamu mengatakan yang tidak-tidak?" Fahmi berusaha menutupi rasa keterkejutan.
"Sekarang katakan padaku dengan sejujur-jujurnya!"
"Alia ... dengarkan aku! A-ku sama sekali tidak selingkuh!"
"Jangan membohongiku!"
"Aku tidak membohongimu!" seru Fahmi. "Demi apapun!"
"Oh ya?!" Alia mengambil ponselnya dengan cepat. "Liat! Buka matamu lebar-lebar. Ada seseorang mengirim pesan bertulis kamu berselingkuh dengan salah satu Dokter di rumah sakitmu. Benar?!" Alia menyodorkan ponselnya dengan kasar.
Fahmi mengusap wajahnya, matanya sudah terlihat panik. Tangan bergetar memegang ponsel Alia.
"Tidak, Al. Jangan percaya dengan berita hoax ini," elak Fahmi menggeleng kepala, membuang pandangan karena tidak berani menatap mata Alia yang tajam.
Alia menyunggingkan senyuman sinis. "Kamu mengelak?"
Fahmi pun memberanikan diri menatap wajah Alia yang sudah memerah. "Ini semua tidak benar, Alia. Aku bisa menjelaskan! Dengarkan aku dulu."
Alia tidak ingin mendengar penjelasan Fahmi, tangannya menarik paksa kerah kemeja Fahmi dan memandang wajahnya secara dekat dengan mata elangnya.
"Sudah sejauh mana hubunganmu? Kamu menidurinya?"
Fahmi melebarkan mata sekali lagi setelah mendengar penuturan Alia.
"Apa?" Lelaki itu menggeleng. "Aku sama sekali tidak tidur dengannya!" Tak membenarkan. Merasa dituduh dan dipojokkan oleh istrinya.
"Really?!" Alia tidak percaya.
Senyuman menakutkan dan kilatan mata dari Alia membuat Fahmi tak bisa berkata-kata. Lalu terdengar suara tawa Alia yang dibuat-buat, menertawakan kebohongan Fahmi. Alia sangat yakin. Tidak mungkin hanya berkencan layaknya anak ABG. Sudah pasti perselingkuhan yang dilakukan suaminya sangat jauh, menjadi teman tidur di kala bosan dengannya.
"BRENGSEK! KAMU PASTI SUDAH TIDUR DENGANNYA!"
"AKU SAMA SEKALI TIDAK TIDUR DENGANNYA, ALIA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Menidurinya [REVISI]
Romance[AREA 21+] Alia seorang perawat di rumah sakit Fortis menikah dengan Dokter Obygn terkenal di rumah sakit Havanna, bernama Fahmi. Kehidupan pernikahan keduanya harmonis dan romantis hingga tiga bulan terakhir. Bahtera rumah tangga yang dibangun ole...