01

9 4 2
                                    


HAPPY READING ALL !!

haloo kawand, ak kembali dengan cerita baru yg pasti bakal menguji kesabaran klean, ak sebenernya mau up nanti tp gtau knp tangan gatel bgt pen publish, pdhl cerita yg lain blm ending [hehe]...















siders = PKI























__________________________________






Pada dasarnya semua kehidupan akan berakhir bila waktunya telah tiba. Tetapi Kanaya menginginkan kehidupannya berakhir secepatnya.

"Dasar anak kurang ajar!" seperti pagi ini, ia mendapat bentakan dari mama tirinya. Rina.

"Kamu ini anak perempuan! Bangun itu harus pagi, nyapu, ngepel, buat sarapan, baru ke sekolah!" Bentak Rina.

Kanaya hanya menunduk, ia sudah biasa dengan ini semua.

"JAWAB!" bentaknya, membuat Kanaya sedikit mundur.

"ck, mah dia kan bisu" sahut adik tirinya, Elina.

"udah kerjain apa yang saya suruh ke kamu!" setelah itu Kanaya di dorong sampai terjatuh di kasur.

Elina menutup pintu kamarnya dengan kencang.

Kanaya menatap sebuah bingkai foto almarhumah bundanya yang sudah meninggal 5 tahun lalu. Akibat ayahnya yang selalu berbuat kasar dan membuat bundanya meninggal di depan kedua mata Kanaya sendiri.

Kanaya berusaha melaporkan itu ke pihak polisi, tapi seolah bungkam. Mereka tidak mengindahkan surat yang selalu Kanaya berikan. Sepertinya mereka di sogok oleh ayahnya agar masalah ini seolah terlihat seperti perampokan.


-
-
-
-
-


Setelah selesai melakukan permintaan mama tirinya, Kanaya bergegas merapihkan buku nya kedalam tas.

*brukk

Suara pintu kamarnya di buka secara paksa, Kanaya menoleh terdapat adik tirinya. Ia menghela nafas, apalagi sekarang?

"kerjain pr gue! pokoknya sampai ke sekolah harus udah selesai" Elina melempar buku pr itu, kemudian keluar dari kamar Kanaya.

'kenapa dia gak pernah bisa usaha sendiri' batin Kanaya.

Setelah selesai membereskan bukunya, Kanaya mengerjakan pr milik adik tirinya itu sebelum berangkat ke sekolah.










***






Kanaya sedikit berlari menuju ke sekolah, 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi dan gerbang akan di tutup.

*tring !!

Dan benar saja bel masuk baru saja berbunyi saat Kanaya tiba di depan gerbang. Ia melihat Elina yang menagih bukunya, dan Kanaya langsung memberikan nya. 

"karena kamu terlambat, cepat berlari 10 putaran keliling lapangan!" Kata pak Marto guru olahraga.

Kanaya menaruh tasnya di dekat bangku di tepi lapangan, ia mulai berlari.
Setelah hampir 6 putaran ia selesaikan, kepalanya mulai pusing. Panas nya matahari membuat pandangannya kabur.

*brukk

Kanaya pingsan, ia berusaha melambaikan tangannya meminta bantuan. Tetapi tidak ada siapapun di sana kecuali dirinya seorang.

Dark Time'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang