SUARA dari papan pengetik laptop terdengar nyaring karna suasana perpustakaan yang sepi. Perempuan yang memakai hoodie berwarna kuning cerah menatap serius layar laptop yang menunjukan ilustrasi sesosok laki-laki yang kemarin ia potret secara diam-diam.
Perempuan bernama lengkap Darjeeling Ruby itu mendesah lelah saat pekerjaan yang ia kerjakan selama sepuluh jam ini telah rampung. Deretan foto yang sudah telah Ruby kerjakan ia masukan kedalam file dan menyimpannya dengan baik.
Nama lovvieby sudah sering kali terdengar dikalangan pelajar yang bersekolah di SMA Republik. Namun pemilik dari lovvieby tidak diketahui identitasnya. Yang mereka tau, pemilik dari lovvieby adalah seorang perempuan.
Lovvieby adalah penjual gift box yang sudah dimodifikasi versi lovvieby sendiri. Untuk saat ini Ruby hanya mempunyai dua produk dalam tokonya. Sebuah buku yang berisi foto-foto yang sudah dipenuhi pernak-pernik, serta tulisan-tulisan penyemangat, dan komik singkat dengan alur oneshoot.
Dan bulan depan, tepatnya bulan februari, Ruby akan meluncurkan produk terbarunya yaitu flower bucket & baloon dan surprise box snack. Berhubung dibulan itu terdapat hari valentine yang mendukung Ruby menargetkan pasarnya. Ruby juga berencana menjual wax seal stamp seat karna banyak yang menginginkannya sewaktu Ruby mengunggah video sedang mengemas barang-barang dari pembeli dan Ruby memberi tanda di kotak luar dengan wax seal stamp berlogo lovvieby.
Sejatinya Ruby sangat menyukai menggambar dan memotret. Dan ia menggabungkan kelebihannya itu kepada lovvieby. Berawal dari bosan, hingga ia mempromosikan jasanya disebuah base milik sekolahnya yang ada di Twitter. Siapa yang menyangka siswa SMA Republik menyambut dengan antusias?
Suara dering telepon terdengar saat Ruby hendak menutup laptopnya. Ruby mengambil ponsel tersebut dan mengangkat panggilan dari Cokorda Raja Ashva Pradipta.
"Rub! Lo dimana?"
"Gue di perpus. Kenapa?" tanya Ruby seraya bangkit dari posisinya. Ruby membenarkan letak kursi seperti semula dan pergi dari perpustakaan sekolah.
"Udah mau jam 12, tolol. Lo nggak lupa kan mau upload paket sepesial valentine?"
Ruby menghentikan langkahnya. Ia mengecek jam tangan yang tersemat di tangan kirinya. Jam dua belas kurang empat menit. Ruby mempercepat langkahnya agar sampai ke tempat kelasnya berada. Seraya berlari, Ruby berucap, "Va, lo upload duluan kalau gue belum sampe ke sana. Gue udah taro caption-nya di draft kok."
Ashva membalas, "Traktir bakso 30 ribu ye."
Mendengar itu, Ruby berdecak malas. "Dasar mata duitan lo!" ucap Ruby sambil menempelkan kartu siswa miliknya ke pintu masuk perbatasan gedung perpustakaan dan gedung IPS. Begitu pintu terbuka secara otomatis, Ruby berlari dengan cepat.
"Mata bakso-an goblok! Kan gue mintanya bakso bukan duit!" seru Ashva.
"Mulut lo kaya orang nggak punya agama!" balas Ruby kesal.
***
"Bisa-bisanya jual gift box gini laku keras," ucap Ashva yang tidak habis pikir.
"Alhamdulilah lah! Gini-gini lovvieby jadi sumber uang kedua lo kan?"
"Puji Tuhan, goblok! Elo kristen!" ucap Ashva mendorong dahi Ruby pelan.
"Astungkara, anjir! Lo hindu, tolol!" ujar Ruby tidak mau kalah.
Alven yang sedang duduk di meja milik Ashva menatap interaksi keduanya jengah. "Lo berdua yang bukan ahli agama, mending diem aja! Bantuin gue dulu!" Laki-laki yang sudah berumur delapan belas tahun itu 'nyasar' masuk kedalam kelas X IPS 4 dengan muka kusam seperti terbebani utang negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AirDrop
Teen FictionDarjeeling Ruby (Ruby) tidak sengaja salah memilih akun AirDrop saat akan mengirimkan foto-foto miliknya. Naasnya, pemilik AirDrop tersebut adalah Saka Raja (Saka)! Siswa kelas 12 SMA yang pemarah dan nakal. Mungkin Ruby tidak akan setakut ini jika...